Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jalaluddin Rakhmat Wafat: Besar dari Ormas Islam dan Pernah Jadi Anggota DPR

Cendekiawan Muslim Jalaluddin Rakhmat meninggal pada Senin, 15 Februari 2021di ICU Rumah Sakit Santosa Internasional Bandung pada 15.45 WIB.

15 Februari 2021 | 17.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh komunikasi sekaligus cendekiawan Muslim Jalaluddin Rakhmat meninggal pada hari ini, Senin, 15 Februari 2021. Jalaluddin, 71 tahun, meninggal di ICU Rumah Sakit Santosa Internasional Bandung pada pukul 15.45 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Telah berpulang cendekiawan Muslim dan mutiara intelektualisme Islam negeri ini, Kang Jalal, KH. Jalaluddin Rakhmat ke haribaan Allah SWT," kata politikus PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi lewat akun Facebook-nya. Zuhairi mempersilakan tulisannya dikutip.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jalaluddin Rakhmat lahir di Bandung, 29 Agustus 1949. Ia dikenal sebagai intelektual Muslim dan pakar komunikasi di Tanah Air. Jalaluddin lama menjadi dosen di Universitas Padjajaran, Jawa Barat. Ia banyak menulis buku, di antaranya berjudul Psikologi Komunikasi, Rekayasa Sosial, Psikologi Agama, Tafsir Kebahagiaan, Islam Alternatif, dan lainnya.

Di masa mudanya, Jalaluddin dibesarkan di kalangan Nahdlatul Ulama, kemudian aktif di gerakan Muhammadiyah. Belakangan ia dikenal sebagai salah satu tokoh Syiah di Indonesia. Jalaluddin ikut membidani salah satu organisasi Syiah di Indonesia yakni Jamaah Ahlulbait Indonesia pada Juli 2000.

Jalaluddin meraih gelar master komunikasi dari Iowa State University dan doktor ilmu politik dari Australian National University. Bergabung menjadi staf pengajar Unpad sejak 1978, ia kemudian terjun ke politik pada 2013. Jalaluddin menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Zuhairi mengatakan karya-karya Jalaluddin Rakhmat banyak menginspirasi dirinya dan banyak pemikir Muslim di Indonesia. Ia mengaku memiliki hubungan batin guru dan murid dengan Jalaluddin. Zuhairi pun memohon doa bagi Jalaluddin yang kini berpulang. "Kita doakan almarhum ditempatkan di surga. Di awal pandemi, saya sowan kepada almarhum karena saya rindu mendengarkan pesan-pesannya sembari mencium tangannya," kata Zuhairi.


BUDIARTI UTAMI PUTRI

Baca: Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus