Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Jokowi atau Prabowo yang Lebih Menguasai Isu Disabilitas?

Sejumlah kelompok penyandang disabilitas memberikan penilaian mereka terhadap penguasaan isu difabel oleh Jokowi dan Prabowo dari debat capres lalu.

22 Januari 2019 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Capres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (kanan) bersalaman dengan capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019. ANTARA/Setneg-Agus Suparto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok penyandang disabilitas memberikan tanggapan terkait isu difabel para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden dari debat pilpres yang berlangsung Kamis, 17 Januari 2019. Pada kesempatan itu calon presiden Jokowi dan Prabowo Subianto mengemukakan visi dan misi mereka, termasuk menyinggung isu disabilitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua salah satu organisasi penyandang disabilitas, Suharto yang menjadi Direktur Sasana Inklusi dan Advokasi Difabel atau SIGAB menganggap calon presiden Joko Widodo sudah memiliki paradigma yang baik terhadap penyandang disabilitas. "Pasangan nomor urut satu sudah memahami perubahan perspektif kebijakan yang berkaitan dengan isu disabilitas. Dari pendekatan charity menjadi pendekatan hak," ujar Suharto saat dihubungi Tempo, Jumat, 18 Januari 2018.

Senada dengan Suharto, Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia atau HWDI, Maulani Rotinsulu mengatakan kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presien sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang isu disabilitas. Hanya saja, untuk perubahan paradigma, Maulani menilai pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin lebih baik. "Pernyataan pasangan calon nomor satu lebih akurat tentang istilah dan perubahan paradigma setelah Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, disahkan," ujar Maulani.

Sementara itu, Perkumpulan Penyandang Disabilitas Fisik Indonesia atau PPFDI, menilai pasangan calon nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memiliki visi dan misi yang lebih nyata untuk penyandang disabilitas. "Sebenarnya pidato kebangsaan yang disampaikan pasangan calon nomor dua pada Minggu malam sebelum debat, lebih bisa dijadikan acuan daripada pertanyaan yang dilempar panelis pada debat Pilpres," kata Mahmud Faza dari PPDFI.

Menurut Mahmud Faza, pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tidak menyuguhkan wacana, melainkan memaparkan solusi nyata untuk penyandang disabilitas. Solusi itu, menurut dia, misalnya peningkatan kesejahteraan melalui pembukaan lapangan kerja.

Pasangan capres - cawapres nomor urut 01, Jokowi (ketiga kiri) dan Ma'ruf Amin (kiri) bersalaman dengan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) usai Debat Capres dan Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019. Sementara Prabowo dan Sandi tampil kompak dengan jas dan dasi. ANTARA/Sigid Kurniawan

Peneliti Hukum dan Kebijakan terkait isu disabilitas dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakan atau PSHK Universitas Indonesia, Fajri Nursyamsi mengapresiasi visi dan misi kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Hanya saja, dia menyayangkan kedua pasangan calon ini tidak menyampaikan isu disabilitas terbaru.

"Sayangnya respons kedua pasangan calon tidak maksimal karena tidak ada yang saling mengkritisi visi dan misi yang sama-sama mengusung isu disabilitas," ujar Fajri. Menurut Fajri, sudah banyak data dan capaian pasangan calon nomor 1 yang dinilai berhasil. Begitu pula pasangan calon nomor dua yang dianggap sudah memaparkan isu disabilitas dengan baik. "Tapi mereka tidak mengelaborasi kelebihan-kelebihan ini."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus