INILAH gaya hidup seorang Jepang yang nasibnya ikut naik bersama naiknya nilai tukar yen terhadap dolar. Tiap hari, lelaki 60 tahun yang tak disebutkan namanya itu bangun pukul lima pagi. Sebagai orang yang hidup sendiri, ia pun lalu memberes-bereskan semuanya: selimut, tempat tidur, dan lain-lain. Lalu ia mengenakan setelan lengkap: jas dan dasi. Dan sebelum berangkat pergi, mungkin khawatir miliknya dicuri orang ia menitipkan barang-barangnya di lemari penyimpan barang di sebuah stasiun kereta api. Kemudian ia berangkat ke tempat berkumpulnya para makelar. Meski namanya tak sebesar Khashoggi -- pialang milyarder Arab Saudi yang populer itu -- lelaki Jepang satu ini juga seorang makelar di pasar bursa. Ia jadi kaya semenjak ada yendaka, naiknya nilai mata uang Jepang. Sore hari ia makan di restoran, sudah itu mandi di permandian umum sebagaimana kebanyakan orang Jepang, dan pulang. Tak sebagaimana seorang pemilik rumah yang lalu membersihkan rumahnya atau melakukan ini dan itu, tokoh kita ini langsung istirahat dan tidur. Ini bukan karena ia malas. Tapi karena "rumah"nya adalah lantai dasar sebuah bangunan bernama Silver Plaza di Tokyo. Maaf, pialang ini bila di Indonesia memang disebut tunawisma alias gelandangan. Tapi memang ia bukan sembarang gelandangan. Dalam surat kabar Tokyo berbahasa Inggris, Mainichi Daily News, lelaki itu punya uang kontan berjumlah ratusan ribu, sebuah kartu kredit, dan sejumlah kuitansi. Uang rupanya tak bisa mengubah gaya hidup semua orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini