Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih buka suara soal pembekuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Menurut dia, kritik mahasiswa sebaiknya tidak membawa nama institusi kampus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nasih menyatakan bahwa pihaknya tidak membatasi ekspresi mahasiswa. Namun, kritik mahasiswa sebaiknya melalui saluran pribadi, bukan mengatasnamakan kampus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami enggak membatasi atau membungkam, tapi gunakan saluran-saluran yang benar. Jangan campur adukkan antara pendapat pribadi dengan institusi. Karena nanti yang tanggung jawab juga institusi,” kata Nasih.
Nasih mengatakan hal itu karena kritik karangan bunga satire yang dibuat BEM FISIP Unair mengatasnamakan kampus. Menurut dia, kritik itu bersifat pribadi.
“Kalau mau ngomong apa pun atau misuh (berkata kotor) ya gunakan saluran pribadi, bukan urusan kampus,” ucap Nasih.
Dia juga mengatakan bahwa keputusan pembekuan BEM FISIP Unair adalah kebijakan Dekanat. Namun, rektorat melakukan evaluasi terhadap seluruh keputusan.
“Bukan intervensi, tapi kami (rektorat) mengevaluasi. Kami mendorong untuk menciptakan win-win solution antara BEM dan Dekanat FISIP,” ucap Nasih.
Sebelumnya, BEM FISIP Unair dibekukan usai membuat karangan bunga satire untuk Prabowo-Gibran. Dekanat FISIP Unair beralasan bahwa karangan bunga itu tidak beretika.
Dari foto yang disebar di sosial media, karangan bunga itu berbentuk persegi panjang dan terdapat foto presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Papan itu bertuliskan ‘Selamat atas dilantiknya Jenderal Bengis Pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3 sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi’.
Pada bagian bawah foto Prabowo ditulisi Ketua Tim Mawar. Sementara pada bagian foto Gibran ditulisi admin Fufufafa. Selain itu, terdapat tulisan ‘Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi).
Presiden BEM FISIP Unair, Tuffahati Ulayyah membenarkan bahwa karangan bunga itu inisiatif bersama pengurus. Foto karangan bunga itu juga viral di media sosial. “Viral di X (Twitter), lalu kami repost (posting ulang),” ucap Tuffa.
Usai viral, perwakilan pengurus BEM FISIP Unair dipanggil komisi etik fakultas untuk memberikan klarifikasi pada Kamis, 24 . Lalu, kepengurusan BEM FISIP resmi dibekukan pada Jumat, 25 September 2024. Pembekuan itu kini telah dicabut.