Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, penanganan kebakaran TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat dilakukan dengan banyak cara. “Penanganan pemadamannya sudah multi dimensi," kata dia di Gedung Sate, Bandung, Jumat 25 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ridwan Kamil, pemadamannya melibatkan banyak pihak seperti pemadam kebakaran, Badan Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas juga sudah melakukan water bombing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"BNPB juga sedang proses. BMKG menunggu ada bibit-bibit awan yang sudah siap memindahkan rekayasa cuaca dari Banten ke Sarimukti," ujar dia. Menurut Ridwan Kamil, kemarin tidak ada awan sehingga tidak bisa dilakukan rekayasa cuaca. "Mudah-mudahan hari ini ada awan," kata mantan Wali Kota Bandung itu.
Kebakaran di area penampungan sampah TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat terjadi sejak Sabtu, 19 Agustus 2023. Hingga Selasa, 22 Agustus 2023 malam api belum bisa dipadamkan. Area yang terbakar berada di zona 2, 3, dan 4. Masing-masing zona tersebut memiliki luas area menembus 2,7 hektare, 4 hektare, dan 5 hektare.
Ridwan Kamil dijadwalkan akan melihat langsung kebakaran di TPA Sarimukti yang dilaporkan luasnya menembus 6 hektare menggunakan helikopter hari ini, Jumat, 25 Agustus 2023.
Ridwan Kamil mengaku sudah meminta Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan bila perlu segera merelokasi sementara warga yang terdampak kebakaran yang terancam terpapar ISPA. “Saya sudah mengimbau Pak Hengky untuk mengantisipasi apakah masyarakat mengungsi dulu, atau memakai bantuan masker. Lihat sesuai sikon, tidak ada yang tidak terdampak,” kata dia.
Ridwan Kamil mengatakan, khusus untuk mengantisipasi sampah Bandung Raya yang tertahan yang tidak bisa dibuang ke TPA Sarimukti yang terbakar tersebut, akan disiapkan tempat penampungan sampah darurat. Lokasinya berada tak jauh dari area TPA Sarimukti.
“Untuk sampah yang mungkin menunggu sehingga menumpuk, hari ini sudah saya putuskan akan kita cari tempat masih ada di wilayah Sarimukti. Karena kalau di wilayahnya bukan Sarimukti ada dinamika dengan masyarakat itu lebih kompleks lagi. Jaraknya tidak terlalu jauh sehingga masih di zona yang namanya TPA,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan, proses penyiapan tempat penampungan sampah darurat tersebut diperkirakan memakan waktu paling cepat 2 hari. “Karena tempat sementara ini tidak siap, dadakan begini, kami butuh 2 hari untuk menjebol lahan. Nyiapin jalan, infrastruktur buat truk bisa masuk karena dia (lahannya) agak miring kira-kira begitu. Jadi sampah-sampah Bandung Raya mungkin paling cepat Hari Minggu atau paling telat Hari Senin itu sudah bisa buang ke TPS sementara,” kata dia.
Ridwan Kamil meminta partisipasi warga sambil menunggu proses berlangsung dengan mengurangi produksi sampah sementara. “Dalam menunggu itu, saya imbau masyarakat untuk mengurangi bersama-sama, membantu dengan mengurangi produksi sampah, mengolah sendiri dulu, jangan dikit-dikit buang sembarangan dan lain sebagainya,” kata dia.
TPA Sarimukti awalnya merupakan TPA darurat yang sengaja dibangun untuk menggantikan TPA Leuwigajah di Kabupaten Bandung (kini berada di wilayah Bandung Barat) yang ditutup karena longsor pada 2005. TPA Leuwigajah dulu juga menjadi penampungan sampah akhir bagi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi. Pun demikian dengan TPA Sarimukti yang juga merupakan tempat pembuangan akhir sampah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat (pemekaran Kabupaten Bandung), serta Kota Cimahi yang sudah beroperasi sejak 2006.