Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kegiatan Kantor Pusat Disetop, Kuliah Tetap Jalan

Aktivitas perkuliahan di Pondok Pesantren Jami'ah Khalifah Ali bin Abi Thalib, Lampung Selatan, tetap berjalan normal. Berbeda dengan kegiatan di kantor pusat Khilafatul Muslimin, yang dihentikan mulai Sabtu lalu.

13 Juni 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Santri beristirahat di pesantren Jami'ah Khalifah Ali Bin Abi Tholib yang berada di bawah naungan Khilafatul Muslimin, di Lampung, 11 Juni 2022. Dok. Derri Nugraha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kegiatan Khilafatul Muslimin wilayah Lampung Timur dihentikan sementara mulai hari ini.

  • Mata kuliah utama di Pondok Pesantren Jami'ah Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah Al-Quran dan hadis.

  • Biaya operasional di Pondok Pesantren Jami'ah Khalifah Ali bin Abi Thalib mencapai Rp 60 juta per bulan.

JAKARTA – Satu per satu santri berpakaian putih-hijau keluar dari ruang kelas Pondok Pesantren Jami’ah Khalifah Ali bin Abi Thalib, Lampung Selatan, Provinsi Lampung, kemarin siang. Mereka baru saja mengikuti perkuliahan di lembaga pendidikan milik Khilafatul Muslimin tersebut. Lembaga pendidikan di sini setara dengan perguruan tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kegiatan perkuliahan berjalan seperti biasa. Para santri terlihat tak terpengaruh oleh penangkapan enam pendiri Yayasan Pendidikan Khilafatul Muslimin, termasuk amir tertinggi organisasi itu, yaitu Abdul Qadir Hasan Baraja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Aktivitas di Jami’ah Khalifah tetap berjalan kendati Abdul Qadir Hasan Baraja tengah menjalani proses hukum,” kata Juhana Mukhlis, penanggung jawab harian Pondok Pesantren Jami’ah Khalifah Ali bin Abi Thalib, kemarin.

Juhana mengatakan aktivitas pendidikan di Pondok Pesantren Jami’ah Khalifah Ali bin Abi Thalib tetap berjalan normal, meski Hasan Baraja ditangkap polisi dan organisasinya menjadi sorotan publik. Selasa pekan lalu, Kepolisian Polda Metro Jaya menangkap Hasan Baraja di Lampung. Selanjutnya, polisi menangkap kelima pendiri dan pengurus Khilafatul Muslimin lainnya. Mereka disangka anti-Pancasila dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Santri beristirahat di Pesantren Jami'ah Khalifah Ali Bin Abi Tholib yang berada di bawah naungan Khilafatul Muslimin, di Lampung, 11 Juni 2022. Dok. Derri Nugraha

Pondok Pesantren Jami’ah Khalifah Ali bin Abi Thalib berdiri di atas lahan seluas 5 hektare, beralamat di Jalan Terusan Margodadi, Sumber Jaya, Kecamatan Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan. Pesantren ini mempunyai 200 santri, 14 tenaga pengajar, dan 6 anggota staf bagian umum.

Mereka berfokus pada dua mata kuliah utama, yaitu Al-Quran dan hadis. Meski begitu, santri tetap mendapat mata kuliah umum, seperti bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, serta mata kuliah keterampilan, seperti otomotif, listrik, dan komputer.

“Keterampilan tersebut sebagai bekal hidup agar lulusan Jami’ah Khalifah tak menjual agama,” kata Juhana.

Masa pendidikan di pesantren ini hanya dua tahun, berbeda dengan kampus pada umumnya yang mencapai 4-7 tahun. Lulusan pesantren mendapat gelar Sarjana Kekhalifahan Islam (S.KHI). Syarat utama kelulusan mahasantri di sini minimal menghafal 15 juz Al-Quran.

Juhana mengklaim biaya operasional pesantren ini mencapai Rp 60 juta per bulan. Sumber dana untuk menutupi biaya operasional tersebut berasal dari sumbangan sukarela jemaah Khilafatul Muslimin. “Kebanyakan sumbangan bukan berupa uang, melainkan berbentuk barang, seperti beras dan sayuran,” ujar Juhana.

Menurut Juhana, Hasan Baraja sudah berpesan kepada pengurus pondok pesantren agar bersabar. Selama ini, kata dia, Hasan Baraja juga tak pernah menutupi rekam jejaknya yang pernah menjadi anggota Komando Jihad, Darul Islam, dan Negara Islam Indonesia—ketiganya kelompok radikal.

“Masa lalu alumnus Pondok Pesantren Gontor itu tak ada hubungannya dengan Khilafatul Muslimin,” kata Juhana.

Pengurus Pondok Pesantren Ukhuwwah Islamiyyah Khilafatul Muslimin, Abdul Aziz dan Muslimin Ali Imron, tiba di Polda Metro Jaya, Jakarta, 12 Juni 2022. TEMPO/M. Taufan Rengganis

Kondisi di Pondok Pesantren Jami’ah Khalifah Ali bin Abi Thalib berbeda jauh dengan di kantor pusat Khilafatul Muslimin di Jalan Wage Rudolf Supratman, Telukbetung, Bandar Lampung, setelah penangkapan Hasan Baraja dan sekretaris Khilafatul Muslimin, Abdul Aziz. Kegiatan di markas pusat mereka dihentikan sejak Sabtu lalu.

Amir Kampung Khilafah, Djulyaidi Zubairi, membenarkan penghentian aktivitas di kantor pusat mereka. Di luar itu, ia menyayangkan penangkapan Hasan Baraja dan para pengurus Khilafatul Muslimin yang terkesan seperti penangkapan teroris. Padahal selama ini Khilafatul Muslimin bersikap kooperatif jika berurusan dengan hukum. “Kalau dilayangkan surat, insya Allah kami datang,” katanya.

Kegiatan Khilafatul Muslimin di wilayah juga dihentikan sementara mulai hari ini, salah satunya di Lampung Timur. Mantan pemimpin Khilafatul Muslimin wilayah Lampung Timur, Fathul Inam, mengatakan penghentian kegiatan itu akibat pengurus Khilafatul Muslimin wilayah Lampung Timur ikut ditangkap polisi. “Biasanya, jika khalifah berhalangan, kerja-kerja keorganisasian di bawah sekretaris. Tapi kondisinya berbeda karena sekretaris juga ditangkap. Untuk saat ini, belum ada pemberitahuan resmi soal kepemimpinan,” kata Fathul.

IMAM HAMDI | HENDRY SIHALOHO (LAMPUNG) 
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus