Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Dadan Hindayana menyebut pelaksanaan program makan bergizi gratis di Sekolah Luar Biasa (SLB) berjalan tanpa hambatan. Secara keseluruhan, kebijakan itu baru berjalan di 10 SLB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sementara baru terdeteksi 10 SLB yang menerima manfaat di 9 daerah. Sejauh ini aman,” kata Dadan melalui pesan pendek dikonfirmasi Tempo pada Rabu, 15 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia tidak merespons saat ditanya secara rinci kendala dalam pelaksanaan program MBG untuk SLB.
Memasuki penerapannya, makan bergizi gratis belum banyak menyentuh sejumlah SLB di Jakarta yang diisi kelompok rentan, seperti anak dengan disabilitas. Beberapa SLB yang belum mendapatkan makan bergizi gratis misalnya SLB Rawinala Jakarta Timur. Sekolah ini merupakan sekolah khusus yang membina siswa multi disabilitas atau memiliki lebih dari satu jenis ragam disabilitas, yang jumlahnya kurang lebih 60 orang.
"Belum ada ya MBG yang ke Rawinala," ujar Kepala Panti Rawinala, Sundari kepada Tempo, saat dihubungi, Ahad 12 Januari 2025.
Selain Rawinala, program belum menghampiri SLB A Pembina Tingkat Nasional di wilayah Lebak Bulus Jakarta Selatan. SLB yang khusus menangani kegiatan belajar mengajar anak Tunanetra ini juga belum mendapat program Makan Bergizi Gratis. "Belum," tulis Kepala Sekolah SLB A Pembina Tingkat Nasional, Indrawati Saptariningsih melalui pesan Whatsapp.
SLB lain yang juga belum tersentuh program MBG adalah SLB Negeri 09 Jakarta Utara yang memiliki jumlah siswa kurang lebih 90 orang. "Belum tersentuh program tersebut," kata Kepala Sekolah SLB Negeri 09 Jakarta Utara, Husnul Khatimah.
Kendati demikian, molornya pemberian MBG kepada SLB ini dapat digunakan untuk mengevaluasi diet khusus yang harus dilakukan anak dengan ragam disabilitas tertentu. Tidak semua anak disabilitas dapat mengkonsumsi makanan yang dikonsumsi anak - anak pada umumnya. Salah satunya anak dengan sindrom autisme.
Terdapat perilaku diet khusus yang harus dijalani anak dengan autisme. Situs resmi Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, menyebutkan bahwa anak dengan sindrom autisme rentan terhadap pengaruh gluten, kasein, phenol dan food additive. Lantaran itu, sebaiknya hindari memberikan anak autis makanan dan minuman yang mengandung gluten, kasein, phenol dan bahan tambahan makanan.
Makan bergizi gratis merupakan salah satu program unggulan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Program tersebut sudah berjalan sejak memasuki awal semester genap 2025 yang dimulai pada Senin, 6 Januari lalu.
Dadan Hindayana mengklaim pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama dua pekan ini berjalan baik dan lancar. Dadan mengatakan perbaikan kebijakan ini terus ditingkatkan. “Kekurangan berbasis laporan masyarakat jadi bahan evaluasi harian,” kata Dadan melalui pesan pendek kepada Tempo pada Rabu, 15 Januari 2025. “Penyempurnaan hanya masalah waktu saja.”
Dadan mengatakan evaluasi per hari dilakukan di tingkat lembaganya. Dia menyebut diskusi dengan Presiden Prabowo Subianto mengenai kebijakan ini dilakukan setiap dua pekan atau satu pekan sekali. “Kalau tidak sempat bertemu, beliau telepon,” katanya.
Pilihan Editor: Komisi IX Maklumi Menu Makan Bergizi Gratis Kurang Variasi