Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahad Abdulrahman AlJalajel. Adapun kerja sama yang dijalin berupa penggabungan sumber daya manusia antar kedua negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satunya, kata dia, mencakup kerja sama antara Universitas Nahdlatul Ulama dan sebuah perusahaan baru di Arab Saudi yang mengelola lebih dari 300 rumah sakit. "Jadi menggabungkan orang-orang, belajar, dan juga pengalaman," kata dia saat ditemui di Kantor Kemenkes, Jakarta, pada Senin, 24 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, Budi menyampaikan bahwa Indonesia saat ini memerlukan lebih banyak tenaga medis untuk operasi jantung. Ia berharap melalui kerja sama ini, dokter dari King Salman Relief dapat hadir di Indonesia untuk membantu meningkatkan jumlah operasi, terutama bagi anak-anak dengan kelainan jantung bawaan.
"Kita ada 12 ribu setahunnya, 6 ribu tidak tertangani dan meninggal. Itu bisa dibantu oleh King Salman Relief," ujar dia.
Budi juga berharap kerja sama ini mencakup pertukaran sertifikat vaksin dalam bentuk digital. Sebab, jemaah haji dan umrah dari Indonesia harus memenuhi persyaratan vaksinasi di imigrasi atau bandara. Dengan digitalisasi sertifikat vaksin, proses pemeriksaan akan menjadi lebih mudah bagi kedua belah pihak, meskipun jumlah jemaah dari Indonesia sangat banyak.
"Jadi kalau bisa itu didigitalize, itu akan jauh lebih mudah untuk kedua belah pihak," tutur dia.
Tak cuma itu, Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahad Abdulrahman AlJalajel, kata Budi, juga akan mengunjungi Bio Farma untuk membahas kapasitas produksi vaksin. Menurut dia, MoU ini juga bertujuan untuk mewujudkan produksi vaksin yang lebih merata dan tersebar di Afrika, Asia Timur, Timur Tengah, Indonesia, Asia Selatan, dan Amerika Selatan.
"Dengan demikian, jika terjadi pandemi lagi, kita akan memiliki cukup fasilitas produksi untuk menyediakan vaksin bagi 8 miliar orang di seluruh dunia," tutur dia.