Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BIMA - Kerugian akibat bencana banjir bandang yang dua kali menerjang Bima pada Rabu dan Jumat pekan lalu diperkirakan mencapai Rp 984,4 miliar. Rencana aksi tanggap darurat itu kini difokuskan pada pendistribusian bantuan dan pembersihan. "Proses pembersihan sampah yang menumpuk dilakukan oleh personel dari TNI, Kepolisian Daerah, dan BPBD," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, Salafudin, kemarin.
Estimasi kerugian tersebut dihitung dalam rapat bersama yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei di Bima, Ahad malam lalu.
Menurut Willem, lembaganya telah mengalokasikan bantuan logistik sebesar Rp 3,4 miliar untuk tindakan pascabencana. Selain itu, BNPB akan membantu pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan anggaran, peralatan, dan manajerial yang didampingi inspektorat utama. "Penanganan korban pascabanjir sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, yaitu agar memenuhi kebutuhan dasar dan menangani pengungsi dengan sebaik-baiknya," kata Willem.
Data rekonsiliasi terbaru menunjukkan korban terdampak bencana ini mencapai 105 ribu jiwa. Sebanyak 8.491 jiwa di antara korban tersebut masih tinggal di 30 titik pengungsian yang tersebar di empat kecamatan. Selain rumah, ratusan bangunan fisik fasilitas umum rusak berat, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, jalan, jembatan, prasarana air minum, tempat usaha, dan persampahan. Kerusakan juga terjadi di 2.247 hektare lahan sawah-separuh di antaranya sudah atau siap tanam.
Pemerintah daerah dan BNPB berencana berkomunikasi dengan sejumlah kementerian lintas sektor untuk membicarakan upaya rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur yang rusak. Perbaikan sekolah rusak, misalnya, akan disampaikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Adapun perbaikan terhadap kerusakan fasilitas umum, seperti jalan dan jembatan, akan melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat.
Khusus untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko bencana pada masa mendatang, rapat tersebut juga menyimpulkan perlunya segera dilakukan normalisasi sungai, penataan drainase, dan penertiban tata ruang.
Komandan Resor Militer 162/Wira Bakti Kolonel Infanteri Farud Makruf mengatakan personelnya akan terus bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat dan BPBD untuk pembersihan. Upaya pembersihan, kata dia, diperlukan untuk mengurangi trauma pada masyarakat dan melancarkan drainase. "Proses pembersihan dilakukan dengan menentukan titik-titik pembuangan untuk memudahkan pengumpulan sampah," kata dia.
Persoalannya, menurut dia, banyak tumpukan sampah yang tersebar di berbagai titik. Jumlah truk pengangkut sampah pun sangat minim. "Kami akan menambah armada truk pengangkut sampah serta mempercepat pembersihan," kata Farud. GHOIDA RAHMAH | SUPRIYANTHO KHAFID | AKHYAR M. NUR
Korban dan Kerugian
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengungkapkan hingga kemarin siang jumlah korban terdampak bencana banjir bandang di Bima pekan lalu mencapai 105.753 orang. Sebanyak 8.491 orang di antaranya masih tinggal di 30 lokasi pengungsian. Kerugian terbesar diperkirakan berupa harta penduduk yang rusak atau hilang tersapu banjir.
Jumlah Korban Terdampak
Kecamatan Rasanae Timur 3.581 Jiwa
Kecamatan Mpunda 30.078 Jiwa
Kecamatan Raba 19.955 Jiwa
Kecamatan Rasanae Barat 33.492 Jiwa
Kecamatan Asakota 18.648 Jiwa
Estimasi Kerugian
Harta Benda* Rp 607,93 Miliar
Fasilitas KesehatanRp 64,4 Miliar
Lahan PertanianRp 5,8 Miliar
Fasilitas PendidikanRp 9,2 Miliar
InfrastrukturRp 259 Miliar
Tempat UsahaRp 420 Juta
RumahRp 30,1 Miliar
PerkantoranRp 7,8 Miliar
Catatan:
*Estimasi oleh pemerintah daerahSumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo