Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kisah Nenek Aisyah Lansia di Aceh: Tak Punya WC hingga BAB di Kantong Plastik

Aisyah. seorang lansia asal Aceh, mendapatkan bantuan rumah dari pemerintah.

28 Mei 2024 | 06.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Aisyah, 80 tahun, perempuan lanjut usia (Lansia) di Aceh Utara, menerima bantuan pe

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Aceh - Aisyah, seorang warga lanjut usia (Lansia) dari Desa Pulo Rungkom, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, lama tak memiliki WC di rumah. Perempuan berusia 80 tahun itu tinggal sendirian di sebuah gubuk berukuran 3,5 x 5 meter dekat rumah salah satu anaknya. Suami Aisyah sudah lama meninggal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aisyah adalah salah satu warga Lansia di Kecamatan Dewantara yang terpilih mendapatkan bantuan rumah dari Kementerian Sosial (Kemensos). Saat Tempo mengunjungi rumahnya, bangunan tempat tinggal Aisyah sudah direnovasi. Namun sebelum itu, dia tinggal di sebuah bangunan semipermanen berdinding tripleks tanpa kasur ataupun kamar mandi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan berbahasa Aceh kepada seorang penerjemah, Aisyah menceritakan alasannya tak mau tinggal bersama cucu atau anaknya. “Takut merepotkan karena suka pipis kalau malam. Lebih nyaman rumah sendiri, walaupun jelek tapi takut ganggu anak,” kata Aisyah saat ditemui di tempat tinggalnya pada Senin, 27 Mei 2024.

Aisyah, yang lahir sekitar tiga tahun sebelum negara ini merdeka, tidak fasih berbahasa Indonesia. Dia mengaku dapat mengerti jika ada yang berbicara kepadanya menggunakan Bahasa Indonesia, namun tak dapat menjawabnya.

Aisyah mengatakan baru kali ini mendapatkan bantuan rumah dari pemerintah. Saat rumahnya masih berupa gubuk tanpa WC, dia bercerita selama ini buang air besar (BAB) menggunakan kantong plastik.

“Dulu rumahnya kayak gini tapi bilik semua. Terus karena WC kan enggak ada, jadi pakai plastik baru dibuang ke hutan atau sungai di belakang,” ucap Aisyah.

Aisyah beberapa kali tersenyum saat diajak berkeliling rumah barunya oleh para pendamping dari Kemensos. Dia juga sempat menengok kamar mandi baru di tempat tinggalnya, lengkap dengan kloset.

Saat melihat rumah baru itu, Aisyah menyempatkan diri menawarkan susu sembako yang dia terima. Aisyah ingin menjamu tamu-tamunya. “Senang, mohon didoakan sehat panjang umur,” ujar dia.

Kepala Desa Pulo Rungkom, Adami mengatakan nilai bantuan yang diterima Aisyah adalah sebesar Rp 20 juta. Rumah Lansia yang sudah lama tinggal di gubuk itu selesai dibangun kembali oleh Kemensos dan pemerintah desa dalam waktu satu pekan.

Adami mengungkapkan masih ada 4-5 lima orang Lansia lagi di kelurahan tersebut yang kondisinya sama dengan Nenek Aisyah. “Rencana kami memang untuk tahun depan akan kita ajukan kembali (ke Kemensos) untuk (bantuan) 4-5 rumah itu,” kata Adami.

Diketahui, bantuan rumah untuk Lansia kali ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2024 Kemensos. Sejumlah kegiatan untuk HLUN telah dilakukan Kemensos sejak awal Mei 2024.

"Kemensos juga membangun kembali rumah Lansia yang tidak layak huni melalui program Rumah Sejahtera Terpadu (RST)," kata Mensos Tri Rismaharini dalam keterangan tertulis pada Ahad, 26 Mei 2024.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus