Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kita Jangan Alergi

Wawancara Tempo dengan Hardi, 60, Dubes RI untuk Republik Sosialis Vietnam tentang hubungan Indonesia dengan Vietnam dan latar belakang kunjungan Pham Van Dong ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. (nas)

23 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIBA di Indonesia pekan lalu dalam rangka kunjungan PM Pham Van Dong, Dubes RI untuk Republik Sosialis Vietnam (RSV) Hardi (60 tahun) menyempatkan diri untuk diwawancarai TEMPO. Sambil minum kopi, bekas tokoh PNI yang pernah menjabat Wakil PM ini menjawab beberapa pertanyaan ini: Apa latar belakang kunjungan PM Pham Van Dong? Mengapa ISV begitu cepat berubah sikapnya? Vietnam saat ini sedang menghadapi tantangan besar dalam bentuk kesulitan di bidang politik, sosial dan ekonomi. Dalam bidang politik misalnya ketegangan dengan RRC dan Kamboja. Akibat diputuskannya bantuan RRC, timbul kesulitan dalam bidang sosial-ekonomi. Sedang di dalam negeri timbul tuntutan rakyat yang makin meningkat sesudah perang 30 tahun. Rakyat Vietnam menghendaki peningkatan taraf kehidupan ekonomi dan pemerintahnya harus mengikuti. Untuk itu dianggap perlu adanya kunjungan ini dalam rangka mencari kompensasi dari kesulitan yang dialaml. Mengapa ke negara-negara Asean? Negara-negara Asean bersahabat dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), mengadakan konsultasi dan punya hubungan baik dengan Jepang dan AS. Jadi secara tidak langsung, image hubungan baik antara Vietnam dan Asean akan merupakan kondisi yang menguntungkan bagi pemeliharaan hubungan baik antara Vietnam dan negara-negara Barat. Di samping itu Asean sudah mendapat apresiasi yang cukup positif dari RRC dan Kamboja. Ini tidak bisa diabaikan Vietnam hingga mereka berubah sikap. Bagaimana tentang hubungan Indonesia-Vietnam sendiri? Jelas ada kemajuan bila dibanding keadaan sebelum 1975. Waktu itu banyak hambatan bagi KBRI dalam menjalankan tugasnya. Tapi selama 1« tahun iniada kemajuan yang terlihat dari kunjungan delegasi ekonomi, Wakil Menlu Phan Hien, Menlu Nguyen Duy Trinh dan puncaknya kunjungan PM Pham Van Dong ini. Ini berkat adanya faktorfaktor obyektif dan subjektif. Artinya di samping perkembangan politik dan ekonomi regional yang membawa iklim baru, juga ditambah dengan usaha dari kepala perwakilan negara-negara Asean di Hanoi. Hubungan baik antara RI-RSV dapat diberi bentuk dalam kerjasama di berbagai bidang. Misalnya perdagangan. Yang terang Vietnam memerlukan pupuk dan semen, sedang Indonesia bisa memperoleh superfosfat dari RSV. Tapi realisasi dari peningkatan perdagangan ini masih memerlukan waktu. Misalnya karena untuk bisa mengekspor superfosfat Vietnam harus menyempurnakan prasarananya dulu. Satu soal yang dianggap penting kedua pihak adalah penyelesaian masalah batas landas benua antara kedua negara yang sangat diharapkan dapat segera diselesaikan. Yang juga bisa dilakukan adalah pertukaran pengiriman delegasi dan ahli. Vietnam misalnya dapat mengirim ahli untuk meninjau eksplorasi dan eksploitasi minyak Indonesia. Juga di bidang pengembangan perkebunan karet dan kelapa sawit. Bagaimana kedudukan Vietnam dalam sengketa RRC-Uni Soviet? Siapapun dapat melihat bahwa Vietnam berada dalam kesulitan yang besar sekali. Terlepas dari perkembangan yang faktuil, Vietnam dalam jangka panjang mungkin akan mencari jalan sendiri untuk tidak terlalu tergantung pada hanya salah satu kekuatan besar ini. Mereka agaknya ingin menegakkan kemerdeKaan dan netralitas mereka sendiri. Jadi apa kesimpulan Bapak tentang kunjungan ini? Kita dapat menanggapinya secara responsif dan terbuka. Di samping dapat mendengarkan gagasan-gagasan baru dari Vietnam, kita mungkin juga dapat mengerjakan hal yang bermanfaat bagi kedua pihak. Pokoknya kita jangan alergi dalam arti a priori, karena itu tidak akan menyelesaikan persoalan. Kalau kita apriori dan menyudutkan orang-orang ini terus, mereka akan menjauhkan diri dan dekat pada pihak lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus