Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah menilai Deddy Corbuzier melakukan kekerasan psikologis terhadap anak. Beberapa waktu lalu, Deddy membuat pernyataan kontroversial mengenai anak-anak yang mengeluhkan menu Makan Bergizi Gratis lewat Instagram dan TikTok @mastercorbuzier.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tentu ini sebuah kekerasan psikologis ya bagi anak-anak yang disebut seperti itu. Jadi saya tidak menghendaki itu terjadi,” kata Maryati saat dihubungi Tempo pada Jumat, 24 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 17 Januari 2025, Deddy mengkritik keluhan-keluhan anak tentang menu Makan Bergizi Gratis. Ia menganggap anak-anak perlu bersyukur karena diberikan makanan secara cuma-cuma. “Kurang enak kepala lu pea,” kata Deddy.
Selain itu, Deddy bercerita tentang caranya mendidik anak. Menurut Deddy, jika anaknya mengeluh soal makanan maka ia akan menaboknya.
Maryati menganggap Deddy terlalu berlebihan dalam merespons keluhan anak. Menurut dia, anak berpotensi mengalami tekanan psikologis dan ketakutan untuk mengutarakan pendapatnya jika melihat pernyataan Deddy.
Menurut dia, anak-anak dalam tahap tumbuh kembang terbiasa mengutarakan pendapat secara terus terang. Hal itu, kata dia, sebenarnya justru bisa menjadi masukan bagi program Makan Bergizi Gratis.
“Saya justru berharap influencer atau siapa pun, mari sama-sama mendukung (Makan Bergizi Gratis) dengan pola dan perilaku yang sesuai. Artinya apa? Ya tidak harus berlebihan,” kata Maryati.
Maryati berpendapat, pelaksana program Makan Bergizi Gratis justru terbuka terhadap masukan. Bahkan, ia menilai Presiden Prabowo Subianto terus melakukan langkah-langkah evaluasi agar program dapat berjalan lebih baik. Sehingga ia berharap tidak perlu ada lagi respons berlebihan terhadap anak yang mengutarakan pendapat secara jujur.
Sementara itu, Badan Gizi Nasional selaku pelaksana Makan Bergizi Gratis juga telah melakukan evaluasi terkait menu. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana sebelumnya mengatakan pihaknya akan menyurvei menu yang disukai siswa dalam program makan bergizi gratis. Ahli gizi akan memprosesnya pada sisa periode bulan pertama pelaksanaan program. “Survei untuk cek menu-menu favorit dan yang kurang disukai. Ini akan menjadi acuan rutin,” kata Dadan saat dihubungi Tempo pada Senin, 20 Januari 2025.
Menurut Dadan, variasi menu makan bergizi gratis dibuat untuk periode satu bulanan. Di akhir periode satu bulan akan ada evaluasi untuk menentukan menu di bulan selanjutnya. Evaluasi itu, kata Dadan, salah satunya dipandu oleh ahli gizi.