Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kurangi Sampah Plastik, Izifill Siapkan Dispenser Isi Ulang Botol Air Minum

Izifill membuat solusinya untuk mengurangi limbah plastik lewat pengembangan dispenser khusus untuk isi ulang tumbler ukuran 200 dan 500 mililiter.

30 Juli 2023 | 20.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengguna botol air minum sendiri atau tumbler kadang mengalami masalah isi ulang ketika airnya habis di suatu tempat atau tengah dalam perjalanan. Agar pengguna tidak mengisi ulang dengan membeli air minum dalam kemasan plastik, Izifill membuat solusinya untuk mengurangi limbah plastik lewat pengembangan dispenser khusus untuk isi ulang tumbler ukuran 200 dan 500 mililiter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saat ini fokusnya ke sekolah, kampus, dan coffee shop,” kata CEO dan Co-Founder Izifill Ichsan Mulia Permata pada Ahad, 30 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Startup dari Bandung itu menggunakan dispenser pabrikan dan buatan sendiri. Sumber airnya berasal dari galon air minum, juga air ledeng atau air sumur yang disaring. Ukuran saringan membrannya 0,0001-0,0005 mikron atau lebih kecil dari kuman, bakteri, jamur, dan virus.

“Untuk menjaga kualitas airnya kami melakukan uji laboratorium,” ujar lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung itu.

Izifill membalutkan teknologi Internet of Things pada stasiun isi ulang air minum tumbler itu. Tanpa harus menyentuh dispenser, pengguna pertama kali akan diminta untuk masuk ke tautan isi ulang lewat smartphone.

Cara lain dengan memindai kode batang atau barcode yang tertera di mesin. Setelah itu pengguna memilih kapasitas air yang diinginkan, apakah 200 atau 500 mililiter. Pada mesin jenis tertentu, pilihan airnya bisa yang panas, dingin, atau hangat.

Sebelum menekan tombol pengisian di layar smartphone, pengguna harus meletakkan botol air minumnya di tempat pengisian. Setelah riset sejak 2020 menurut Ichsan, hingga Juni 2022 penggunanya sebanyak 820 orang dengan jumlah air sebanyak 1.931,7 liter.

Cara itu diklaim sanggup mengurangi 5.000 lebih botol plastik air minum dalam kemasan dan menghemat uang pengguna sekitar 25-30 persen. 

Sejauh ini Izifill telah bermitra dengan tujuh tempat seperti sekolah menengah atas negeri di Jakarta dan Bandung dan kafe. Pada tahun ini ditargetkan bisa bekerjasama dengan 20 mitra yang akan berbagi hasil dari penghasilan.

Harga airnya menurut Ichsan, menyesuaikan dengan kondisi di lokasi. Di kafe misalnya lebih mahal daripada di sekolah. “Di sekolah harganya Rp 2000 per 500 mililiter,” katanya.

Ide pembuatan mesin isi ulang air untuk tumbler itu terkait upaya pengurangan sampah plastik. Menurut Ichsan, dulu produsen air minuman menggunakan botol beling yang dipakai lagi. Namun cara itu telah lenyap setelah digantikan botol-botol plastik sekali pakai lalu menjadi limbah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus