Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Maarif NU Usul Aswaja Masuk Kurikulum untuk Tangkal Radikalisme

LP Maarif NU menilai materi Aswaja cocok untuk menangkal paham radikalisme dan terorisme.

11 Februari 2019 | 20.41 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sejumlah santri membentangkan bendera Merah Putih saat kirab memperingati Hari Santri Nasional di halaman kantor DPRD Sumatera Selatan, Palembang, Sabtu, 20 Oktober 2018. Sekitar 15 ribu santri se-Kota Palembang turut memeriahkan kirab yang mengusung tema "Bersama Santri, Damailah Negeri" tersebut. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Malang-Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama Kabupaten Malang, Jawa Timur mengusulkan materi Ahlussunnah Waljamaah atau Aswaja dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran. Sebab, Aswaja dianggap efektif menangkal paham radikalisme dan terorisme.

Ketua LP Maarif NU Kabupaten Malang Hasan Abadi mengatakan paham radikalisme yang mengarah pada kekerasan seringkali muncul karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan agama yang moderat. Paham radikalisme, kata dia, berkembang jika dipicu oleh pemahan yang salah sehingga berbahaya bagi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. "Ini wujud nyata menyemai moderasi, wasathiyyah, antiradikalisme di Indonesia," kata Hasan, Senin 11 Februari 2019.

Baca: Di Payakumbuh, Radikalisme jadi Fokus Pengamanan Jelang Pemilu

Aswaja secara khusus membahas dan menguatkan pentingnya moderasi dan antiradikalisme di Indonesia. Khususnya sikap, pikiran dan perilaku berkehidupan beragama, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Mata pelajaran Aswaja merupakan ciri khas pelajaran tentang moderasi dan antiradikalisme. Selama ini sudah diajarkan di sekolah dan madrasah di bawah LP Maarif. "Mata pelajaran Aswaja diajarkan dan dipraktikkan di Sekolah dan Madrasah di lingkungan Nahdlatul Ulama," katanya.

Pelajaran Aswaja terbukti secara konkrit menguatkan sikap, pikiran, dan perilaku moderat dan antiradikalisme di lingkungan NU. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama, kata dia, bisa mengadopsi keberhasilan NU menerapkan Aswaja. Terutama dalam membentuk, menguatkan, dan melestarikan sikap, pikiran dan perilaku moderasi dan antiradikalisme.

Simak: Imam Besar Masjid Istiqlal Dirikan Kantor Anti Radikalisme

Yakni dengan memberikan tambahan mata pelajaran secara wajib, pilihan maupun ekstra. Atau memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk bisa memberikan mata pelajaran melaui Dinas Pendidikan setempat.

LP Maarif Kabupaten Malang meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama agar mata pelajaran Aswaja masuk mata pelajaran yang bisa menjadi laporan atau evaluasi kinerja guru kelas atau guru mata pelajaran. Tujuan utamannya untuk menangkal radikalisme di kalangan pelajar dan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kukuh S. Wibowo

Kukuh S. Wibowo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus