Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pangkalan Udara (Lanud) TNI Angkatan Udara (AU) Adisutjipto Yogyakarta tengah bersiap menjalankan program makan bergizi gratis pada awal 2025 ini. Lanud Adisutjipto Yogyakarta menjadi salah satu dari tujuh lanud di Indonesia yang ditunjuk TNI untuk menjalankan program makan bergizi gratis bersama Badan Gizi Nasional (BGN).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk saat ini kami masih tahap merampungkan persiapannya bersama BGN, sudah 95 persen untuk persiapan infrastrukturnya program itu," kata Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adisutjipto Yogyakarta Letkol Sus Rizwar, Minggu petang 5 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Yogyakarta, target program makan bergizi gratis ini menyasar sejumlah siswa dari sekolah yang berada di sekitar wilayah teritorial. "Untuk sekolah yang akan didistribusikan makan bergizi gratis sudah dipetakan, rencana ada 14 sekolah yang berada di sekitar wilayah Lanud Adisutjipto dengan jumlah lebih dari 3 ribu siswa," kata dia.
Rizwar mengatakan, awal pekan ini personil yang akan bertugas serta menyiapkan bahan baku untuk program itu juga sudah siap seluruhnya. "Nanti akan kami informasikan kapan program itu pastinya akan dilaksanakan," ujarnya.
Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Ditya Nanaryo Aji menuturkan leading sektor pelaksanaan makan siang bergizi dikelola langsung Badan Gizi Nasional.
"Untuk kick off program itu di DIY sementara akan dilakukan di SMK Negeri 3 Wonosari Gunungkidul pada 6 Januari 2025," kata dia.
Adapun, pemerintahan Prabowo Subianto memulai program makan bergizi gratis pada hari ini 6 Januari 2025. Program ini akan dilangsungkan di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi.
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, selama Januari hingga Maret 2025, diharapkan program makan bergizi gratis dapat menyentuh tiga juta penerima manfaat.
Penerima manfaat itu terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil serta ibu menyusui. Jumlah tersebut akan terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025.