Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENGENAKAN jas dan sarung cokelat serta berpeci hitam, Ma’ruf Amin berdiri di belakang mimbar putih yang dilengkapi mikrofon di ruang rapat lantai lima Gedung High End, Jakarta Pusat, Selasa pekan lalu. Belasan orang yang berada di ruangan yang ditempati Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin diam mengawasi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia nonaktif itu.
Mantan presenter Tina Talisa kemudian mempersilakan Ma’ruf menyampaikan visi-misi calon presiden-wakil presiden nomor urut satu. “Waktunya dimulai dari sekarang,” kata Tina seperti diceritakan Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf, Usman Kansong, kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Selagi Ma’ruf berbicara, angka 12 di tiga penanda waktu digital yang tersebar di penjuru ruangan mulai bergerak mundur.
Sore itu, Ma’ruf menjalani simulasi debat calon presiden-wakil presiden untuk pertama kalinya. Menurut Usman, tim kampanye berupaya menggelar simulasi semirip mungkin dengan debat sebenarnya. Kamis pekan ini, debat perdana mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme.
Dalam simulasi, Tina Talisa berperan sebagai moderator. Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta dua tahun lalu, Tina menjadi moderator debat. Dihubungi lewat telepon, Tina enggan bercerita banyak soal simulasi tersebut. “Itu urusan tim kampanye,” ujarnya.
Menurut Usman, penyampaian visi-misi oleh Ma’ruf selesai beberapa detik sebelum 12 menit, waktu yang tersedia saat debat untuk kedua pasang calon. Artinya, tiap calon sebenarnya cuma punya waktu enam menit. Setelah Ma’ruf selesai berbicara, mereka yang berada di dalam ruangan mulai memberikan masukan. “Kami meminta pandangan mata Pak Kiai jangan hanya satu arah,” ujar Meutya Hafid, mantan presenter televisi yang menjabat Wakil Direktur Komunikasi Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf.
Masukan lain adalah soal diksi. Menurut Meutya, tim mengingatkan Ma’ruf agar menyisipkan frasa “Indonesia maju” saat berpidato. Itu adalah slogan kampanye Jokowi-Ma’ruf.
Politikus Partai Golkar ini mengatakan Ma’ruf menjalani simulasi selama sekitar satu setengah jam. Di sela acara, tim kerap berdiskusi dengan mantan Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut. Selama Ma’ruf berada di belakang mimbar pidato, di depannya ada kamera yang -merekam. Nantinya, ujar Usman Kansong, tim kampanye dan Ma’ruf akan mengevaluasi penampilan saat debat dan memperbaikinya.
Usman, politikus Partai NasDem, mengatakan, sebelum simulasi itu, Ma’ruf sudah mulai bersiap menghadapi debat. Sabtu dua pekan lalu, sejumlah anggota tim kampanye menemui Ma’ruf di rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dan memberikan penjelasan tentang mekanisme serta berbagai trik menghadapi debat. Tim bersepakat, Ma’ruf akan tampil natural. Misalnya, Ma’ruf akan tetap mengenakan sarung dan peci, yang menjadi ciri khasnya.
Menurut Meutya, nantinya Jokowi pun akan bergabung dalam latihan debat. Simulasi bersama ini penting terutama untuk mengatur waktu penyampaian program. Usman dan Meutya meyakini, baik Jokowi maupun Ma’ruf tak akan kesulitan berbicara dalam debat karena kerap berpidato dan berceramah. Persoalannya, keduanya selama ini berbicara tanpa dibatasi waktu. “Orang pesantren tahu setannya ada di mikrofon,” ujar Usman disertai tawa.
Tak hanya menggelar simulasi, kata Usman, tim juga menyiapkan materi berupa jawaban dan pertanyaan untuk dipelajari Jokowi dan Ma’ruf. Tim memperkirakan berbagai persoalan yang akan ditanyakan kubu lawan dalam debat. Misalnya soal penyelesaian kasus hak asasi manusia yang merupakan janji kampanye Jokowi-Jusuf Kalla pada pemilihan presiden 2014. Tim juga menyiapkan jawaban seandainya pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno menanyakan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, yang tak kunjung tuntas.
Menurut Usman, semua pertanyaan dan jawaban itu dikemas dalam bentuk pointer dan diserahkan kepada Jokowi serta Ma’ruf. “Di sela-sela kampanye, mereka bisa mempelajarinya,” ujar Usman.
Sebagaimana Jokowi-Ma’ruf, pasangan Prabowo-Sandiaga bersiap menghadapi debat. Bedanya, pasangan nomor urut dua ini belum mengadakan simulasi. Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan jagoannya baru akan menggelar simulasi bersama beberapa hari sebelum debat. “Kami masih berfokus mendiskusikan materi debat,” ujar mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah ini.
Calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto, menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, 5 Desember 2018. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali Sera, mengatakan, untuk menghadapi debat, kubunya membentuk Tim Delapan. Personelnya antara lain dua mantan menteri di kabinet Jokowi, yaitu bekas Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan, yang mengurus manajemen debat, serta Sudirman Said, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Mardani juga tergabung di Tim Delapan dan bertugas mengevaluasi segala kekurangan persiapan debat.
Menurut Mardani, kubu Prabowo-Sandiaga juga mengundang sejumlah pakar untuk memberikan masukan. Di antaranya dua mantan pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi, Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto. Bambang belum menanggapi pertanyaan Tempo. Sedangkan Busyro mengaku memberikan masukan tentang isu antikorupsi. “Terutama soal sistem, aturan, dan kebijakan pemerintah yang membuka celah korupsi,” ujar Busyro.
Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah ini menyampaikan masukan tersebut melalui Dahnil Anzar. Menurut Dahnil, Busyro juga menyumbangkan materi tentang terorisme, yang menjadi tema debat. Selama ini, Busyro memang kerap mengkritik penanganan kasus terorisme oleh polisi.
Mardani mengatakan Sandiaga akan menerapkan strategi khusus dalam debat. Segala jawaban atas pertanyaan yang diajukan Jokowi dan Ma’ruf akan dikaitkan dengan dua isu, yaitu harga bahan pokok dan lapangan pekerjaan, yang dalam bahasa Mardani, “price and job”. Dua hal ini memang isu utama kampanye mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu di berbagai daerah. Menurut Mardani, strategi itu diterapkan agar pemirsa debat mengingat program Prabowo-Sandiaga.
Sandiaga, kata Mardani, juga menyiapkan gerakan tangan yang khas, seperti salam “Oke Oce” yang muncul saat debat pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Dahnil Anzar memperagakan gerakan tersebut. Jempol dan telunjuk tangan kanan dan kiri membentuk salam “L” yang identik dengan angka dua, nomor urut pasangan tersebut, dan diakhiri dengan membentuk huruf “w” yang berarti wealth atau sejahtera. “Jadi orang bisa mengingat Prabowo-Sandi,” ucap Dahnil.
Mardani dan Dahnil mengatakan Prabowo dan Sandi juga bersiap menghadapi pertanyaan tentang pelanggaran hak asasi manusia. Isu pelanggaran hak asasi melekat pada Prabowo, yang kerap dituding terlibat dalam penghilangan aktivis 1998. “Prabowo senang dengan pertanyaan itu dan akan mengklarifikasinya,” kata Mardani.
PRAMONO, DEVY ERNIS, HUSSEIN ABRI DONGORAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo