Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mengejar Mbak Puan, sebuah film karya Ani Ema Susanti dan Luviana, menceritakan tentang pergulatan hidup para Pekerja Rumah Tangga (PRT) dalam memperjuangkan nasib. Perjuangan dari diskriminasi dan kekerasan, yang dialami setiap hari, serta perjuangan mereka agar RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) disahkan menjadi Undang-Undang (UU).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah Presiden Jokowi menegaskan komitmennya terhadap RUU PPRT pada 18 Januari 2023, dan Ketua DPR RI, Puan Maharani menetapkan RUU PPRT menjadi RUU Inisiatif DPR dalam rapat paripurna DPR RI pada 21 Maret 2023. “Namun hingga kini Puan Maharani tak juga mengesahkannya menjadi UU. Harapan para PRT seperti terhempas setelah mengadvokasi RUU selama 19 tahun,” ujar Sutradara film Mengejar Mbak Puan dalam keterangan tertulis, Kamis 12 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua sutradara film Mengejar Mbak Puan, Ema Susanti dan Luviana, memberikan penjelasan lebih rinci terkait film dokumenter tersebut. “Bercerita bagaimana para PRT selama 19 tahun memperjuangan RUU PPRT, mengejar Ketua DPR RI, Puan Maharani ke Gedung DPR setiap hari," ucapnya.
Adalah Lita Anggraini, salah satu tokoh JALA PRT dalam film dokumenter ini mengantarkan kita kepada cerita sejarah perempuan yang berjuang, mengorganisir para PRT di desa-desa, di kampung miskin di Jakarta yang hingga sekarang masih tekun dan sabar menunggu di depan Gedung DPR RI, di Jakarta. “Kami mengetuk pintu rumah DPR, pintu Mbak Puan Maharani,” kata Lita
Agar tidak lenyap begitu saja, dua sutradara ini membuat film dokumenter Mengajar Mbak Puan, dari kepingan sejarah agar tidak tercecer dan hilang. “Film ini dibuat agar menjadi sejarah tentang perjuangan para perempuan agar jangan dilupakan, juga sebagai pengingat untuk anak-anak, tentang kegigihan perempuan yang berjuang," katanya.
Film Mengejar Mbak Puan sudah secara resmi diputar pada Kamis 12 Oktober 2023 di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Puan Maharani sebagai ‘sasaran’ utama dari film tersebut tetap tidak bergeming. “Namun mbak Puan Maharani tetap bergeming,” kata Mutiara Ika, Koordinator Perempuan Mahardhika.
Meski demikian, film dokumenter berdurasi 18 menit ini tetap akan melanjutkan pemutarannya secara berkeliling di 10 kota di Indonesia. “Launching pada 12 Oktober 2023 di depan Gedung DPR RI, Jakarta dan akan dilanjutkan pemutarannya secara berkeliling di 10 kota di Indonesia,” ujar dua sutradara mengejar mbak puan.
ADVIST KHOIRUNIKMAH