Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mengenang 30 Tahun Mohammad Natsir, Tokoh Islam di Indonesia

Pada 5 September 1950 Mohammad Natsir diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia kelima dan dijuluki hij is de man oleh Presiden di tahun berikutnya.

7 Februari 2023 | 01.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Mohammad Natsir. Dokumentasi Keluarga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Mohammad Natsir dikenal sebagai seorang ulama dan pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam terkemuka Indonesia meninggal 30 tahun lalu, tepatnya 6 Februari 1993.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Natsir lahir dan dibesarkan di Solok, Sumatra Barat. Ia pernah menjabat sebagai presiden Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua Dewan Masjid se-Dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia terjun ke dunia politik pada pertengahan 1930-an dengan bergabung di partai politik berideologi Islam. Pada seratus tahun kelahirannya, pada tanggal 10 November 2008 , ia diberikan gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasa pengabdiannya oleh Pemenrintah Indonesia.

Dikutip dari Antara, pasca Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda pada 3 Agustus hingga 2 November 1949 dengan memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah bukan negara kesatuan, melainkan negara federal, kedaulatan negara Indonesia semakin tidak menentu. Dalam situasi yang tidak menentu ini lahirlah gagasan gemilang dari Natsir, Ketua Fraksi Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) di DPRS RIS.

Natsir menyatakan bahwa penyelesaian dari gejolak yang terjadi di beberapa negara bagian adalah dengan membentuk negara kesatuan dan bukan negara federasi.

Pada 5 September 1950, ia diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia kelima. Natsir dijuluki hij is de man (dialah orangnya) oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno pada tanggal 3 April 1951 mengutarakan pendapatnya pada forum sidang parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) Republik Indonesia Serikat (RIS).

Setelah menikah dengan Nurnahar di Bandung pada tahun 1934, dari pernikahan tersebut, Natsir dikaruniai enam anak.

Pemikiran Mohammad Natsir tentang Islam telah banyak dituangkan dalam tulisan. Ia aktif menulis di majalah-majalah Islam setelah karya tulis pertamanya diterbitkan pada tahun 1929, hingga akhir hayatnya ia telah menulis sekitar 45 buku dan ratusan karya tulis lain.

MALINI
Baca juga : Jasa Mohammad Natsir Kembalikan Indonesia ke NKRI Melalui Mosi Integral

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus