Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Menkes Budi Gunadi Memperkirakan 30 Persen Penduduk Indonesia Terkena Penyakit Mental

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa penyakit mental memang belum menjadi perhatian selama ini. Karena itu, ia memperkirakan sekitar 30 persen penduduk Indonesia memiliki penyakit mental.

17 Januari 2025 | 10.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pemaparan saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 November 2023. Rapat tersebut membahas isu faktual Penanganan korban Gangguan Ginjal Akut (GGAPA), penanganan penyakit menular di Indonesia seperti dengue, tuberkulosis, monkey pox, hepatitis, dan penanganan penyakit tidak menular seperti kesehatan jiwa, diabetes, dan kanker, serta penanganan beberapa kasus malpraktik di rumah sakit. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui penyakit mental selama ini belum begitu menjadi perhatian kementeriannya. Dia memperkirakan sekitar 30 persen penduduk Indonesia memiliki penyakit mental.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Selama ini potretnya itu (penyakit mental) kami enggak pernah ambil. Enggak pernah diukur aja. Dugaan kami 30 persenan dari 280 juta penduduk ini terkena penyakit mental," kata dia dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 yang diselenggarakan IDN Times di Menara Global, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Januari 2025.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski begitu, Budi mengatakan akan melaksanakan skrining gratis untuk kesehatan mental dalam bentuk kuisioner. Program ini rencananya akan menyasar pada siswa sekolah, dewasa, dan lansia. Ide ini Budi dapat setelah ada kasus perundungan di program pendidikan dokter spesialis atau PPDS Universitas Diponegoro (Undip).  

Kemudian, Kementerian Kesehatan juga sudah melakukan skrining jiwa kepada para dokter yang sedang menempuh PPDS. Budi mengaku terkejut karena hasilnya menunjukkan sebanyak 13 persen peserta PPDS ingin melakukan bunuh diri.  

"Kemudian yang kena depresi itu tinggi sekali. Itu bukti bahwa orang-orang yang sangat terpelajar aja, tinggi. Nah, itu kita lakukan nanti di sekolah juga," tuturnya.  

Untuk siswa sekolah, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) bersama Yayasan BUMN melalui inisiatif Mendengar Jiwa Institute mengungkapkan fakta yang memprihatinkan tentang kesehatan mental remaja di Jakarta.  

Studi ini menunjukkan bahwa 34 persen pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi masalah kesehatan mental. Sebanyak 3 dari 10 pelajar sering menunjukkan perilaku marah dan cenderung berkelahi akibat gangguan mental emosional.  

Penelitian ini melibatkan pelajar SMA di Jakarta yang dipimpin oleh tim peneliti, yaitu Ray Wagiu Basrowi sebagai Peneliti Utama HCC. Ada pula Bunga Pelangi sebagai Direktur Program HCC, dan Nila F. Moeloek sebagai Direktur Eksekutif FKI.  

Ray Wagiu Basrowi mengatakan data temuan 34 persen risiko gangguan mental emosional ini merupakan indikasi gangguan kesehatan jiwa remaja di kota besar seperti Jakarta dan dapat dijadikan angka prevalensi. Namun, yang lebih penting adalah hasil skrining ini menggambarkan indikasi gangguan emosional dan kesehatan mental pelajar SMA di Jakarta.  

"Ini merupakan risiko yang harus dianalisis lebih mendalam, sebab data temuan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan data atau bahkan hipotesis kajian-kajian sebelumnya," katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada pertengahan Desember 2024.  

Mitra Tarigan berkontribusi dalam tulisan ini.  

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus