ADA saja memang calon mahasiswa yang diterima, tapi tak muncul
mendaftar kembali. Tapi jumlahnya tahun ini mencapai 263 di
Universitas Padjadjaran (Bandung). Untuk perbandingan, di ITB
tahun ini hanya 64 calon yang diterima tapi tak datang
mendaftar.
Unpad masuk PP (proyek perintis) I, yang biasanya menjadi
pilihan pertama calon mahasiswa. Dari 1.853 calon yang diterima,
1.590 di Unpad mendaftar kembali. Sisanya yang tak muncul itu
terbesar adalah calon yang diterima di Fak. Sosial Politik (51),
Fak. Ekonomi (31), dan Fak. Hukum (23).
Mengalami hal serupa, Universitas Sebelas Maret, Solo, kemudian
memanggil calon pada ranking berikutnya. Unpad tak melakukan hal
itu. Panggilan gelombang kedua bisa menimbulkan "isu negatif,"
kata sumber TEMPO di Unpad.
Mungkinkah ini karena ada nama rangkap yang diterima di
perguruan tinggi PP I? Ini jadi "isu" tapi dibantah oleh Wiwiet
Widiantono, Sekretaris PP I. "Jauh sebelumnya panitia telah
membagi agar tak ada seorang calon diterima di dua perguruan
tinggi PP I," katanya.
Jadi, mengapa? Wiwiet menyebut beberapa kemungkinan. Mungkin ada
mahasiswa lama yang ingin pindah jurusan, tapi belum mendapat
izin fakultas. Mungkin pula ada mahasiswa yang dari luar Bandung
yang ternyata diterima di PP III di kotanya, hingga karena
pertimbangan ekonomis ia tidak mendaftar Iagi ke Unpad.
Tapi bisa juga calon diterima di Unpad justru pada jurusan yang
merupakan pilihan keduanya, hingga ia segan mendaftar kembali
kemudian ia memilih untuk ikut tes PP I lagi tahun depan.
Semua itu baru kemungkinan. Prof. Hindersah Wiratmadja, Rektor
Unpad, kini jelas prihatin. Sebenarnya Unpad telah mengambil
kebijaksanaan melebihkan jumlah mahasiswa yang akan diterima.
Misalnya Fak. Hukum berdaya tampung 200 calon, tapi akan
diterima 210. Diduga hanya sedikit yang tak datang mendaftar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini