Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEDIRI
Tiga Daerah Siaga Letusan Kelud
Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta tiga daerah di sekitar Gunung Kelud, Jawa Timur, bersiaga. Ketiga daerah itu adalah Pemerintah Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Kesiagaan diperlukan karena aktivitas gunung berketinggian 1.731 meter dari permukaan laut itu terus meningkat. Puluhan gempa atas, gempa dalam, dan gempa tektonik saling menyusul. Pada Ahad dua pekan lalu, status Kelud ditingkatkan dari aktif normal menjadi waspada. Dikhawatirkan gunung ini meletus sewaktu-waktu.
"Lebih dini mempersiapkan diri lebih baik," kata Tri Budiarto, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, di pos pemantauan Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri, Selasa pekan lalu. Menurut dia, saat ini pemerintah pusat tengah menyusun skenario penanganan letusan Kelud secara terpadu dengan melibatkan pemerintah Kediri, Blitar, dan Malang. Secara geografis, Kelud memang berada di wilayah persinggungan ketiga daerah itu. Jika gunung itu meletus, Kediri, Blitar, dan Malang akan terkena hujan debu, tumpahan material padat, hingga lelehan lahar panas.
Kepala Pos Pemantauan Gunung Kelud di Sugihwaras, Khoirul Huda, memperkirakan, jika terjadi, letusan Kelud akan dahsyat. Alasannya tumpukan material lava di perut bumi sudah cukup banyak sejak krisis letusan Kelud pada 2007. "Terlalu banyak material dan terlalu lama gunung ini menahan," kata Khoirul, Senin pekan lalu.
Musthofa Bisri
MALANG
Kereta Bima Layani Surabaya-Malang
PT Kereta Api melakukan uji coba kereta Bima rute Surabaya-Malang, Ahad dua pekan lalu. Lokomotif dengan 10 gerbong berangkat dari Stasiun Gubeng, Surabaya, pukul 06.30 dan dijadwalkan tiba di Stasiun Kota Baru, Malang, pukul 08.35. Rute sebaliknya, kereta dari Kota Baru berangkat pukul 15.10 dan tiba di Gubeng pada 17.16.
"Setiap gerbong berkapasitas 50 kursi," kata Kepala Stasiun Kota Baru, Malang, Sudarto, Ahad dua pekan lalu. Tiket kereta eksekutif ini dibanderol Rp 30 ribu. Sebenarnya kereta Bima melayani jalur Jakarta-Surabaya. Karena kebutuhan penumpang, perjalanan kereta diteruskan dari Surabaya ke Malang.
Juru bicara PT Kereta Api Daerah Operasional 8 Surabaya, Sri Winarno, optimistis kereta Bima diminati penumpang. Apalagi saat ini jalur kendaraan Malang-Surabaya cukup padat. "Tetap optimistis, Kamis, 6 Februari, resmi diluncurkan," ucapnya Rabu malam pekan lalu.
Hadirnya kereta Bima mengubah jadwal kereta Penataran Ekspres rute Surabaya-Malang bertarif Rp 25 ribu, yang semula tiga kali pemberangkatan per hari menjadi dua kali. Sedangkan kereta Penataran ekonomi bertarif Rp 5.000 dengan jurusan yang sama tetap tiga kali perjalanan sehari.
Eko Widianto
BANGKALAN
Lahan Tebu Tambah 199 Hektare
Lahan tebu di Kabupaten Bangkalan, Madura, bakal bertambah 199 hektare. Penambahan terjadi setelah PT Semen Indonesia setuju menyewakan lahan 199 hektare kepada PT Perkebunan Nusantara X untuk ditanami tebu. Lahan ini tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Kamal. "Ini bentuk dukungan kami terhadap program ketahanan pangan pemerintah," kata Yudi Taqdir Burhan dari Departemen Hukum PT Semen, di Bangkalan, Kamis dua pekan lalu.
Selama hampir 30 tahun lahan itu dimanfaatkan warga yang menanaminya dengan pohon jati. Melalui perubahan peruntukan, warga diminta menebang pohon jati itu. Kini, dari 199 hektare lahan yang ditanami jati, 196 hektare di antaranya sudah bersih. "Tinggal tiga hektare milik tiga orang yang belum dibersihkan," ujar Yudi. "Kami kasih tenggat hingga pertengahan Februari."
Pengalihan lahan dari jati ke tanaman tebu sempat mendapat protes warga. Mereka khawatir mata air di tiga desa akan berkurang karena terserap tanaman tebu. Konsultan PTPN X, Ahmad Faisol, membantahnya. Selain tanaman tebu tak menyedot banyak air, menurut hasil penelitian Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, kawasan Kamal memang cocok ditanami tebu.
Musthofa Bisri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo