Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Moratorium Fakultas Kedokteran Dicabut, 3 UIN Ajukan Diri

Rektor UIN Sunan Ampel, Surabaya, Abdul A'la mengatakan pihaknya telah siap untuk membuka Fakultas Kedokteran.

31 Oktober 2017 | 15.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kegiatan mahasiswa Fakultas Kedokteran di Laboratorium Patologi Anatomi/Histologi Universitas Ciputra, Surabaya. TEMPO/Kukuh

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta--Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan tiga Universitas Islam Negeri (UIN) meminta pembukaan Fakultas Kedokteran. Nasir mengatakan pihaknya akan mengevaluasi permintaan tersebut, apalagi moratorium untuk pembukaan Fakultas Kedokteran sudah dicabut.

"Yang diminta adalah kedokteran. Nah kami lakukan evaluasi dulu, moratorium sudah kami buka," kata Nasir seusai mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan audiensi dengan tiga rektor UIN di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.

Baca: INVESTIGASI: Fakultas Kedokteran Diprotes, Ini Kata Nasir

Tiga rektor tersebut adalah Abdul A'la dari UIN Sunan Ampel, Surabaya; Rektor UIN Raden Fatah, Palembang M. Sirozi; dan Rektor UIN Syarif Kasim, Riau Munzir Hitami. Audiensi dengan Kalla dilakukan untuk meminta dukungan pemerintah bagi pembukaan Fakultas Kedokteran di kampus tersebut.

Nasir mengatakan untuk membuka Fakultas Kedokteran ada sejumlah ketentuan yang harus dilakukan. Di antaranya adalah perguruan tinggi sudah memiliki rumah sakit atau bekerja sama dengan rumah sakit yang ada di daerah itu.

Jumlah dosen yang berprofesi dokter minimal 26 orang dan mereka adalah dokter pre-klinik serta pengajar mata kuliah yang mendukung proses pembelajaran. Juga harus ada dokter klinik, yaitu dokter spesialis, dengan jumlah 12-18 bagian, serta dokter umum yang bisa menjembatani mata kuliah umum.

Simak: Alasan Kemenristekdikti Batasi Kuota Mahasiswa Kedokteran

Rektor UIN Sunan Ampel, Surabaya, Abdul A'la mengatakan pihaknya telah siap untuk membuka Fakultas Kedokteran. Dia juga menjamin kualitas lulusan. "Kami tidak akan menawar-menawar masalah kualitas. Kami ingin memberikan kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Abdul.

Di antara persiapan yang telah dilakukan adalah gedung, dokter maupun dosen. Kerja sama dengan rumah sakit pun telah dilakukan, diantaranya Rumah Sakit Siti Hajar Sidoarjo sebagai rumah sakit utama, RS Bhayangkara dan RS Haji Surabaya Sukolilo sebagai afiliasi.

Abdul A'la tak menyebut kapan waktu yang ditargetkan untuk merealisasikan pembukaan Fakultas Kedokteran . Namun dia berharap izin pembukaan fakultas tersebut bisa dilakukan secepatnya. Meski begitu dia tak ingin memaksa karena Kemenristek Dikti akan menkajinya. "Syarat-syarat kami siapkan. Kalau pakai target, nanti masih kurang, kan nanti memaksa, ya, kan. Kami tak ingin seperti itu," kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Amirullah

Amirullah

Redaktur desk nasional. Menjadi bagian Tempo sejak 2008. Pernah meliput isu-isu perkotaan, ekonomi, hingga politik. Pada 2016-2017 ditugaskan menjadi wartawan Istana Negara

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus