Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Musik dan muhibahnya musik itu universal, katanya

Konduktor/dirigen orkes filharmoni new york wawancara dengan tempo tentang musik dan muhibahnya di asia. (nas)

8 September 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH perjalanan panjang lagi bagi Zubin Mehta. Dari panggung ke panggung dan dari hotel ke hotel, hal yang paling dibencinya. Puluhan ribu penonton siap menyambut Zubin dengan keplok riuh di akhir pergelaran. Agaknya ia dilahirkan untuk itu. Hampir seluruh pelosok dunia pernah dijelajahinya. Ia tidak merokok, menghindari minuman keras dan kopi, doyan makanan pedas, suka nonton film (termasuk film India), dan haus publisitas. Bahkan, ketika masih di Orkes Filharmoni Los Angeles, Zubin sempat mendapat julukan Zubi Baby: ke mana pergi selalu bergandengan dengan wanita ayu. Anda begitu berambisi menaklukkan Asia kali ini. Apa sebenarnya yang Anda cari dari musibah ini? Saya memang telah menjelajahi pelosok-pelosok Eropa hingga ke Amerika Selatan. Tapi masih banyak yang belum pernah saya datangi. Jakarta dan Singapura, misalnya. Mereka tentunya ingin melihat serta mendengar sendiri orkes-orkes besar seperti Orkes Filharmoni New York ini. Mudah-mudahan mereka di Jakarta tergerak untuk memiliki gedung konser, atau para musisi akan lebih giat berlatih, juga para orangtua makin mendorong anak-anak mereka mencintai musik (klasik, terutama). Percayakah Anda bahwa penonton nanti bisa menikmati musik Anda? Mudah-mudahan begitu. Kebetulan, perjalanan hidup Zubin bermula ketika mahakonduktor Arturo Tos canini mempergelark konser perpisahannya dengan Orkes Filharmoni New York, 29 April 1936. Hari itu pukul 2.50 dinihari idi Bombay, lahirlah anak pertama Mehli Nowroji Mehta dan Tehmina Daruvala. Bayi itu diberi nama Zubin Mehta, artinya: Pedang Perkasa. Sang bayi keturunan Parsi itu kini tumbuh sebagai seorang maestro bewokan dengan tinggi 160 cm. Seperti banyak keturunan Parsi lainnya di India, Zubin menganut kepercayaan Zoroaster alias Majusi. "Tetapi tidak terlalu taat," katanya sambil tertawa kepada Seiichi Okawa, wartawan TEMPO di Jepang, yang mewawancarainya tiga jam sebeum pergelaran pertama Orkes Filharmoni New York di Osaka, Sabtu pertengahan bulan lalu. Bagi Zubin, bisa diduga, musik adalah segala-galanya. Dari sang ayah, yang kebetulan pendiri Orkes Simfoni Bombay, ia belajar menguasai biola dan piano. Meningkat remaja, ia meninggalkan bangku sekolah kedokteran dan hengkang ke Wina untuk belajar musik. Tidak mengherankan kalau konsep musiknya banyak dipengaruhi Orkes Filharmoni Wina yang tersohor itu. Saja itu Zubin sudah menancapkan cita-citanya: ingin menjadi konduktor. Anda pernah mengatakan, "Musik adalah satu-satunya pertalian saya ke dunia Barat. Tanpa musik, saya hanya orang India." Betul, musik yang saya mainkan ber asal dari Barat. Itu sangat berbeda dengan pengertian musik yang lahir di India. Dan saya tldak bisa mencampuradukkannya. Karena itulah saya menganggap musik telah menyatukan saya dengan dunia Barat. Kecuali dalam hal musik, saya tetap merasa sebagai orang India tulen. Hanya saja, bila berada di pentas, saya tidak merasa sebagai orang India atau Amerika atau apapun. Di sa na saya merasa sebagai musikus. Kepribadian orang ini tidak pernah diam menghentak-hentak. Tingkahnya terkadang brutal. Ia pernah menolak membawakan lagu kebangsaan Jerman Deutschland Uber Alles pada pembukaan Festival Berlin 1971. Pada sebuah pergelaran lainnya, juga di Jerman, ia malah menyuguhkan lagu kebangsaan Israel Hatikvah. Bahkan lantaran tingkahnya pula muhibahnya ke Rusia (bersama Orkes Fiharmoni Los Angeles) terpaksa dibatalkan. Dengan kalem ia mengatakan kepada perwakilan Rusia yang menyampaikan undangan itu, "Atas nama Israel saya ingin mengucapkan terima kasih atas kiriman pemain-pemain biola jempolan." Saat itu Zubin sudah memegang Orkes Filharmoni Israel (dan kelak diangkat sebagai konduktor seumur hidup) yang memllikl 24 pemam pelarian Rusia di antaranya. Tapi untuk masalah Israel, sikapnya tidak boleh dikatakan bermutu. Tampaknya Anda begitu mencintai Israel? Setiap kali saya ditanya tentang hal ini .... Yah, saya mencintai semua bangsa yang ada di muka bumi ini. Memang negara asal saya India. Tidak bolehkah saya mencintai bangsa lain Saya tidak ingin mencampurkan musik dengan politik. Musik seharusnya bahasa universal yang bisa dinikmati segala bangsa. Saya benar-benar buta politik! Kecintaan Zubin pada musik tidak hanya terbatas pada musik simfoni, tetapi juga opera. Pada 1965 ia membuat debutnya dengan Metropolitan Opera di New York dengan Aida. Dua tahun kemudian memimpln pementasan perdana di dunia untuk Mourning Becomes Electra. Tidak semua kritikus memujinya. Ada yang mengatakan, penafsirannya terkadang bombastis dan terlalu teatrikal. Ada juga yang mencapnya eksentrik. Toh di bidang opera ini ia secara tetap menjadi konduktor di Vienna Staatsoper. Teatro Communale dan Royal Opera. Sebenarnya apa sih arti musik klasik bagi umat manusia, dibanding musik . pop atau jazz, misalnya? Musik pop adalah cetusan reaksi seketika. Setelah itu, ia menghilang perlahan-lahan dan masyarakat. Untuk jenis ini, peran produser sangat menentukan. Apa yang dilakukan para penyanyi dan musisi nantinya akan diolah kembali oleh si produser. 'Manipulasi' pun dihalalkan. Sedangkan jazz adaah seni improvisasi. Karenanya, setiap pertunjukan azz, terutama untuk karyayang sama, akan tampak berbeda. Musik klasik ? Ia lebih merupakan cetusan perasaan dari sanubari yang dalam. Bagai lukisan Leonardo da Vinci, kita tidak akan puas hanya dengan sekali memandang. Begitu pula dengan karya Beethoven, misalnya, kita tak bisa sekali mendengarnya. Ada sesuatu di dalamnya yang bermakna sangat dalam. Dari perkawinannya dengan penyanyi asal Kanada, Carmen Lasky, Zubin mendapatkan Zarina dan Merwan. Putranya kadang menyanyi di panggung, menuruti jejak ayahnya, yang dulu sempat menjadi penyanyi dengan suara bas pada paduan suara. Tetapi menurut Zubin, lagu-lagu yang dibawakan Merwan adalah lagu-lagu rock-'nroll - yang sangat tidak disukainya. "Saya tidak melarang ia memilih itu. Ia, dan Zarina serta anaknya, bebas menentukan sendiri," katanya. Tapi perkawinannya dengan Carmen tidak berumur panjang. Tahun 1969 ia menikah dengan Nancy Diane Kovak, keturunan Cekoslovakia. Berambut panjang keemasan dengan tubuh sexy, Nancy tidak pernah lepas dari sisinya. Berapa penghasilan Anda? Wah, saya sama sekali tidak tahu jumlahnya. Mungkin Anda bisa menanyakannya kepada pemenntah Amerika atau India, mereka pasti tahu. Kendati sudah menghasilkan lebih dari 30 rekaman, Zubin dalam soal pendapatan masih kalah dibanding Herbert von Karayan dari Orkes Filharmoni Berlin. Toh paling tidak penghasilan Zubin di Orkes Filharmoni New York melebihi 175 ribu dolar setahun, jumlah yang didapatnya ketika masih di Orkes Filharmoni Los Angeles. Seekor anjing jenis Borozoi (Rusia) menanti dengan setia di rumahnya di sebelah timur Manhattan, New York. Mengapa Anda tidak lagi mencoba bereksperimen, seperti pada pertunjukan Star War yang seronok itu, atau muncul bersama musikus rock Mother of Invention dan Frank Zappa? Gagalkah itu? Saya tidak pernah mengatakan bahwa eksperimen-eksperimen itu - kalau mau dikatakan demikian - gagal. Menurut saya, berhasil. Tapi, saya tidak ingin melulu bereksperimen. Memang harus saya akui, konser bersama Frank Zappa tidak begitu bagus ketimbang Star War. Apakah perlu negara-negara berkembang, seperti Indonesia, mempunyai orkes besar? Mengapa tidak India, misalnya, memiliki beberapa orkes simfoni. Bahkan di beberapa kota besar di sana tersedia gedung pertunjukan yang memadai. Pengetahuan saya tentang Indonesia sangat terbatas. Saya juga tidak tahu apakah pada masa penjajahan dulu mereka diperkenankan menonton pertunjukan dan menikmati musik klasik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus