Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Niat Encing meninggalkan Kursi

Rano Karno berniat mundur dari jabatan Wakil Gubernur Banten. Merasa tak diberi pekerjaan.

28 Juli 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI Kerkrade, kota kecil di tenggara Belanda, Rano Karno menelepon Dedy "Miing" Gumelar, Selasa pekan lalu. "Cing, jadi ramai nih di media. Kok, enggak bilang-bilang gue dulu?" ujar Wakil Gubernur Banten itu, seperti ditirukan Miing, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PDI Perjuangan.

Rano menyoal pemberitaan tentang niatnya mundur dari jabatan Wakil Gubernur Banten. Semuanya bersumber dari pernyataan Miing, yang "membocorkan" pembicaraannya dengan Rano pada 4 Juli lalu. Kata Miing, bintang sinetron Si Doel Anak Sekolahan ini merasa tak dilibatkan dalam banyak pekerjaan penting oleh Gubernur Ratu Atut Chosiyah. "Sudah dilaporkan ke Ibu Mega, tapi belum diizinkan mundur sekarang," ucap Miing.

Kepada Tempo yang meneleponnya dari Amsterdam, Rano membenarkan pertemuannya dengan Miing. Ia pun tak membantah membicarakan niatnya mundur kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Menurut Rano, Gubernur Atut membatasi gerak-geriknya sejak resmi dilantik menjadi wakil gubernur pada 11 Januari 2012. Rano bahkan dilarang berbicara kepada media massa.

Dalam pembicaraannya dengan Miing, Rano mengingatkannya agar kelak jika koleganya itu terpilih menjadi Wali Kota Tangerang pada pemilihan 31 Agustus 2013 bisa bekerja sama dengan wakilnya. Tak melibatkan wakil yang dipilihnya sendiri, kata Rano, membuat pekerjaan pemimpin daerah tak optimal.

Rano Karno menanggalkan kursi Wakil Bupati Tangerang yang baru didudukinya tiga tahun untuk berlaga dalam pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Banten pada Oktober 2011. Rano, yang disokong PDI Perjuangan, berpasangan dengan Atut, yang didukung Partai Golkar. Popularitasnya sebagai artis membuat pasangan ini mendulang kemenangan mutlak: 61 persen.

Menurut Miing, salah satu indikasi Rano tak diajak kerja sama adalah pemberian jabatan Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga dan Persatuan Dharma Wanita kepada istri Sekretaris Daerah Muhadi. Saat awal menjabat periode kedua, Atut menyodorkan nama suaminya untuk jabatan itu, tapi ditolak istri Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Alih-alih diserahkan kepada istri Rano, posisi itu diberikan kepada istri Muhadi.

Yang membuat Rano kian bulat untuk mundur adalah kinerja keuangan Provinsi Banten. Selama dua tahun ini, laporan keuangan provinsi paling barat di Pulau Jawa itu selalu mendapat predikat wajar dengan pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan. "Kalau tahun depan masih sama juga, saya mundur karena saya telah gagal bekerja," ucapnya.

Sebelum ia sampaikan kepada Miing, niat mundur itu sudah tersirat ia nyatakan kepada partainya, PDI Perjuangan Banten, pada 15 Januari lalu. Waktu itu Ketua PDI Perjuangan Banten Ribka Tjiptaning Proletariat menyatakan kecewa terhadap kinerja Rano dalam setahun pemerintahannya bersama Atut. "Kalau kecewa, cabut dukungan secara resmi biar tahu kondisi sebenarnya seperti apa," ujar Rano.

Namun Ribka merasa tak pernah mendengar Rano membicarakan niatnya mundur dari kursi wakil gubernur atau ketidakharmonisannya dengan Atut secara pribadi ataupun resmi dengan partai. Karena itu, kata dia, PDI Perjuangan pusat juga tak pernah membahas niat dan kekecewaan Rano itu.

Miing menyarankan kawannya di dunia hiburan itu berbicara apa adanya ke publik. Sebab, menurut dia, ketidakakuran Rano dan Atut berdampak pada mandeknya pembangunan Banten. "Sebagai warga Banten, saya juga yang akan rugi kalau pemimpinnya tak harmonis," ujarnya.

Atut tak terima disebut mengesampingkan tugas dan peran Rano Karno. Dia mengatakan selalu berbagi tugas dengan wakilnya itu. Salah satu buktinya adalah penugasan kepada Rano mendampingi kelompok marching band Gita Surosowan berlaga dalam World Music Contest 2013 di Kerkrade, Belanda, itu. "Jadi, tidak difungsikan seperti apa?" katanya.

Maria Rita (Jakarta), Lea Pamungkas (Amsterdam), Wasiul Ulum (Banten)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus