Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RAPAT Komisi Kepolisian Nasional dengan Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo, yang digelar pekan terakhir Mei lalu, semula tak diniatkan untuk membahas perihal jabatan Kepala Polri. Bertempat di ruang rapat lantai 2 Gedung Utama Markas Besar Polri, di sebelah ruang kerja Timur, rapat dihadiri tiga komisioner Komisi Kepolisian dan beberapa pejabat utama Polri.
Di tengah pertemuan, Timur Pradopo mempertanyakan langkah Komisi Kepolisian menjaring calon Kepala Polri pengganti dirinya. "Kok, sudah dilakukan seleksi? Presiden saja belum pernah berkirim surat," katanya seperti ditirukan seseorang yang hadir dalam pertemuan itu. Meski pertanyaan itu disampaikan dengan santun, jenderal polisi angkatan 1978 ini tampak gusar. "Dia terganggu dengan kehebohan suksesi itu," ujar sumber tersebut. Tidak hanya sekali itu Timur mempersoalkan usul percepatan penggantian dirinya. Dalam sebuah rapat, dia berkeluh-kesah perihal masa jabatannya yang tidak tuntas dua tahun—seperti Kepala Polri sebelumnya.
Timur baru akan pensiun pada Januari 2014. Namun, sejak April lalu, Komisi Kepolisian sudah merilis sebelas nama jenderal bintang tiga dan dua yang berpeluang menjadi calon Kepala Polri. Mereka antara lain Komisaris Jenderal Sutarman (Kepala Badan Reserse Kriminal Polri), Komisaris Jenderal Budi Gunawan (Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian), dan Komisaris Jenderal Anang Iskandar (Kepala Badan Narkotika Nasional).
Di level perwira bintang dua, yang dinilai Komisi Kepolisian memiliki peluang antara lain Inspektur Jenderal Putut Eko Bayu Seno (Kepala Kepolisian Daerah ÂMetro Jaya), Inspektur Jenderal Arif WachyuÂnadi (Kepala Polda Bali), dan Inspektur Jenderal Badrodin Haiti (Asisten Operasi Kepala Polri).
Anggota Komisi Kepolisian, Hamidah Abdurrahman, membenarkan adanya pertemuan dengan Kepala Polri. Namun dia mengatakan tidak mengetahui isi rapat. Sedangkan Jenderal Timur membenarkan belum adanya surat dari Presiden yang memintanya menyiapkan pengganti Kepala Polri. "Belum ada permintaan dari Presiden," katanya Jumat pekan lalu. "Tentang nama-nama calon itu, silakan tanya ke Komisi Kepolisian."
Kabar suksesi di Markas Besar Polri tak diembuskan pertama kali oleh Komisi Kepolisian. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendirilah yang menyebutkan bakal menempatkan orang baru mengisi posisi Tribrata Satu—sebutan untuk jabatan Kepala Polri. Dalam wawancara dengan Tempo, April lalu, Presiden mengatakan bakal mengganti Panglima TNI dan Kepala Kepolisian RI pada Agustus atau September. Ia menyatakan tak akan menunggu hingga Januari—bulan pensiun Timur Pradopo—karena terlalu mepet dengan Pemilu 2014. "Kapolri memiliki tugas penting berkaitan dengan Pemilu 2014. Pergantian tidak bisa mendekati tahun itu," ujarnya.
Resistensi Timur dalam mencari calon pengganti sebenarnya sudah dirasakan Komisi Kepolisian sejak memulai proses seleksi, Oktober tahun lalu. Ketika itu, untuk mencari kandidat yang memenuhi syarat, Komisi Kepolisian mengirim surat kepada Kepala Polri, meminta data lengkap perwira tinggi yang masih aktif. Menurut Hamidah, langkah ini merupakan upaya proaktif lembaga pengawas institusi kepolisian itu.
Namun, beberapa bulan setelah surat dikirim, tak ada jawaban dari Timur. "Padahal Komisi Kepolisian ingin sekali mendapatkan data lengkap para jenderal," kata Hamidah. Diabaikan Timur, Komisi Kepolisian mencari bahan dari media massa dan Internet. Ada pula perwira tinggi yang sukarela menyerahkan curriculum vitae ke Komisi Kepolisian. Tapi Hamidah merahasiakan identitas sang perwira.
Gagal meredam Komisi Kepolisian, Timur merapat ke Senayan. Sejumlah politikus yang duduk di Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat didekati. Langkah ini lumayan manjur. Dalam rapat kerja Kepala Polri dengan Komisi Hukum, seorang anggota Dewan dari Partai Golkar meminta percakapan tentang pergantian Kepala Polri disetop. Sang legislator meminta Presiden membiarkan Timur menjabat hingga pensiun. Ketua Komisi Hukum Gede Pasek Suardika memilih tidak ikut campur soal percepatan pergantian Kepala Polri. "Itu urusan Presiden. Kami menunggu pemerintah saja," ujar politikus Partai Demokrat ini.
Ketika dimintai konfirmasi tentang gerilya yang dilakukannya, Timur tak mau banyak berkomentar. "Kami pakai aturan saja," katanya. Sesuai dengan prosedur, Timur mengatakan Kepala Polri akan mengajukan tiga calon setelah ada surat permintaan dari Presiden. Penyerahan laporan harta kekayaan yang diminta Komisi Kepolisian kepada Komisi Pemberantasan Korupsi diakuinya merupakan prosedur umum pemilihan Kepala Polri. "Saya kira ini sesuatu yang harus dilaksanakan," ujarnya.
JADI-tidaknya penggantian Timur Pradopo pada Oktober tahun ini akan menjadi penentu bagi Komisaris Jenderal Sutarman. Hingga saat ini, mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid itu masih menjadi salah satu kandidat terkuat. Namun, kalau penggantian Timur molor hingga akhir tahun, peluang Sutarman tertutup. Soalnya, ada ketentuan Kepala Polri terpilih punya waktu dua tahun sebelum memaÂsuki masa purnabakti. Sutarman akan pensiun pada Oktober 2015. Dengan demikian, Oktober tahun ini adalah bulan pertaruhan baginya.
Seorang perwira tinggi mengatakan kandidat terkuat Kepala Polri baru akan benderang setelah pengganti Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Nanan Soekarna terpilih. Akhir bulan ini, Nanan akan pensiun. Sampai pekan lalu, calon terkuat pengganti Nanan adalah Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Komisaris Jenderal Oegroseno. "Kabarnya, surat penunjukan sudah berada di meja Presiden dan tinggal diteken," kata perwira tadi. Jika skenario ini berlaku, jenderal yang mengisi jabatan Oegroseno berpeluang menjadi Kepala Polri. "Dua nama yang berpeluang adalah Badrodin Haiti dan Putut Eko Bayu Seno."
Kendati begitu, kemunculan kuda hitam bisa saja terjadi. Nama lain yang masuk kategori ini adalah Komisaris Jenderal Budi Gunawan dan Komisaris Jenderal Anang Iskandar. "Budi berpeluang jika memperhitungkan konstelasi politik pasca-Pemilu 2014," ujar sumber Tempo. Budi adalah ajudan pribadi Megawati Soekarnoputri ketika menjadi presiden.
Para jenderal yang masuk radar sebagai pengganti Timur, sejak Senin pekan lalu, bergantian mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi guna menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN). Sutarman enggan menjawab soal pencalonan dirinya. "Saya hanya menyerahkan LHKPN," katanya. Putut Eko Bayu Seno idem ditto. "Saya berfokus ke Polda Metro Jaya dulu," ujarnya. Demikian juga Budi Gunawan. "Ini hanya soal LHKPN."
Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, memastikan Yudhoyono akan memilih calon terbaik sebagai Kepala Polri. Namun dia tidak memastikan kapan pemilihan itu dilakukan. "Yang pasti, yang terpilih nanti adalah best of the best Kepolisian," katanya.
Rusman Paraqbueq, Prihandoko, Febriana Firdaus, Maya Nawangwulan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo