Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, menagih janji Presiden Joko Widodo untuk segera mengungkap kasus penyiraman air keras terhadapnya. "Saya tidak akan berhenti untuk mengungkap kasus ini. Saya akan tetap mendesak Presiden," ujar Novel di gedung Merah Putih KPK, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Desakan itu juga dilakukan oleh para aktivis antikorupsi serta pegawai KPK. Mereka menuntut sikap tegas Jokowi untuk segera membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) karena kasus ini mandek dan tak kunjung bisa diselesaikan kepolisian. "Kami sudah mengirim surat berbulan-bulan lalu. Tapi sampai hari ini belum ada balasan atau tindak lanjut," kata Ketua Wadah Pegawai (WP) KPK, Yudi Purnomo, kemarin. "Kami berharap sikap tegas Presiden membentuk tim gabungan pencari fakta sekarang juga."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Novel mengalami cedera parah pada kedua matanya setelah disiram air keras oleh dua orang tak dikenal pada 11 April 2017. Hingga 16 bulan berlalu, Kepolisian Daerah Metro Jaya belum juga berhasil mengungkap siapa dalang dan pelaku penyerangan tersebut. Upaya penyebaran sketsa wajah sejak Juli hingga November 2017 juga diklaim belum memberikan petunjuk tentang identitas para pelaku.
Jokowi berulang kali melontarkan pernyataan akan menuntaskan kasus penyerangan terhadap Novel. Namun ia belum juga mengindahkan permintaan banyak kalangan untuk membentuk TGPF. Presiden berdalih masih memberikan kesempatan kepada kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut.
Dalam acara kemarin, WP KPK juga membuat sayembara untuk mengungkap identitas penyerang Novel. WP KPK menyediakan hadiah berupa sepeda. Sayembara sepeda adalah kegiatan ikonik Jokowi saat melakukan kunjungan ke daerah. Jokowi memang gemar membagi-bagikan sepeda kepada setiap orang yang berhasil menjawab pertanyaannya.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan pimpinan KPK juga akan terus menagih dan menuntut penuntasan kasus penyerangan terhadap Novel. "Kalau ketemu Presiden, akan kami tanyakan hal itu," kata dia.
Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur, mengatakan semestinya kasus Novel itu bisa diungkap dengan cepat karena ada banyak bukti dan keterangan. "Butuh berapa lama lagi? Untuk pimpinan KPK, juga kami minta agar tegas, kami butuh TGPF," kata dia.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal, mengatakan kasus penyerangan terhadap Novel belum bisa diselesaikan karena kekurangan bukti dan keterangan. Salah satu langkah lanjutan, menurut dia, adalah memeriksa Novel lagi. Dalam pemeriksaan tersebut, dia berharap Novel mau mengungkap seluruh informasi yang dimiliki, termasuk dugaan keterlibatan petinggi Polri. "Kami akan koordinasi, kapan Novel bisa datang," kata Iqbal. "Ada yang menyebut terlibat, silakan buktikan. Sebut (nama), buktikan. Kami akan cantumkan di BAP (berita acara pemeriksaan)." TAUFIQ SIDDIQ | FRANSISCO ROSARIANS
16 Bulan Jalan di Tempat
Kepolisian tidak kunjung berhasil mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan. Sejumlah kalangan mendesak Presiden Joko Widodo membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF). Sebab, hingga belasan bulan berlalu, penyelidikan kepolisian jalan di tempat.
- 11 April 2017
Dua orang tak dikenal menyiram air keras ke wajah Novel.
- Mei 2017
Kepolisian menangkap dan memeriksa tiga orang. Namun ketiganya dibebaskan dengan dalih memiliki alibi kuat.
- 31Juli 2017
Presiden Joko Widodo meminta perkembangan kasus penyerangan Novel kepada Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian. Seusai pertemuan, Tito merilis satu sketsa terduga pelaku penyerangan.
- 14 Agustus 2017
Penyidik Polda Metro Jaya memeriksa Novel di Kedutaan Besar RI di Singapura.
- 3 November 2017
Jokowi kembali memanggil Tito tentang hasil sementara penyelidikan kasus penyerangan terhadap Novel.
- 24 November 2017
Kepolisian Daerah Metro Jaya merilis dua sketsa terduga pelaku lainnya.
- 22 Februari 2018
Novel kembali ke Indonesia setelah mendapat persetujuan rawat jalan dari tim dokter. Pada hari yang sama, sejumlah warga melihat salah satu pelaku penyerangan berada di sekitar rumah Novel.
- 27 Juli 2018
KPK memastikan Novel akan kembali bekerja sebagai penyidik kasus korupsi. Kepolisian masih menyatakan kekurangan barang bukti.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo