Kepala Negara berpenduduk Islam terbesar di dunia berhaji, ini kehormatan bagi Arab Saudi. Raja Fahd menyiapkan gelar. KELOMPOK terbang (kloter) terakhir, Sabtu pekan lalu, yang membawa rombongan haji bersama Presiden Soeharto dari bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dilepas Wakil Presiden Sudharmono serta istri. Sesaat sebelum berangkat. Menteri Agama ad interim Soepardjo Rustam menyerahkan bendera Merah Putih kepada Ande Abdul Latief, Direktur Utama Tiga Utama selaku pimpinan kloter 97 itu. Kehadiran Presiden di antara jemaah haji tahun ini bukan hanya istimewa bagi umat Islam di Indonesia. Tapi juga buat Arab Saudi. Sebab kunjungan kepala negara berpenduduk Islam terbesar di dunia ini merupakan kehormatan. Buktinya, ketika terbetik kabar Pak Harto akan berhaji, lewat Dubesnya di Jakarta, Raja Fahd meminta Pak Harto sebagai tamu negara. "Ada undangan tertulis dari Raja Fahd," kata Menteri Agama Munawir Sjadzali yang juga Amirul Hajj, ketua jemaah haji Indonesia yang berjumlah hampir 80 ribu jiwa. Tapi karena kunjungannya itu bersifat pribadi untuk beribadah, Pak Harto semula menolaknya (lihat: Berhalangan Sementara.) Dan setelah mendengar Menteri Munawir, akhirnya ia menerima. Di bandara mancanegara King Abdul Aziz, Jeddah, Minggu sore, Pak Harto dijemput utusan raja, Gubernur Provinsi wilayah barat yang meliputi Jeddah dan Mekah, Pangeran Madjid bin Abdul Aziz. Dari bandara, Presiden dan rombongan dibawa ke Wisma Tamu Kerajaan, yang terletak di seberang istana raja di Jeddah. Semula, Presiden berniat menginap di hotel yang disiapkan Tiga Utama. Status tamu resmi juga diberlakukan di Mekah. Pak Harto dan rombongan menginap di Wisma Tamu, Jabal Qubais, yang tidak jauh dari Masjidil Haram. Sedangkan di Arafah, Presiden serta rombongan bertenda di dekat Masjid Namira. Acara Presiden sebelum berhaji, yang terpenting, diterima Raja Fahd, 60 tahun. Pertemuan itu dijadwalkan Senin siang, 17 Juni. Presiden hadir di istana raja tepat pada waktunya. Namun, pengelola dua kota suci atau Khadimatul Haramain itu, hingga waktu Asar, belum muncul. Ia dikabarkan sakit. Menurut sumber di kalangan istana, pada pertemuan itu, raja rencananya akan memberi gelar "Muhammad" kepada Pak Harto dan "Siti Fatimah" untuk Ibu Tien. Bersamaan dengan itu, raja juga akan mengangkat pasangan ini sebagai saudaranya. Lebih jauh, belum diketahui kapan lagi jadwal pertemuan dengan Raja Fahd. Selain itu, di Madinah, Presiden mengunjungi beberapa tempat penting. Antara lain, berziarah ke Makam Nabi Muhammad saw. di Masjid Nabawi dan ke Masjid Tujuh di Khandaq. Dua hari kemudian, rombongan ke Mekah dan berada di sana hingga 25 Juni malam. Selesai tawaf pamit (wada'), Presiden bersama rombongan pulang ke Indonesia melalui Abu Dhabi. Priyono B. Sumbogo, Wahyu Muryadi dan Budiman S. Hartoyo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini