Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Para gubernur: yang mundur & yang muncul

Andi odang, 52, bekas kepala staf kodam xiv hasanuddin, menjadi gubernur sul-sel menggantikan ahmad lamo. pencalonannya didahului perbedaan faham, masyarakat sul-sel menaruh harapan besar padanya. (dh)

17 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAMPIR sama dengan proses pencalonan Abdullah Silondae di Sulawesi Tenggara, pencalonan Kolonel Andi Odang untuk Gubernur Sulawesi Selatan juga didahului sedikit perbedaan faham. Sampai-sampai Ketua DPRD Sulawesi Selatan Abdul Latif, mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri sesaat setelah pengganti Gubernur Ahmad Lamo dilantik. Pernyataan Latif ini dikeluarkannya begitu ia sampai di Ujung Pandang dari perjalanan ke Jakarta untuk membicarakan soal pengganti Ahmad Lamo dengan Departemen Dalam Negeri. Soalnya: dikabarkan karena kalangan DPRD mempunyai pilihan berbeda dengan pilihan yang didukung Pusat. Tapi bagaimanapun juga masyarakat Sulawesi Selatan menaruh harapan besar terhadap Kolonel Andi Odang, calon pengganti Ahmad Lamo yang akan dilantik pertengahan pekan depan. Setidak-tidaknya diminta agar ia lebih terbuka dan lincah dibanding Ahmad Lamo. Banyak kritik kepada masa Lamo, mungkin karena ia dianggap tidak semenonjol Walikota Ujung Pandang Patompo -- yang lebih sering dimuat di koran itu. Mungkin karena Lamo tahu, bahwa popularitas bukanlah kunci selamat. Apa artinya popularitas dibanding dengan dukungan dari atas? Belum tentu pengganti Lamo, Andi Odang, akan seperti itu. Sebelum tampil sebagai calon Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Odang adalah Kepala Staf Kodam XIV Hasanuddin. Ia lahir di Barru, salah sebuah kota kabupaten di Sulawesi Selaun, 52 tahun yang lalu Ayahnya adalah Daeng Parani, seorang pejuang daerah yang dibunuh Westerling. Karirnya sebagai militer lebih banyak berlangsung di luar Sulawesi Selatan: TRI Laut di Sidoardjo, gerilya di Jawa Timur dan turut menumpas pemberontakan komunis di Madiun. Sewaktu Batalion Worang mendarat di Sulawesi Selatan, Odang adalah salah seorang komandan kompinya. Sebelum kembali ke Sulawesi Selatan selama 11 tahun ia bertugas di Kalimantan Barat, mulai Komandan Kodim, Asisten Wakil Kepala Staf dan Komandan Korem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus