Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Angka Kesembuhan Covid-19 Meningkat

WHO menyatakan, terlalu cepat untuk mengatakan pandemi akan segera berakhir.

 

7 Maret 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tes swab antigen di Kota Bekasi, Jawa Barat, 3 Februari 2022. Tempo/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Kementerian Kesehatan mencatat tren angka kesembuhan terus naik. Angka kesembuhan per 6 Maret 2022 mencapai 49.080, lebih tinggi dari hari sebelumnya, yaitu 46.669, dan lebih tinggi dari kasus konfirmasi yang berada di posisi 24.867.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasus aktif berada di posisi 475.951 atau turun dibanding 5 Maret yang mencapai 500.418. Namun angka keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate/BOR) masih bertahan di posisi 31 persen dari kapasitas nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan kondisi penanganan pandemi Covid-19 secara harian maupun mingguan menunjukkan angka yang positif secara konsisten.

Meski demikian, kata dia, angka positivity rate masih belum mencapai target lima persen yang dipatok pemerintah. Per 4 Maret, positivity rate sebesar 13,58 persen dan turun dari angka 17,43 persen pada hari sebelumnya. Jadi, rata-rata positivity rate mingguan berubah menjadi 15,87 persen, berkurang dari posisi sebelumnya di angka 16,49 persen.

Karena itu, Nadia mengimbau para lansia untuk berkonsultasi ke dokter dan rumah sakit agar menerima perawatan jika terinfeksi Covid-19. Sebab, lansia yang terinfeksi Covid-19 rentan mengalami gejala berat dan berisiko fatal. "Langkah ini juga penting untuk membantu menekan angka kematian, terutama pada golongan lansia," ujarnya, Sabtu, 5 Maret 202.

Adapun masyarakat umum lainnya yang terinfeksi Covid-19, orang tanpa gejala (OTG) ataupun bergejala ringan, bisa dirawat secara isolasi mandiri (isoman) di rumah dan isolasi terpusat (isoter). Masyarakat OTG dan gejala ringan juga bisa memanfaatkan fasilitas konsultasi jarak jauh menggunakan fasilitas telemedicine.

Petugas menyuntik vaksin Covid-19 dosis 3 jenis Pfizer pada warga lansia di Bandung, Jawa Barat, 21 Januari 2022. TEMPO/Prima Mulia

Menurut Nadia, pemerintah juga terus memperluas dan mempercepat cakupan vaksinasi primer dua dosis ditambah vaksinasi penguat (booster). "Guna memperkuat pertahanan masyarakat dari infeksi Covid-19, terutama dari gejala berat dan risiko kematian,” kata Nadia.

Adapun seorang profesor di Harvard Medical School, Stefanos Kales, mengatakan sudah saatnya orang-orang memperlakukan Covid-19 sebagai virus biasa. Sebab, virus corona sudah berubah cepat dari sebuah pandemi infeksi pernapasan menjadi sebuah endemi infeksi pernapasan yang mirip dengan pilek dan flu biasa.

Sebagaimana dilansir dalam akun Linkedin-nya, Kales menulis, “Begitu Omicron memuncak, varian berikutnya cenderung lebih ringan,” kata dia. “Kita harus membiarkan masyarakat umum, terutama kaum muda, untuk kembali ke kehidupan normal.”

Begitu juga dengan Julian Hiscox, Ketua Bidang Infeksi dan Kesehatan Global di University of Liverpool, Inggris. “Kami hampir sampai, saat ini adalah awal dari sebuah akhir,” ujar Hiscox.

Menurut dia, pada 2022 ini kehidupan akan kembali ke keadaan seperti sebelum adanya Covid-19, seperti dikutip dari BBC, 15 Januari 2022.

Namun Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) berpikir bahwa terlalu cepat untuk mengatakan pandemi akan segera berakhir. Berdasarkan artikel Reuters edisi 12 Januari 2022, Hans Kluge selaku Direktur WHO Eropa mengatakan sekitar tujuh juta kasus tercatat pada minggu pertama 2022. Masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk menetapkan bahwa kondisi saat ini dapat diperlakukan sebagai endemi.

Senada dengan Kluge, petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, menegaskan bahwa Covid-19 memiliki banyak ketidakpastian. Terlebih varian Omicron lebih parah dari sebelumnya dan berkembang dengan sangat cepat. “Kami tentu tidak pada titik di mana kami dapat menyebutnya endemik," Smallwood menegaskan.

AFRILIA SURYANIS

#cucitangan #pakaimasker #jagajarak

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus