Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Anwar Iskandar mengatakan muktamar luar biasa atau MLB tidak absah karena tidak memenuhi syarat. Anwar juga membantah adanya dukungan dari kiai sepuh, perwakilan PWNU dan PCNU yang diklaim oleh penggagas muktamar luar biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu tidak benar sebab 100 persen dari cabang dan pengurus wilayah seluruh Indonesia menyatakan menolak adanya muktamar luar biasa,” ujar Anwar dalam keterangan tertulis, pada Sabtu, 21 Desember.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anwar mengatakan di dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PBNU, muktamar luar biasa harus melibatkan PBNU. Selain itu, syarat dukungannya harus melebih 50 persen dari pengurus cabang dan pengurus wilayah NU se Indonesia.
“Jadi pelaksanaan pra MLB di Surabaya dan akan ditutup di Jombang yang akan dihadiri oleh setiap pengurus wilayah itu kebohongan belaka,” kata dia.
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi juga membantah keabsahan muktamar luar biasa. Dia mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran sampai saat tak ditemukan satu pun cabang NU yang mendukung agenda tersebut.
Dia juga mempertanyakan agenda pra muktamar yang berlangsung secara hybrid. Menurut dia, hal itu menandakan konsolidasi penggagas muktamar luar biasa telah gagal.
"Ini organisasi besar. Ini organisasi mapan. Masak bikin acaranya melalui zoom, daring. Aneh," kata dia.
Sebelumnya, rangkain pra MLB NU telah berlangsung pada 17 hingga 21 Desember. Forum pra MLB mengawali agendanya dengan Focus Group Discussion pada Selasa, 17 Desember 2024 pukul 13.00 WIB secara hybrid. Dalam diskusi itu, sebagian peserta mengeluarkan unek-uneknya terhadap kinerja PBNU.
Setelah itu, Forum MLB NU menyatakan telah sowan ke ulama-ulama di Jawa Timur pada Kamis-Jumat, 19-20 Desember 2024. Hasilnya, ada sembilan pesan moral yang diputuskan.
Pertama, pihaknya menyatakan bahwa para ulama atau masyayikh merestui gerakan MLB dengan tiga syarat. Antara lain, MLB diniatkan untuk memperbaiki organisasi, dilakukan secara konstitusional berdasarkan AD/ART NU, dan selalu berkonsultasi meminta nasehat kepada sesepuh NU.
Kedua, mengajak warga NU untuk saling menasehati dalam rangka perbaikan kepemimpinan. Ketiga, Forum Pra MLB telah menginventarisasi nama-nama calon anggota Ahlul Halli wal Aqdi dan Ketua Umum PBNU yang akan diusulkan dalam Forum MLB.
Sekretaris Steering Committee MLB NU, Abdussalam Shohib mengklaim ada 32 pengurus wilayah NU atau PWNU yang akan terlibat. “Hingga saat ini kami terus melakukan konsolidasi,” kata dia.
Gus Salam mengatakan waktu pelaksanaan muktamar akan diputuskan dalam agenda pra-MLB. Menurut dia, muktamar luar bisa kemungkinan besar berlangsung pada Januari 2025.
“Target dari presidium untuk pelaksanaan MLB mengambil momentum bersejarah di NU, yaitu bulan Januari, bertepatan dengan hari lahir NU,” kata dia
Meskipun disebut sebagai agenda ilegal oleh Pengurus Besar NU atau PBNU, dia optimistis dua kegiatan tersebut bakal terlaksana dengan baik. Dia mengklaim rencana menggelar muktamar luar biasa tersebut sudah sesuai dengan ketentuan aturan organisasi.
Syarat terlaksananya muktamar luar biasa yang dimaksud Gus Salam, yaitu terkumpulnya dukungan dari 50 persen lebih PWNU dan adanya pelanggaran berat oleh Rais Aam atau ketua PBNU. Selain itu, dia mengatakan keengganan PWNU menyatakan dukungan secara terbuka disebabkan karena tekanan dan ancaman pemecatan dari PBNU.
“PBNU dan PWNU yang menyatakan penolakan muktamar luar biasa, itu banyak yang secara tertutup tetap berkomunikasi dengan kami,” kata mantan Wakil Sekjen PBNU ini.
Dia mengatakan pelaksanaan kegiatan tersebut tidak dipengaruhi oleh kedudukan petinggi PBNU dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa yang berada di dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto. “Motivasi kami menggagas MLB bukan hanya karena perseteruan PKB dengan PBNU, itu hanya salah satu bagian kecil saja,” kata Gus Salam.
Gus Salam mengatakan faktor utama yang mendorong rencana MLB NU yaitu buruknya tata kelola organisasi di bawah pimpinan Yahya Cholil Staquf. Dia menilai di bawah kepemimpinan Gus Yahya, terdapat sejumlah pelanggaran berat yang dilakukan oleh pengurus PBNU.
Selain itu, Gus Salam mengatakan hal lainnya yang mendorong MLB yaitu hilangnya sikap kritis PBNU terhadap pemerintah. Dia mengatakan meskipun tidak berseberangan dengan pemerintah, NU harus mengambil posisi sebagai mitra kritis ketika ada kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat. “Nalar kritis inilah yang tidak terjadi di bawah kepengurusan saat ini,” kata dia.
Dia juga menilai PBNU kerap mengintervensi pengurus wilayah dan pengurus cabang NU. Menurut dia, intervensi tersebut tidak sesuai dengan aturan NU dan mencederai semangat organisasi. “Banyak faktor-faktor yang akhirnya terakumulasi menjadi keresahan. Kami melihat PBNU semakin jauh dari semangat mengapa NU hadir di negeri ini,” kata dia
Hanna Septiana berkontribusi dalam penulisan artikel ini.