Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan tetap mengutamakan kader sendiri sebagai calon pendamping Saifullah Yusuf dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur atau pilgub Jatim. Hasto merasa partainya tidak perlu mencari calon dari luar PDIP.
“Ya, kalau ada calon dari partai sendiri, mosok (masak) kami harus mengusung dari partai lain. Nanti kami dipertanyakan fungsi kaderisasi kepemimpinan,” ujar Hasto di depan rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jakarta, Senin, 8 Januari 2018.
Baca: Ketika Risma Emoh Gantikan Azwar Anas Maju Pilgub Jatim
Menurut Hasto, PDIP tetap fokus menjalin komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pilgub Jatim. Ia mengaku tidak melakukan komunikasi dengan partai di luar PKB, seperti Partai Gerindra, Partai Keadilan Sosial (PKS), serta Partai Amanat Nasional (PAN) yang belum menetapkan dukungan.
“Kami konsisten membangun komunikasi politik dengan PKB sehingga perbincangan Jatim ke depan akan lebih banyak dilakukan dengan PKB,” katanya.
Simak: Kembalikan Mandat ke PDIP, Azwar Anas Mundur dari Pilkada Jatim
Sebelumnya, PDIP dan PKB mengusung pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Abdullah Azwar Anas sebagai calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilgub Jatim. Deklarasi dukungan sudah dilakukan sejak Oktober tahun lalu.
Namun, pada Sabtu, 6 Januari 2017, Azwar Anas mengundurkan diri setelah foto mesum yang diduga dia bersama seorang perempuan tersebar. Hasto mengatakan PDIP akan membahas apakah pengunduran diri tersebut akan diterima atau tidak dalam rapat partai.
Lihat: Dinamika Pilgub Jatim, Airlangga: Peluang Khofifah Semakin Besar
Beberapa waktu lalu, Presiden PKS Sohibul Iman juga mengaku intens berkomunikasi dengan Gus Ipul. Namun ia belum dapat menentukan apakah akan bergabung bersama PDIP dan PKB untuk mendukung Gus Ipul atau membuat poros baru bersama PAN serta Partai Gerindra.
Dengan begitu, sampai saat ini, pasangan calon yang sudah beres semuanya baru Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang didukung Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai NasDem, juga Partai Hanura.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini