DARI kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) tak cuma muncul
berita wisuda. Juga ada prestasi warganya di gelanggang atletik.
Akhir pekan lalu Ir. Budi Dharma, asisten dosen pada Departemen
Arsitektur ITB, menciptakan rekor nasional dalam nomor lontar
martil. Rekornya dalam Kejuaraan Atletik se-Jawa itu ialah 44,34
m prestasi lama atas nama Ir. Komot Heruwatno, juga staf
pengajar ITB, tercatat 43,44 m.
Budi agak tertolong oleh cuaca di waktu perlombaan. Udara di
Stadion Trilomba Juang, Semarang, sekitar pukul 13.00, sedikit
berawan. Panas tak begitu menggigit Minggu siang itu. Sehingga
berhasil ia melampaui jarak lontaran Komot. Dalam latihan sudah
berulang kali itu dicapainya. "Lontaran terjauh memang baru
sekarang," kata Budi.
Untuk nomor lontar martil Budi sudah memegang medali perunggu
SEA Games 1979. Tapi rekor nasional baru pertama kali ini
diraihnya. Menghadapi kejuaraan kali ini, ia mempersiapkan diri
sejak Maret. "Kerja keras," ujarnya.
Ir. Budi Dharma, yang lahir di Den Haag 14 April 1955, terjun ke
dunia atletik sejak 1973. Cabang yang diikutinya semula adalah
tolak peluru dan lempar cakram. Sedang lontar martil dikenalnya
(1976) ketika masih mengenakan kostum pelajar.
Nomor ini membutuhkan orang yang bertubuh besar. Budi memang
orangnya. Tingginya 178 cm dan bobot tubuhnya 82 kg.
Latihannya lebih diarahkan pada kekuatan fisik. Tiap pagi, enam
hari dalam seminggu, Budi latihan fisik sedikitnya selama satu
jam. Sedang latihan teknik dilakukannya sore hari -- tiga kali
dalam sepekan. Budi biasanya berlatih bersama Komot. Pelatih
nasional, Sarbe Bupono optimistis Budi akan memperbaiki rekor
lagi.
Dari 27 nomor yang dipertandingkan dalam Kejuaraan Atletik
se-Jawa 1981 hanya mata lomba lontar martil yang mematok rekor
baru. Tapi di antara sekitar 230 atlet yang mewakili Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sekolah
Atlet Ragunan, bakat baru kelihatan. Misalnya, Merry Manuhutu,
17 tahun, dari Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta. Dalam lomba lari
800 m Merry mengalahkan pemegang rekor nasional Jenny Sumampouw
dari Jawa Timur. Prestasinya 2 menit 24,9 detik, sedang rekor
nasional 2 menit 13,4 detik. Di Semarang, Jenny cuma 2 menit 28
detik.
Selain Merry juga atlet jalan cepat Itje dari Jawa Barat, dan
peloncat tinggi M. Taufik dari Jawa Timur mendapat perhatian.
Bahkan Taufik menyisihkan pemegang rekor nasional Suwignyo.
Loncatan Taufik 193 cm -- 6 cm di bawah rekor nasional. Sedang
Suwignyo kali ini mencapai 190 cm.
"Tujuan kejuaraan ini memang mencari bakat baru, di samping
menggairahkan atletik di daerah," kata juru bicara PASI J.
Maryono. Kejuaraan Atletik seJawa dilaksanakan empat kali
setahun dan diselenggarakan di tiap kota secara bergilir.
Penyelenggara berikutnya adalah Cirebon, 15 sampai 17 Mei.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini