Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pelontar Martil Dibantu Cuaca

Kejuaraan atletik se-jawa 1981 di semarang sepi rekor. mempertandingkan 27 nomor, hanya mata lomba lontar martil yang mematok rekor baru.

2 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DARI kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) tak cuma muncul berita wisuda. Juga ada prestasi warganya di gelanggang atletik. Akhir pekan lalu Ir. Budi Dharma, asisten dosen pada Departemen Arsitektur ITB, menciptakan rekor nasional dalam nomor lontar martil. Rekornya dalam Kejuaraan Atletik se-Jawa itu ialah 44,34 m prestasi lama atas nama Ir. Komot Heruwatno, juga staf pengajar ITB, tercatat 43,44 m. Budi agak tertolong oleh cuaca di waktu perlombaan. Udara di Stadion Trilomba Juang, Semarang, sekitar pukul 13.00, sedikit berawan. Panas tak begitu menggigit Minggu siang itu. Sehingga berhasil ia melampaui jarak lontaran Komot. Dalam latihan sudah berulang kali itu dicapainya. "Lontaran terjauh memang baru sekarang," kata Budi. Untuk nomor lontar martil Budi sudah memegang medali perunggu SEA Games 1979. Tapi rekor nasional baru pertama kali ini diraihnya. Menghadapi kejuaraan kali ini, ia mempersiapkan diri sejak Maret. "Kerja keras," ujarnya. Ir. Budi Dharma, yang lahir di Den Haag 14 April 1955, terjun ke dunia atletik sejak 1973. Cabang yang diikutinya semula adalah tolak peluru dan lempar cakram. Sedang lontar martil dikenalnya (1976) ketika masih mengenakan kostum pelajar. Nomor ini membutuhkan orang yang bertubuh besar. Budi memang orangnya. Tingginya 178 cm dan bobot tubuhnya 82 kg. Latihannya lebih diarahkan pada kekuatan fisik. Tiap pagi, enam hari dalam seminggu, Budi latihan fisik sedikitnya selama satu jam. Sedang latihan teknik dilakukannya sore hari -- tiga kali dalam sepekan. Budi biasanya berlatih bersama Komot. Pelatih nasional, Sarbe Bupono optimistis Budi akan memperbaiki rekor lagi. Dari 27 nomor yang dipertandingkan dalam Kejuaraan Atletik se-Jawa 1981 hanya mata lomba lontar martil yang mematok rekor baru. Tapi di antara sekitar 230 atlet yang mewakili Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sekolah Atlet Ragunan, bakat baru kelihatan. Misalnya, Merry Manuhutu, 17 tahun, dari Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta. Dalam lomba lari 800 m Merry mengalahkan pemegang rekor nasional Jenny Sumampouw dari Jawa Timur. Prestasinya 2 menit 24,9 detik, sedang rekor nasional 2 menit 13,4 detik. Di Semarang, Jenny cuma 2 menit 28 detik. Selain Merry juga atlet jalan cepat Itje dari Jawa Barat, dan peloncat tinggi M. Taufik dari Jawa Timur mendapat perhatian. Bahkan Taufik menyisihkan pemegang rekor nasional Suwignyo. Loncatan Taufik 193 cm -- 6 cm di bawah rekor nasional. Sedang Suwignyo kali ini mencapai 190 cm. "Tujuan kejuaraan ini memang mencari bakat baru, di samping menggairahkan atletik di daerah," kata juru bicara PASI J. Maryono. Kejuaraan Atletik seJawa dilaksanakan empat kali setahun dan diselenggarakan di tiap kota secara bergilir. Penyelenggara berikutnya adalah Cirebon, 15 sampai 17 Mei.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus