Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Program pembagian obat gratis yang disiapkan pemerintah untuk 300 ribu pasien isolasi mandiri di Pulau Jawa dan Bali sudah dimulai.
Bantuan itu didistribusikan PT Kimia Farma ke semua kesehatan daerah militer di Pulau Jawa dan Bali.
Bantuan yang sama juga dibagikan ke luar Pulau Jawa dan Bali.
JAKARTA – Program pembagian obat gratis yang disiapkan pemerintah untuk 300 ribu pasien isolasi mandiri di Pulau Jawa dan Bali sudah dimulai. Di Jawa Barat, Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi, Kolonel Inf F.X. Wellyanto, mengatakan TNI sudah mulai membagikan obat gratis bantuan pemerintah untuk pasien isolasi mandiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wellyanto mengatakan pasien sudah bisa mendapatkan obat tersebut dengan menghubungi puskesmas setempat. "Nanti petugas yang akan mendorong obat ke rumah-rumah,” kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Wellyanto, obat gratis itu akan diberikan sesuai dengan permintaan pasien. Jumlahnya, kata dia, mengikuti angka pasien isolasi mandiri yang didata puskesmas. Setiap pasien akan menerima obat selama tujuh hari.
Bantuan itu didistribusikan PT Kimia Farma ke semua kesehatan daerah militer (kesdam) di Pulau Jawa dan Bali. Kemudian kesdam meneruskannya ke semua markas militer secara berjenjang, dari tingkat komando distrik militer (kodim) hingga babinsa dan puskesmas. Distribusi obat dan vitamin juga akan dikirim ke daerah-daerah di luar Jawa. Bantuan itu didistribusikan PT Kimia Farma ke semua kesdam di luar Pulau Jawa dan Bali.
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto di Jakarta, 3 Juli 2020. TEMPO/Imam Sukamto
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan ada tiga jenis paket obat gratis yang akan didistribusikan. Paket pertama berisi vitamin C 500 miligram, vitamin D 1.000 IU, dan zink tablet 20 mg bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala. Paket kedua untuk pasien dengan keluhan demam dan anosmia yang berisi oseltamivir, vitamin C, vitamin D 1.000 IU, zink, dan parasetamol.
Sedangkan paket ketiga berisi oseltamivir, vitamin C, vitamin D, zink, parasetamol, ambroxol, dan azitromisin. Paket ketiga diperuntukkan bagi pasien bergejala demam dan batuk.
Panglima TNI Hadi menerangkan bahwa paket pertama dapat langsung diberikan. Sedangkan paket kedua dan ketiga membutuhkan konsultasi dan resep dokter. “Setelah saya cek, yang melaksanakan isolasi mandiri rata-rata menerima obat paket 2,” kata dia selepas meninjau tempat penyimpanan obat di Kodim 0618 Kota Bandung.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanegara, mengaku masih menunggu petunjuk pelaksanaan program obat gratis tersebut yang melibatkan puskesmas. “Sedang diminta,” kata dia.
Di Semarang, Jawa Tengah, obat-obatan gratis juga sudah didistribusikan untuk pasien Covid-19 melalui Kodim 0733 BS. "Distribusinya lewat Kodim 0733 BS," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Pemerintah Semarang mengklaim distribusi obat untuk pasien Covid-19 ke fasilitas kesehatan tak pernah bermasalah. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Semarang, Abdul Hakam, otoritas selalu memantau ketersediaan dan melapor jika mulai menipis. "Kami selalu cek buffer. Jika mulai menipis, minta ke provinsi lagi. Jadi tak sampai kehabisan," tuturnya.
Hakam juga mengaku rutin menggelar inspeksi mendadak untuk memastikan obat Covid-19 diberikan berdasarkan resep dokter dan dijual di bawah harga eceran tertinggi.
Adapun Pemerintah Kota Yogyakarta menyatakan pemberian obat akan bergantung pada gejala pasien. Karena itu, pemantauan harus dilakukan secara aktif.
"Ketika menetapkan seseorang positif, kan, selalu dimonitor. Keluhan dan gejalanya apa. Baru kemudian dikasih obat jenis apa," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Dia mengatakan saat ini stok obat terapi Covid-19 masih aman.
Petugas mengambil obat untuk pasien Covid-19 di instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jawa Barat, 15 Juli 2021. TEMPO/Prima Mulia
Di Kepulauan Riau, petugas puskesmas setempat menunggu pasokan obat dari Presiden Joko Widodo. "Kalau sudah dikirim, kami siap menyalurkan ke pulau-pulau," kata Ketua Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Bulang di Kota Batam, Harri.
Pasokan obat itu dinanti lantaran stok obat terapi Covid-19 mulai langka. Misalnya, di salah satu apotek di kawasan Batam Center, sejumlah obat pendukung terapi Covid-19, seperti oseltamivir, azitromisin, dan favipiravir, sudah habis. "Kosong. Kami saja terapi tidak pakai obat itu lagi," kata Dewi, petugas apotek.
Di apotek lain di Bengkong, oseltamivir juga habis. "Sedangkan azitromisin dan favipiravir ada," kata Topik, seorang petugas apotek di Bengkong.
Direktur Kebijakan Centre for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), Olivia Herlinda, mengatakan pemerintah seharusnya menambah kelengkapan bagi pasien isolasi mandiri dengan pembagian alat pengukur oksigen (oksimeter), termometer, dan tensimeter. Paket tersebut juga dapat mencakup fasilitas pemeriksaan laboratorium, rontgen, bantuan makanan, dan tabung oksigen. Paket-paket tersebut dapat dibagikan sesuai dengan saran tenaga kesehatan.
Karena itulah, menurut Olivia, program ini harus dilaksanakan melalui koordinasi dengan puskesmas. "Karena semua pelaporan kasus dan penanganan di wilayah masing-masing seharusnya satu pintu ke puskesmas," kata dia.
Olivia juga meminta pemerintah mempertegas alur rujukan terutama bagi pasien yang mengalami perburukan kondisi sehingga harus mendapatkan penanganan darurat. Tanpa perbaikan ini, dia khawatir program Presiden justru tidak efektif mengurangi angka kesakitan dan kematian selama isolasi mandiri. Sebelumnya, CISDI melaporkan terdapat lebih dari 446 kematian pasien isolasi mandiri di Jawa Barat. Angka itu berasal dari laporan 97 puskesmas selama awal Juli lalu.
AHMAD FIKRI | JAMAL A. NASHR | PRIBADI WICAKSONO | YOGI EKA SAHPUTRA | ROBBY IRFANY
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo