Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kementerian Kesehatan mendistribusikan vaksin AstraZeneca ke tujuh provinsi.
Tenggat kedaluwarsa vaksin buatan Inggris ini berakhir pada Mei mendatang.
Menimbulkan kontroversi karena mengandung tripsin babi.
SURABAYA – Kementerian Kesehatan bergegas mendistribusikan vaksin AstraZeneca ke tujuh provinsi sejak kemarin. Ketujuh provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendistribusian tersebut berbekal izin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Jawa Timur dan Bali sudah menerima vaksinnya,” kata juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, ketika dihubungi Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nadia enggan berkomentar ihwal alasan Kementerian Kesehatan memilih tujuh provinsi tersebut sebagai tujuan distribusi vaksin AstraZeneca. Menurut dia, ketujuh provinsi itu mendapat jatah vaksin lantaran pemerintah mempercepat vaksinasi sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing. “Seperti pembukaan daerah wisata atau akan adanya acara nasional ataupun internasional,” kata Nadia.
Pemerintah menerima 1.113.600 dosis vaksin AstraZeneca pada Senin dua pekan lalu. Secara keseluruhan, Indonesia akan memperoleh 11.704.800 dosis AstraZeneca gratis melalui komitmen kerja sama multilateral COVAX Facility. Penggunaan vaksin tersebut sempat mengalami kendala. Sebab, ada laporan terjadinya kasus pembekuan darah pada sejumlah orang di Eropa setelah disuntikkan vaksin itu. BPOM baru mengeluarkan izin penggunaan darurat AstraZeneca pada Jumat pekan lalu.
Penggunaan vaksin AstraZeneca juga sempat menimbulkan kontroversi lantaran dinyatakan mengandung tripsin babi. Meski vaksin ini mengandung bahan yang tidak halal, MUI memperbolehkan penggunaan vaksin bikinan Inggris itu dengan alasan kondisi darurat. Izin tersebut dirilis MUI dalam bentuk fatwa, Jumat pekan lalu.
Vaksinator mempersiapkan vaksin COVID-19 Astrazeneca sebelum diberikan kepada warg, di Kecamatan Kota Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 22 Maret 2021. ANTARA/Syaiful Arif
Nadia meminta masyarakat tak perlu lagi khawatir dan ragu akan keamanan vaksin AstraZeneca. Ia pun mengajak publik tak melanjutkan polemik tentang kandungan babi dalam vaksin tersebut. “MUI sudah mengatakan fatwa boleh digunakan karena darurat dan mubah,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan itu.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan Kementerian segera mendistribusikan vaksin AstraZeneca demi mengejar tenggat kedaluwarsa. Vaksin AstraZeneca yang diterima Indonesia akan kedaluwarsa pada 31 Mei mendatang.
Ihwal laporan pembekuan darah di Eropa setelah penyuntikan vaksin AstraZeneca, Dante mengatakan angka peningkatan tersebut lebih kecil dibanding angka kasus infeksi Covid-19. “Di beberapa negara itu, kejadian 30 dari 5 juta suntikan. Dari sidang di WHO, EMA (European Medicine Agency) memperlihatkan tidak ada hubungan antara peningkatan kekentalan darah dan vaksinasi,” ujarnya. “AstraZeneca masih aman digunakan berdasarkan keputusan WHO.”
Dalam kesempatan terpisah, Presiden Joko Widodo meninjau penyuntikan vaksin AstraZeneca di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, kemarin. Dalam acara vaksinasi massal tersebut, suntikan pertama vaksin diberikan kepada Ketua MUI Jawa Timur, Hasan Mutawakkil Alallah. Setelah itu, Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo, Ahmad Rofiq Siroj, dan mantan pemain sepak bola nasional, Uston Nawawi. Total sekitar 150 orang menerima suntikan vaksin dalam acara tersebut.
Presiden Joko Widodo mengapresiasi sikap MUI dan para kiai di Jawa Timur yang bersedia menerima vaksin AstraZeneca. Selanjutnya, mantan Wali Kota Surakarta itu meminta Kementerian Kesehatan segera mendistribusikan vaksin tersebut ke sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur. “Beliau-beliau (para kiai Jawa Timur) menyampaikan bahwa Jawa Timur siap diberi vaksin AstraZeneca dan segera akan digunakan di pondok-pondok pesantren di Jawa Timur,” kata Presiden Jokowi, kemarin.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta masyarakat tak mempersoalkan label haram kandungan bahan pada vaksin AstraZeneca. Menurut Ma’ruf, saat ini yang perlu dipikirkan soal vaksin adalah boleh atau tidak boleh, bukan halal atau tidak halal. “Sebab, tidak halal pun MUI bilang boleh. Apalagi kalau itu memang halal, tentu menjadi lebih boleh. Itu bukan problem,” kata Ma’ruf, kemarin.
Mantan Ketua MUI itu juga menyatakan produsen AstraZeneca telah menjelaskan bahwa vaksin yang mereka rilis tidak mengandung unsur babi. Jika hal itu berhasil dibuktikan, Ma’ruf mengatakan artinya vaksin tersebut lebih bisa digunakan.
DEWI NURITA | EGY ADYATAMA | ANTARA | INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo