Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Perth - Salah satu hak penyandang disabilitas di Australia adalah memperoleh pendamping sebagai bentuk akses pendukung kehidupan sehari - hari. Para difabel memperoleh dana jaminan sosial dari National Disability Insurance Scheme (NDIS) untuk mempekerjakan pendamping.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Keluarga penyandang disabilitas di sini berani mempekerjakan pendamping (Carer) dalam waktu yang cukup lama karena memiliki jaminan sosial dari NDIS, biasanya bisa mempekerjakan seharian," ujar Aulia Tamher, 24 tahun, Disability Support Worker asal Indonesia yang bekerja mendampingi difabel di Perth, Australia Barat, saat diwawancara Tempo, Selasa, pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Aulia, pekerjaan utama menjadi pendamping disabilitas atau carer adalah memastikan jadwal pengantaran klien ke tempat kunjungan rutin seperti rumah sakit, komunitas atau rehabilitasi medik. "Pasalnya difabel memiliki aktivitas hidup rutin yang agak berbeda dengan orang orang nondisabilitas yang tidak boleh ditinggalkan lantaran berpengaruh besar bagi kehidupan mereka," ujar perempuan yang biasa dipanggil Kiki ini.
Dalam menjalani tugas sebagai pendamping, Kiki dapat memilih waktu bekerja. Seperti, bekerja secara paruh waktu dengan hanya memilih hari dan jam tertentu atau bekerja penuh seharian. Selain bebas memilih waktu, pendamping disabilitas juga dibayar berdasarkan jumlah jam kerja.
"Dulu saya pernah sampai mendapatkan Aus$45 per jam, biaya ini dikeluarkan oleh keluarga tentunya dengan dukungan dari NDIS," kata Kiki. Uniknya, pekerjaan mendampingi ini tidak sekadar mengantar penyandang disabilitas, melainkan pula mengurusi hingga beberapa kegiatan seperti mandi, makan hingga menggantikan fungsi tubuh yang hilang.
"Salah satu klien saya memiliki jenis ragam disabilitas yang cukup berat, hingga dirinya tidak bisa mengeluarkan lendir dari tenggorokannya, karena itu saya harus terus memantau agar lendir jangan menumpuk, harus dikeluarkan dengan menggunakan alat," kata Kiki.
Pengalaman kerja lain yang lebih unik adalah pendamping disabilitas tidak berhak menghakimi atau melarang kegiatan penyandang disabilitas yang menjadi hak dasar mereka. Salah satunya hak berreproduksi. Misalnya, saat penyandang disabilitas meminta pendamping disabilitas menyediakan akses internet ke situs hiburan dewasa.
Di Australia, mengakses situs hiburan dewasa tidak dilarang. Terutama bagi penyandang disabilitas yang masih memiliki siklus biologis seperti orang pada umumnya namun tidak memiliki fungsi kognitif dan mobilitas tubuh yang menunjang kegiatan seksual. Lantaran itu, pendamping disabilitas tidak berhak melarang atau mengabaikan permintaan tersebut. "Saya bahkan pernah membantu menghubungi dan menelepon situs hiburan dewasa untuk memanggil pekerja seksual komersil membantu klien saya menyelesaikan urusannya," kata Kiki.
CHETA NILAWATY
Baca juga: Cara Unit Layanan Disabilitas Kampus Australia Menyediakan Materi Kuliah Terakses Bagi Siswa Difabel
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.