Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pengamat Sebut Jokowi yang Harus Temui Prabowo untuk Rekonsiliasi

Pengamat politik dari Voxpol Center mengatakan sebaiknya Jokowi yang menemui Prabowo untuk rekonsiliasi.

1 Juli 2019 | 11.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo atau Jokowi dan Ma'ruf Amin, usai menghadiri rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon presiden-wakil presiden terpilih di Kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Ahad, 30 Juni 2019. TEMPO/Friski Riana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menilai sebaiknya Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang datang menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terlebih dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Menurut saya, supaya pertemuan Jokowi dengan Prabowo bisa terlaksana dan berjalan sukses, maka Jokowi yang mesti menemui Prabowo," kata Pangi kepada Tempo, Senin, 1 Juli 2019.

Pangi mengatakan, sebetulnya tidak ada yang salah siapa yang datang dan siapa yang menunggu. Proses sebelum pertemuan tersebut hanya menguji jiwa satria dan kenegarawanan masing-masing. Namun, Pangi menilai ada sisi baik bagi Jokowi jika menemui Prabowo. "Secara tidak langsung baik bagi citra Jokowi mau datang sehingga terkesan menjadi sosok presiden yang rendah hati," ujarnya.

Selain itu, dengan Jokowi yang inisiatif menemui Prabowo tidak akan mengurangi dan merendahkan harga dirinya, "Justru di situ Jokowi dapat poinnya."

Sebaliknya, jika Jokowi yang menunggu didatangi, Pangi menilai sulit untuk posisi dan nuansa kebatinan Prabowo yang nantinya akan terkesan meminta jabatan. Sehingga, Jokowi lah yang harus memahami nuansa kebatinan yang kalah dalam bertarung.

Pangi juga memperkirakan pertemuan kedua tokoh yang berseteru di Pilpres 2019 itu bisa menurunkan tensi politik pasca putusan Mahkamah Konstitusi tentang sengketa hasil Pilpres. Sebab, pertemuan Jokowi dan Prabowo bukan soal bagi-bagi kekuasaan, bergabung atau tidaknya dalam koalisi. "Namun soal menyematkan persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.

Jika setelah pertemuan, sikap Gerindra dan Prabowo tetap oposisi, Pangi menilai tak masalah karena merupakan pilihan politik yang sudah dikalkulasi, dihitung dari segi manfaat dan mudaratnya. "Yang penting bertemu dulu dua tokoh bangsa ini, soal oposisi dan koalisi itu soal lain."

Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus