Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Terjungkal di Kandang Banteng

Faktor Jokowi diduga menjadi penyebab suara Ganjar-Mahfud jeblok. Diduga ada operasi polisi untuk menggembosi suara Ganjar-Mahfud.

16 Februari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menyapa pendukungnya saat kampanye di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, 10 Februari 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Faktor Jokowi ikut mempengaruhi kekalahan Ganjar-Mahfud.

  • Tim Ganjar-Mahfud menyiapkan langkah hukum.

  • TPN meyakini ada anomali suara Ganjar-Mahfud dan PDI Perjuangan.

JAKARTAGanjar Pranowo dan Mahfud Md. serta semua ketua umum partai pengusung pasangan calon presiden nomor urut tiga itu berkumpul di gedung High End, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kemarin siang. Mereka datang secara terpisah ke markas pusat kendali pemenangan Ganjar-Mahfud tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid, lebih dulu datang. Disusul Ketua Partai Hanura Oesman Sapta Odang, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Partai Persatuan Indonesia Hary Tanoesoedibjo, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan M. Mardiono. Hampir semua pengurus inti TPN Ganjar-Mahfud hingga level deputi juga datang ke High End.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami membahas dinamika pemungutan suara,” kata anggota TPN Ganjar-Mahfud, Beka Ulung Hapsara, Kamis, 15 Februari 2024.

Dalam pertemuan itu, kata Beka, mereka membahas laporan dugaan kecurangan pemilu di berbagai daerah. Mereka juga mengevaluasi proses pemungutan suara Pemilu 2024, dua hari lalu. “Kami sedang mencermati apa yang sebenarnya terjadi tiga hari sebelum pemungutan suara,” kata Beka.

Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan pertemuan itu membahas rencana menindaklanjuti berbagai dugaan pelanggaran pemilu di lapangan, baik ke lembaga penegak hukum, Badan Pengawas Pemilu, maupun Mahkamah Konstitusi. “Kami berkumpul untuk melakukan kebenaran-kebenaran tentang kebijakan pelaksanaan pemilu ini secara jujur dan adil bagi rakyat dan bangsa Indonesia,” kata OSO, kemarin.

Dua hari lalu, Komisi Pemilihan Umum menggelar pemungutan suara pemilihan presiden serta calon legislator dan senator. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di atas angka 50 persen. Pasangan calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju itu unggul jauh dari dua rivalnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar-Mahfud.

Berdasarkan hasil sementara penghitungan suara calon presiden yang tertera pada situs web KPU hingga pukul 21.30 kemarin, perolehan suara Prabowo-Gibran mencapai 56,76 persen. Lalu disusul perolehan suara Anies-Muhaimin sebanyak 25,39 persen dan Ganjar-Mahfud 17,9 persen.

Data hasil pungut suara di TPS yang masuk ke aplikasi Sirekap—aplikasi penghitungan suara milik KPU—hingga kemarin malam masih rendah. Hasil pungut-hitung yang masuk ke aplikasi itu berasal dari 373.061 TPS dari total 823.236 TPS.

Beka Ulung Hapsara menilai ada anomali hasil hitung cepat lembaga survei tersebut. Sebab, perolehan suara Ganjar-Mahfud hanya berkisar 17 persen, padahal suara PDI Perjuangan relatif tinggi. Masih merujuk pada hasil hitung cepat lembaga survei, PDI Perjuangan meraih jumlah suara tertinggi dibanding partai politik peserta pemilu lainnya.

“Ganjar sampai bertanya apakah benar suaranya sekecil itu,” kata Beka. 

Ia menyebutkan, berdasarkan hasil analisis awal, suara Ganjar-Mahfud mengalami penggembosan di berbagai daerah. Upaya penggembosan itu di antaranya lewat manuver Presiden Joko Widodo yang diduga mendukung Prabowo-Gibran.

Panitia Pemungutan Suara (PPS) memfoto kertas catatan hasil penghitungan perolehan suara capres dan cawapres Pemilu 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 11 Lempongsari, Semarang, Jawa Tengah, 14 Februari 2024. ANTARA/Makna Zaezar

Beberapa pekan menjelang pemungutan suara, kata Beka, TPN Ganjar-Mahfud mengamati manuver Jokowi yang gencar berkeliling di basis PDI Perjuangan, di antaranya di Jawa Tengah. “Sulit tidak mengatakan bahwa dalam beberapa kesempatan, Jokowi berkunjung ke daerah basis Ganjar,” kata Beka. “Apalagi menggunakan bantuan sosial yang memang sangat mempengaruhi persepsi publik.”

Tim Ganjar-Mahfud juga mengamati upaya Jokowi yang seolah-olah membuntuti kampanye Ganjar. Misalnya, kata Beka, tak lama setelah Ganjar melakukan safari politik di Sorong, Manokwari, dan Raja Ampat, Papua, pada November tahun lalu, Presiden Jokowi juga tiba-tiba ke Papua. Kemudian berselang beberapa hari setelah Ganjar ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada awal Desember tahun lalu, Jokowi juga berkunjung ke wilayah tersebut. 

Jokowi juga berkeliling Jawa Tengah dan DI Yogyakarta setelah Ganjar berkampanye di sana, Januari lalu. Dalam setiap kunjungannya, Jokowi membagikan bantuan sosial dan sertifikat gratis.  

Dalam wawancara dengan majalah Tempo, Ganjar melihat Jokowi begitu sayang kepadanya. Sebab, Jokowi lebih senang membuntutinya dibanding dua calon presiden lainnya. “Kami pernah menyiapkan lapangan dan mendengar tim kandidat lain sudah tahu saya akan ke mana saja,” kata Ganjar.

Jokowi membantah kabar bahwa dirinya sengaja membuntuti jadwal kunjungan Ganjar. “Ya, enggaklah, enggak seperti itu. Jadwal untuk kunjungan presiden sudah dirancang tiga bulan sebelumnya dan pasti ada tujuannya,” kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, pada 7 Desember lalu.

Juru bicara TPN Ganjar-Mahfud, Cyril Raoul Hakim, mengatakan tim pemenangan pasangan calon presiden nomor urut tiga sedang mempelajari berbagai dugaan kecurangan pemilu. Mereka juga menganalisis perolehan suara Ganjar-Mahfud versi hitung cepat, yang justru lebih rendah daripada suara partai pengusung, khususnya PDI Perjuangan. 

“Suara calon presiden biasanya lebih tinggi dari partai pengusung,” kata Chico—sapaan Cyril Raoul Hakim. 

Sesuai dengan hasil hitung cepat lembaga survei, suara Ganjar-Mahfud di basis PDI Perjuangan, seperti di Jawa Tengah dan Bali, justru kalah oleh Prabowo-Gibran. Hasil hitung cepat itu sejalan dengan rekapitulasi suara pada aplikasi KPU hingga tadi malam, yaitu perolehan suara Ganjar-Mahfud di Jawa Tengah hanya 34,67 persen dan di Bali 43,49 persen. Angka ini sangat rendah dibanding pada Pemilu 2019. Saat itu pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin yang diusung PDI Perjuangan memenangi pemilihan presiden di Jawa Tengah dan Bali.

“Ini menjadi pertanyaan mendasar yang sedang kami telusuri. Sebab, suara partai tetap tinggi,” kata Chico. “Apakah ada dugaan kecurangan yang sistemis? Ini yang sedang ditelusuri bersama partai dan TPN.”

Anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) menyiapkan surat suara dalam Pemilu 2024 di TPS 20 Banjar Blungbang, Desa Penarungan, Badung, Bali, 14 Februari 2024. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo

Sebelum pemungutan suara, Tempo beberapa kali menulis soal berbagai operasi di Jawa Tengah untuk memenangkan Prabowo-Gibran. Dalam artikel Bayang-bayang Pemilu Curang, majalah Tempo edisi pekan ini mengungkap operasi pemenangan Prabowo-Gibran lewat kepolisian. 

Pada Agustus-September 2023, Kepolisian RI memetakan dukungan tokoh masyarakat dalam pemilihan presiden, dari jumlah pengikut, afiliasi terhadap partai politik, hingga dukungan terhadap calon presiden. Seorang petinggi kepolisian dan orang dekat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pemetaan itu bertujuan memastikan kekuatan partai dan calon presiden di berbagai wilayah. Dengan begitu, polisi bisa menentukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat dan agama.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa tengah Komisaris Besar Satake Bayu Setianto berdalih pendekatan ke tokoh agama bagian dari upaya cooling system agar pemilu berjalan aman dan damai. Ia membantah jika aparat datang dengan membawa arahan politik tertentu.

Setelah Gibran menjadi calon wakil presiden Prabowo, Polri juga menggelar mutasi perwira menengah dan tinggi di Jawa Tengah. Tujuannya, menempatkan perwira polisi yang bisa membantu memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua di sana. 

Kepada Majalah Tempo, Kepala Kepolisian RI Listyo Sigit Prabowo menyebutkan mutasi hal rutin di tubuh Polri. “Sudah ada kriteria dan melalui mekanisme Dewan Kebijakan Jabatan dan Kepangkatan soal proses pengembangan karier anggota di organisasi Polri,” ucapnya, Jumat, 9 Februari 2024. 

Chico mengatakan tim pemenangan dan partai pengusung Ganjar-Mahfud telah mendengar ihwal adanya operasi kepolisian untuk memenangkan Prabowo-Gibran di Kandang Banteng. Selain memanfaatkan kepolisian, kata dia, mereka menyiram bantuan sosial ke kantong-kantong basis Ganjar-Mahfud. “Laporan itu sudah masuk ke tim hukum TPN,” ujar Chico.

Direktur Sengketa Proses Tim Hukum Nasional Anies-Muhaimin, Zaid Mushafi, mengatakan pihaknya juga menerima banyak laporan dugaan kecurangan pemilu di berbagai daerah, tapi ia enggan membeberkannya. “Nanti kami sampaikan pada waktunya,” kata Zaid.

Tim hukum Anies-Muhaimin masih mendata laporan dugaan pelanggaran pemilu tersebut sambil menunggu hasil penghitungan suara di KPU. Asisten Pelatih Timnas Anies-Muhaimin, Tamsil Linrung, mengatakan mereka masih menunggu rekapitulasi suara akhir dari KPU. Berdasarkan hasil rekapitulasi tim Anies-Muhaimin, perolehan suara ketiga pasangan calon berada di bawah 50 persen. 

“Tapi Mas Anies meminta kami untuk bekerja tuntas dan tidak mempublikasikan data sampai KPU selesai bekerja,” kata Tamsil.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno, mengatakan mereka bisa memenangkan pemilihan di hampir semua provinsi karena faktor kampanye berkelanjutan. Ia mengatakan publik mempercayakan pilihannya kepada Prabowo-Gibran karena menganggap pasangan nomor urut dua itu berkomitmen melanjutkan program pemerintahan Jokowi. Apalagi tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi mencapai 80 persen. 

“Masyarakat menunjukkan kepuasan ke Pak Jokowi dengan memilih pasangan calon yang mengusung keberlanjutan,” kata Eddy.

Adapun juru bicara TKN Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi, mengakui dominasi suara Prabowo-Gibran di banyak wilayah terjadi karena efek Jokowi. “Kami juga melakukan kampanye bertahan, tidak melakukan perlawanan yang membuat masyarakat bersimpati,” kata Viva. 

Peneliti dari Indikator Politik Indonesia, Kennedy Muslim, menilai manuver Jokowi sebelum pemungutan suara sangat berkontribusi meningkatkan suara Prabowo-Gibran. Di samping gencar membagikan bantuan sosial dan sertifikat gratis, Presiden Jokowi tiba-tiba menaikkan tunjangan kinerja aparatur sipil negara hingga anggota Bawaslu. 

Kennedy mengatakan faktor personal Prabowo yang dianggap pemimpin berani juga bisa mempengaruhi pemilih muda. “Perpaduan dan rekonsiliasi dua figur politik paling prominent di ranah politik elektoral menjadi salah satu faktor kemenangan.” 

Ia juga menilai ada kesalahan strategi kubu Ganjar-Mahfud. Misalnya, upaya Ganjar yang terus menyerang pemerintahan Jokowi, padahal tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden masih tinggi. “Di satu sisi, mesin partai PDI Perjuangan dan calon anggota legislatif juga terpecah fokusnya sehingga tidak maksimal memenangkan Ganjar,” kata Kennedy. 

IMAM HAMDI | HENDRIK KHOIRUL MUHID | MAJALAH TEMPO | ANTARA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus