Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Perampok Anti Golkar ?

Rumah tokoh Golkar dan Hindu Dharma, Hadi Subroto, 48 tahun di Ngentak, Klaten dirampok dengan kerugian rp 68.000. diduga, perampokan itu bermotif politis, anti Golkar.

26 Juni 1971 | 00.00 WIB

Perampok Anti Golkar ?
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
SANG suami lelap tertidur, tjapek habis kampanje. Sang isteri masih terdjaga, dan itulah sebabnja ia mendengar pintu didobrak dengan suara antjaman: "Djangan keluar, nanti saja bunuh!" Tjepat wanita itu membangunkan suaminja. Dan sang suami, Hadisoebroto alias Hadi Toeloes -- 48 tahun, bekas tentara jang sering didatangi rampok -- melontjat dan menjambar lampu senter dan berdjalan pelan kekamar lain dimana tersedia kentungan. Ia bunjikan kentungan itu berkali-kali, lalu bersidjingkat menudju kekamar depan. Dari tjelah pintu ia mengintip, dan nampaklah bahwa seluruh pendjuru rumahnja didjaga. Setelah berfikir sedjenak, ia dapat akal: ia lempar pintu sebelah barat dengan beberapa asbak, dan sementara perampok jang mendjaga pintu selatan melontjat kebagian barat karena menjangka tuan rumah menerobos pintu itu Toeloes-pun lulus lewat djendela. Dalam beberapa menit seluruh desa Ngentak, kelurahan Kranggan, Ketjamatan Polanhardjo Klaten itupun siap. Tapi para perampok sudah keburu lari -- membawa sepeda, arlodji, katjamata, kartu penduduk, beberapa buah pakaian, seluruhnja ditaksir berharga Rp 68.000. Tapi para rampok itu meninggalkan sesuatu tulisan di tembok dengan ballpoint biru. Bunjinja: "Terus berdjuang untuk Golkar berarti modar". Maka Hadi Toeloes-pun, tokoh Golkar dan tokoh Hindhu Dharma setempat, menjimpulkan kepada Bambang Subendo dari TEMPO: "Ini perampokan politis". Sebab meskipun para perampok tjukup berorientasi pada profesinja, jakni menjikat barang-barang milik orang lain, tulisan ditembok itu memang aneh. Dan ada hal lain "Jang paling menjedihkan saja", kata Hadisoebroto, "perampok-perampok itu djuga membawa lari badju pemberian Djenderal Sukowati. Itu badju djimat". Tapi meskipun badju djimat dan badju jang non-djimatnja kabur sementara para rampoknja hingga kini belum tertangkap, Toeloes menjatakan "Saja tetap berbadju Golkar". Siapa kira-kira jang merampok'? Tak diketahui. Tapi tulisan didinding itu mengingatkan tjorat-tjoret disepandjang djalan Delanggu-Tjeper waktu dimulainja kampanje 27 April jang lalu: "Golkar Menang. Rakjat Telandjang" atau "Golkar Badjingan".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus