SANG suami lelap tertidur, tjapek habis kampanje. Sang isteri
masih terdjaga, dan itulah sebabnja ia mendengar pintu didobrak
dengan suara antjaman: "Djangan keluar, nanti saja bunuh!"
Tjepat wanita itu membangunkan suaminja. Dan sang suami,
Hadisoebroto alias Hadi Toeloes -- 48 tahun, bekas tentara jang
sering didatangi rampok -- melontjat dan menjambar lampu senter
dan berdjalan pelan kekamar lain dimana tersedia kentungan. Ia
bunjikan kentungan itu berkali-kali, lalu bersidjingkat menudju
kekamar depan. Dari tjelah pintu ia mengintip, dan nampaklah
bahwa seluruh pendjuru rumahnja didjaga. Setelah berfikir
sedjenak, ia dapat akal: ia lempar pintu sebelah barat dengan
beberapa asbak, dan sementara perampok jang mendjaga pintu
selatan melontjat kebagian barat karena menjangka tuan rumah
menerobos pintu itu Toeloes-pun lulus lewat djendela. Dalam
beberapa menit seluruh desa Ngentak, kelurahan Kranggan,
Ketjamatan Polanhardjo Klaten itupun siap. Tapi para perampok
sudah keburu lari -- membawa sepeda, arlodji, katjamata, kartu
penduduk, beberapa buah pakaian, seluruhnja ditaksir berharga Rp
68.000. Tapi para rampok itu meninggalkan sesuatu tulisan di
tembok dengan ballpoint biru. Bunjinja: "Terus berdjuang untuk
Golkar berarti modar".
Maka Hadi Toeloes-pun, tokoh Golkar dan tokoh Hindhu Dharma
setempat, menjimpulkan kepada Bambang Subendo dari TEMPO: "Ini
perampokan politis". Sebab meskipun para perampok tjukup
berorientasi pada profesinja, jakni menjikat barang-barang milik
orang lain, tulisan ditembok itu memang aneh. Dan ada hal lain
"Jang paling menjedihkan saja", kata Hadisoebroto,
"perampok-perampok itu djuga membawa lari badju pemberian
Djenderal Sukowati. Itu badju djimat". Tapi meskipun badju
djimat dan badju jang non-djimatnja kabur sementara para
rampoknja hingga kini belum tertangkap, Toeloes menjatakan "Saja
tetap berbadju Golkar".
Siapa kira-kira jang merampok'? Tak diketahui. Tapi tulisan
didinding itu mengingatkan tjorat-tjoret disepandjang djalan
Delanggu-Tjeper waktu dimulainja kampanje 27 April jang lalu:
"Golkar Menang. Rakjat Telandjang" atau "Golkar Badjingan".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini