Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Perjalanan Karier Budi Santoso yang Dicopot jadi Dekan Fakultas Kedokteran Unair

Budi Santoso, pria yang akrab dipanggil Prof. Bus itu seharusnya menjabat pada periode 2020 hingga 2025 sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Unair.

4 Juli 2024 | 11.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Profesor Budi Santoso, dosen FK Unair (FK Unair)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Airlangga (Unair) mencopot Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran. Keputusan internal itu diumumkan secara tiba-tiba dan menuai polemik di kalangan civitas akademi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari laman resmi Unair, Budi Santoso seharusnya menjabat pada periode 2020 hingga 2025. Namun, ia diberhentikan pada Rabu, 3 Juli 2024. Budi sendiri mengatakan bahwa pencopotannya berdasarkan pernyataannya di sejumlah media pada 27 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria yang akrab dipanggil Prof. Bus itu diduga menolak program pemerintah yang ingin mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Ia yakin 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter lokal yang berkualitas.

Pendidikan dan Perjalanan Karir

Pria asal Banyuwangi itu merupakan alumni Unair dari program sarjana hingga doktor. Ia lulus pendidikan sarjana tahun 1989. Kemudian menjalani wajib kerja sarjana atau WKS di Rumah Sakit Muhammadiyah, Babat, dan Lamongan. Setahun kemudian, ia diangkat sebagai pegawai negeri sipil. 

Semasa ditugaskan di Puskesmas Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, ia menemukan banyak kasus kawin cerai, terutama saat musim panen. Faktor itu, menurut dia, membuat kebahagiaan anak terganggu. 

Ia juga melihat angka kematian ibu dan bayi semakin tinggi. Salah satunya karena keterlambatan diagnosis, hingga keterlambatan merujuk ke rumah sakit karena terbentur minimnya sarana transportasi.

Pengalaman itu mendorong dia mendalami spesualis obstetri dan ginekologi. Ia melanjutkan program pendidikan spesialis 1 atau Sp-1 tahun 1998. 

Setelah lulus, ada kebijakan dari WKS II yang mengharuskan dia mengabdi ke kota kelahirannya. Tahun 1999 dia bekerja sebagai dokter spesialis di RSU Banyuwangi. Dua tahun berikutnya, dia ditarik ke RSUD Dr. Soetomo sekaligus ke FK Unair. Ia memperoleh gelar doktor atau S3 dari Unair tahun 2009.

Budi termasuk pakar yang membidangi obstetri dan ginekologi di Jawa Timur. Tak hanya ahli kandungan, dalam lingkup Unair, Budi pernah menjabat sebagai Koordinator Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Reproduksi FK Unair (2011-2015), Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat FK Unair (2012–2015), Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya FK Unair (2015–2020), dan Dekan FK Unair (2020–2025).

Di luar Unair, Budi pernah menjabat sebagai staf medis di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Soetomo tahun 1994, serta menjabat sebagai Sekretaris III IDI Surabaya tahun 2011-2014. Saat ini, ia juga menjabat sebagai Ketua

Budi tak hanya aktif meneliti, ayah tiga anak itu berhasil mengembangkan kemampuannya di bidang entrepreneur. Bersama teman-temannya, ia mengembangkan rumah sakit dan anak di Surabaya, yakni di RSIA Kendangsari dan MERR. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus