Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan tidak ada komunikasi yang macet antara pihaknya dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri masih terus dibahas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nggak ada yang mandek," kata Muzani, yang juga Wakil Ketua MPR, ditemui di Kompleks DPR/MPR, kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada Ahad, 12 Mei 2024
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sekali lagi, pertemuan pak Prabowo dan Mega itu soal waktu. Karena keduanya kawan lama."
Wacana pertemuan Prabowo-Megawati sudah dibicarakan sebelum lebaran Idulfitri pada 10 April 2024. Persamuhan Prabowo-Megawati beriringan dengan keinginan Ketua Umum Gerindra merangkul semua kekuatan politik, termasuk PDIP.
Kala itu baik kubu Prabowo maupun PDIP menunggi putusan Mahkamah Konstitusi soal sengketa Pilpres pada 22 April 2024. Partai Banteng yang mengusung Ganjar Pranowo, rival Prabowo di Pilpres, menjadi pihak penggugat.
Pada Kamis malam, 9 Mei 2024, dalam acara Partai Amanat Nasional (PAN), Prabowo menyinggung pihak yang suka mengklaim sosok Sukarno. Dalam sambutan, presiden terpilih mengatakan dia turut mendapat dukungan dari Sukarno.
“Walaupun ada yang ngaku-ngaku, kan selalu bahwa seolah Bung Karno milik satu partai. Tidak, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia,” ucap Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Pengamat Politik Adi Prayitno sempat membaca bahwa pernyataan Prabowo bakal menjadi hambatan psikologi politik yang serius di kemudian hari. “Apalagi di tengah upaya pertemuan Prabowo dan Megawati, pernyataan itu bisa jadi batu sandungan pertemuan keduanya," kata dia dihubungi pada Sabtu, 11 Mei 2024.
Defara Dhanya Paramitha