Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Faktor elektabilitas Airlangga yang mendorong Golkar melirik Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024.
Airlangga dianggap bisa jadi king maker dalam koalisi Golkar dan partai lain.
Ganjar gencar bersafari ke berbagai daerah.
JAKARTA – Partai Golkar disebut-sebut mulai melirik figur di luar partai beringin untuk diusung sebagai calon presiden 2024. Skenario itu muncul karena elektabilitas Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tak juga terkerek hingga saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua politikus Partai Golkar menceritakan rencana partainya yang mulai mendekati nama-nama lain di luar Airlangga untuk diusung sebagai calon presiden. Figur-figur yang dilirik antara lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sudah mulai bergerak mendekati nama-nama yang berpotensi jadi calon presiden,” kata seorang politikus Golkar ini, kemarin.
Informasi tersebut sejalan dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Golkar, Nurdin Halid, pada November tahun lalu. "Kalau Ganjar tidak ada tempat di partainya, Golkar terbuka,” kata dia. “Apakah jadi nomor satu atau nomor dua mendampingi Ketua Umum Airlangga, itu soal nanti.”
Selama ini Golkar memutuskan mengusung Airlangga sebagai calon presiden 2024. Kader Golkar di daerah juga diminta mensosialisasi keputusan tersebut hingga memasang baliho bergambar Airlangga di banyak tempat.
Wakil Ketua Umum Golkar, Ahmad Doli Kurnia, mengatakan hingga saat ini partainya tetap pada keputusan awal, yaitu mengusung Airlangga sebagai calon presiden. “Saya rasa sudah jelas karena kami sudah menentukannya,” kata dia. “Sejauh ini saya optimistis karena masih ada dua tahun lagi menatap pilpres dengan pencalonan Pak Airlangga.”
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) berdialog dengan warga Wonopringgo di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, 19 April 2022. ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Pengamat politik dari Institute for Democracy & Strategic Affairs, Khoirul Umam, berpendapat bahwa sangat wajar Golkar mulai melirik figur di luar Airlangga sebagai calon presiden 2024, seperti Ganjar Pranowo. Ia mengatakan elektabilitas politikus PDI Perjuangan ini terus menanjak. Bahkan tingkat keterpilihan Ganjar sudah berada di posisi teratas sesuai dengan hasil sigi sejumlah lembaga survei.
“Wajar jika Golkar mulai melirik kandidat alternatif, seperti Ganjar yang elektabilitasnya lebih bagus,” kata Khoirul Umam, kemarin.
Menurut dia, Golkar sebaiknya tidak mengunci nama Airlangga Hartarto sebagai calon presiden 2024. Sebab, Airlangga justru bisa memainkan peran king maker dalam proses pembentukan koalisi partai politik. Di samping itu, Golkar berpotensi mengusung pasangan Ganjar-Airlangga.
Khoirul mengatakan nama Ganjar Pranowo bisa menjadi magnet partai lain untuk berkoalisi dengan Golkar. Apalagi Ganjar belum pasti diusung oleh partainya. Sebab, PDIP sendiri disebut-sebut akan mengusung Puan Maharani, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat sekaligus putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Di samping itu, kubu Puan dan Ganjar juga berseteru. Bahkan Puan terkesan menyindir Ganjar dalam berbagai kesempatan. “Yowes dia saja, walau enggak iso opo-opo, yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV, nyenengin. Tapi kemudian enggak bisa kerja, enggak dekat rakyat,” kata Puan dalam sebuah acara di Wonogiri, akhir April lalu.
Sejauh ini Ganjar belum pernah menyatakan akan maju sebagai calon presiden 2024. Tapi baliho Ganjar bertebaran di banyak tempat. Kelompok pendukung Ganjar juga sudah terbentuk.
Ganjar pun gencar bersafari ke berbagai daerah. Dalam sepekan terakhir seusai Lebaran, ia berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta dan Makassar. Safari ini diklaim Ganjar sebagai silaturahmi biasa. Dalam berbagai kesempatan, ia membantah tengah menjajakan diri agar dilirik partai sebagai kandidat calon presiden 2024. “Aku fokus kerja saja,” kata dia. “Aku kader PDI Perjuangan tulen,” kata Ganjar lagi menanggapi pinangan partai lain, beberapa waktu lalu.
INDRI MAULIDAR | M. JULNIS FIRMANSYAH | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo