Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pesan Pendek Sebelum Wafat

11 Januari 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELEPAS magrib, tahlil bergema di Sekretariat Partai Kebangkitan Bangsa di Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa pekan lalu. Ketua Umum Muhaimin Iskandar memegang mikrofon ­seusai acara. Ia bercerita tentang wasiat Gus Dur—pamannya yang juga Ketua Dewan Syura PKB, dan salah seorang deklarator ­partai—sebelum wafat.

Wasiat yang dimaksud Muhaimin adalah secarik pesan pendek di telepon selulernya dari sang paman melalui pengawal pribadi Gus Dur. Menteri Tenaga Kerja ini menerima pesan tiga hari sebelum mantan presiden itu wafat. ”Pesan Gus Dur sangat istimewa, paling tidak buat saya pribadi,” ujarnya kepada Tempo, Rabu pekan lalu.

Melalui pesan pendek, Muhaimin awalnya menanyakan kondisi Gus Dur di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Pamannya, menurut Muhaimin, menjelaskan kondisinya dan meminta dia jangan terlalu khawatir. Setelah itu, Gus Dur berpesan supaya menjaga kelangsungan Partai Kebangkitan Bangsa.

Muhaimin heran dengan cara bertutur Gus Dur. ”Tak biasanya, pesan kali ini sangat formal,” kata dia. Ketua Dewan Syura PKB itu mengisyaratkan konsolidasi partai dengan landasan visi, gagasan, serta ideologi sama. Semua pentol­an di partai bintang sembilan diharapkan kembali rujuk. Kalaupun tak bergabung dalam satu partai, sema­ngatnya sama. ”Pesan Gus Dur akan kami jaga dan menjadi peng­ikat semua,” ujarnya.

Partai Kebangkitan Bangsa beberapa kali mengalami gejolak di tingkat elite. Misalnya antara Gus Dur, sebagai Ketua Dewan Syura, dan ketua umumnya, Matori Abdul Djalil, lalu belakangan dengan Alwi Shihab. Gus Dur memecat keduanya dan memegang kendali partai. Menjelang Pemilihan Umum 2009, giliran Muhaimin berseteru dengan Gus Dur.

Perseteruan kubu Muhaimin dan Gus Dur memuncak ketika muktamar partai berlangsung dua tahun lalu. Masing-masing menggelar muktamar dan mengangkat peng­urus berbeda. Kubu Muhaimin menggelar muktamar di Ancol, Jakarta, kubu Gus Dur mengadakan rapat serupa di Parung, Bogor. Sengketa berlanjut ke pengadilan dan dimenangkan kubu Muhaimin. Komisi Pemilihan Umum juga memutuskan partai versi Muhaimin yang menjadi peserta pemilihan umum.

Menjelang pemilihan tahun lalu, Gus Dur pernah menyerukan massanya jangan memilih Partai Kebangkitan Bangsa. Anaknya, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid,yang diberhentikan Muhaimin dari pos sekretaris jenderal, bahkan berkampanye untuk Partai Gerindra.

Jumlah suara Partai Kebangkitan Bangsa dalam pemilu legislatif 2009 tak lebih dari lima persen, anjlok separuh dari pemilu sebelumnya. Partai ini hanya mendapat 28 kursi di DPR. Lalu PKB berse­kutu dengan Partai Demokrat yang mengusung kemba­li Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden. Mereka mendapat dua jatah menteri. ”Dengan se­gala keterbatasan, tantangan, dan peng­gembosan, kami masih bisa bertahan,” kata Muhaimin.

Upaya rujuk dengan kubu Gus Dur sudah digagas empat bulan lalu. Pertemuan wakil Muhaimin dan Gus Dur berjalan intensif. Menurut Cak Imin, pesan terakhir Gus Dur melalui ponsel itu kian memotivasi dirinya mengembalikan pamor partai. Isyarat itu dibantah Yenny. Diamengaku menerima pesan ayahnya tentang orang yang dianggap tak patuh padanya. Dalam bahasa Inggris, Gus Dur meminta Yenny memaafkan orang yang dianggapnya musuh. ”Tapi jangan lupakan kesalahannya,” kata Yenny.

Yenny juga menangkap isyarat dari Gus Dur untuk meneruskan perjuangan partai. Ia mencontohkan dalam sejumlah kunjungan, misalnya ketika pidato di Banyuwangi, Jawa Timur. Gus Dur hanya berpidato separuh dan meminta Yenny meneruskan. ”Mungkin ini isyaratnya kepada saya,” katanya. Ia mengaku pernah berdiskusi lama dengan ayahnya tentang perpecahan para pemuka PKB.

Pada Desember lalu, mencuat konflik di kubu Muhaimin setelah Wakil Ketua Dewan Syura Lily Chodidjah mengaju­kan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Lily adalah adik Gus Dur yang berada dalam struktur partai pimpinan Muhai­min. Ia ke Mahkamah Konstitusi dan menuntut pejabat yang merangkap ketua umum partai harus mundur dari salah­ satu posisinya. Akibatnya, Lily diberhentikan sebagai Wakil Ketua Dewan Syura. ”Biarkan semua berkelahi, kita jalan sendiri-sendiri,” ucap Yenny menirukan jawaban Gus Dur.

Yenny mengartikan ucapan sang ayah ini berarti meneruskan perjuangan membentuk Partai Kebangkitan Bangsa versi Gus Dur. Ia segera mengurus legalitas partai. Menurut mantan staf khusus Presiden Yudhoyono ini, bisa saja nanti dibuat partai dengan nama PKB tapi dengan tambahan Gus Dur atau cukup menambah kata ”perjuangan”.

Yandi M.R. (Jakarta), Muhammad Taufik (Jombang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus