Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pesan Politikus NasDem ke PSI: Jangan Gelapkan Rumah Orang Lain

Politikus NasDem Birgaldo Sinaga mengingatkan PSI tak menyerang partai lain, apalagi sesama partai nasionalis dan satu koalisi untuk tingkatkan pamor.

13 Maret 2019 | 07.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie beserta rombongan menyerahkan daftar nama calon legislatif (caleg) ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa, 17 Juli 2018. PSI memastikan 100 persen bakal caleg bukan mantan narapidana kasus korupsi. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus NasDem Birgaldo Sinaga mengingatkan Partai Solidaritas Indonesia atau PSI untuk tidak menyerang partai lain, apalagi sesama partai nasionalis dan satu koalisi, untuk meningkatkan pamornya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidak elok pakai cara tidak sportif dengan mengerdilkan partai lain agar partai sendiri yang juara pertama," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019.

Birgaldo menanggapi pidato Ketua Umum PSI Grace Natalie di Medan pada Senin 11 Maret 2019, yang menyebut partai yang dipimpinnya berbeda dengan partai nasionalis lain yang menurutnya lebih banyak diam terkait kasus-kasus intoleransi dan diskriminasi belakangan ini.

Grace dalam pidatonya menyatakan hanya PSI yang peduli ketika 13 Januari lalu terjadi persekusi atas jemaat GBI Philadelpia yang sedang beribadah di Labuhan Medan. Juga ketika nisan kayu salib dipotong dan prosesi doa kematian seorang warga Katolik ditolak massa.

Menurut Birgaldo, sebagai sesama anggota Koalisi Indonesia Maju yang sedang berjuang mewujudkan mimpi besar tentang Indonesia Maju tidak elok PSI menggunakan cara atau siasat menjatuhkan partai lain agar partainya menonjol sendiri.

"Saya berharap cukup kali ini saja pidato seperti ini terjadi. Tidak perlu agar rumah Anda tampak bercahaya lalu menggelapkan rumah orang lain. Saya menolak cara berjuang seperti ini," ujar Birgaldo.

Apalagi, menurut dia, bukan sekali dua kali PSI absen dalam peristiwa yang membutuhkan kepedulian bersama.

Birgaldo lantas menyebut beberapa peristiwa, di antaranya kasus kematian bayi Deborah dua tahun lalu gara-gara orang tuanya tak punya uang muka untuk perawatan di rumah sakit. Juga kasus Alvaro dan Trinity yang menjadi korban bom molotov di Gereja HKBP Samarinda.

Kalau boleh jumawa, kata Birgaldo, justru dirinya, kader NasDem, yang aktif melakukan pembelaan bahkan penggalangan dana dalam dua kasus itu.

"Saya juga mendesak Presiden Jokowi membatalkan rencana pembebasan tanpa syarat Ustadz ABB beberapa waktu lalu meskipun saya harus dicaci maki dan dibully karena berseberangan dengan arus besar pendukung Jokowi," ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus