Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pihak Kemenkes Bilang Ada 802 Klaster Penyebaran Covid-19 di Indonesia

Klaster dengan kasus positif Covid-19 terbanyak masih berada di Secapa AD Bandung.

9 Agustus 2020 | 20.05 WIB

Gerbang utama Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa TNI AD) di Hegarmanah, Bandung, Kamis, 9 Juli 2020. Sebanyak 1.262 kasus positif COVID-19 telah ditemukan yang terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih. TEMPO/Prima mulia
Perbesar
Gerbang utama Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa TNI AD) di Hegarmanah, Bandung, Kamis, 9 Juli 2020. Sebanyak 1.262 kasus positif COVID-19 telah ditemukan yang terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih. TEMPO/Prima mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Staf khusus Menteri Kesehatan, Mariya Mubarika, mengatakan ada 802 klaster penyebaran Covid-19 selama pandemi ini. “Tracing kami terhadap klaster-klaster di Indonesia, sekarang ada 802 klaster,” kata Mariya dalam diskusi webinar, Ahad, 9 Agustus 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mariya mengatakan, data dari rumah sakit online per 8 Juli, klaster penyebaran Covid-19 yang terbaru berada di RSUD Sultan Sulaiman, Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara. Rumah sakit tersebut menjadi klaster baru setelah sejumlah tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meski begitu, Mariya mengatakan klaster dengan kasus positif Covid-19 terbanyak masih berada di Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD di Bandung. Beberapa waktu lalu, Secapa TNI AD tercatat memiliki 1.308 pasien positif. Saat ini, pasien positif di Secapa AD Bandung itu tersisa 67 orang.

Menurut Mariya, meski kasus positif di Indonesia semakin meningkat, pemerintah masih bisa mengendalikan angka kematian. Selain itu, data menunjukkan jumlah kesediaan tempat tidur di rumah sakit juga masih mencukupi. “Meski kasus meningkat tinggi, tapi yang dirawat tidak tinggi,” kata dia.

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus