Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pintu Lain Bernama Al-nusra

Sejumlah orang Indonesia berperang di pihak pemberontak Presiden Suriah Bashar al-Assad. Setia kepada Al-Qaidah, tidak mendukung ISIS.

13 April 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOTA Reyhanli di Turki menjadi tanah air kedua bagi sebagian pengungsi asal Suriah. Kota di Turki selatan ini berbatasan langsung dengan negara yang sedang diamuk perang saudara itu. Mobil berpelat nomor Suriah lalu-lalang di seantero kota. Banyak toko menempelkan papan nama dalam bahasa Arab, bukan Turki. Rumah sakit khusus warga Suriah pun berdiri.

Tak hanya menjadi kota pengungsi, Reyhanli juga kerap dikunjungi anggota milisi dan bekas pejuang perang Suriah. Samed, 35 tahun, asal Idlib, Suriah, salah satunya. Idlib adalah kota di wilayah Suriah di dekat perbatasan dengan Turki. Dengan mengendarai mobil, perjalanan dari Reyhanli ke Idlib bisa ditempuh selama satu jam.

Keluarga Samed kini menetap di Reyhanli. Ditemui Tempo di rumah sakit khusus warga Suriah saat mengantar ayahnya berobat, Selasa dua pekan lalu, Samed mengatakan kota tersebut kerap dibanjiri pejuang dari Suriah dan negara lain. "Di sini mereka tinggal sejenak, lalu menuju Idlib," kata Samed.

Pekan ketiga Maret lalu, para milisi yang melawan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang di antaranya berasal dari kelompok Jabhat al-Nusra, Ahrar ash-Syam al-Islamiyya, dan faksi pemberontak lain, berhasil merebut Idlib. Melalui pertempuran lebih dari dua hari, pasukan rezim Bashar mundur dari kota yang menjadi jalur penghubung antara Damaskus dan Aleppo itu. Kelompok milisi ini menganut Islam aliran Sunni, sedangkan Bashar berlatar belakang Syiah.

Menurut Samed, Reyhanli menjadi tempat favorit calon milisi asing untuk transit terakhir sebelum masuk wilayah Suriah. Terutama mereka yang ingin bergabung dengan Jabhat al-Nusra, organisasi yang berafiliasi dengan Al-Qaidah, yang dulu dipimpin Usamah bin Ladin.

Jabhat al-Nusra secara harfiah berarti front pendukung. Kerap juga disebut Front Nusra atau Al-Nusra. Setelah Usamah tewas oleh serangan tentara Amerika Serikat di Pakistan pada 2011, tampuk pimpinan Al-Qaidah dipegang oleh Ayman al-Zawahiri.

Reyhanli juga menjadi akses utama menuju Aleppo, yang bisa ditempuh dengan berkendaraan mobil selama satu setengah jam. Aleppo merupakan salah satu kota di wilayah Suriah yang dekat dengan perbatasan Turki. Sebagian wilayah Idlib dan Aleppo memang dikuasai Al-Nusra.

Seorang pejuang Al-Nusra mengatakan Reyhanli menjadi kamp bagi para calon pejuang kelompok itu. "Ada yang datang dari negara Eropa seperti Prancis, ada juga yang berasal dari Asia seperti Indonesia," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan Al-Nusra memiliki semacam kantor administrasi di sejumlah lokasi yang menghubungkan Turki dengan Suriah. Reyhanli salah satunya. Di kantor ini, mereka yang mendukung perlawanan rakyat Suriah terhadap Presiden Bashar kerap berkumpul.

Seorang warga Reyhanli yang aktif mengurus pengungsi dan para milisi menyatakan beberapa kali melihat sejumlah orang Indonesia yang bakal berperang di Suriah. "Mereka datang berkelompok, bisa hingga enam orang," katanya. Ia mengatakan gelombang pendukung Al-Nusra dari sejumlah negara mulai memasuki Reyhanli sejak dua tahun lalu.

Abdullah, warga Idlib yang kini menetap di Reyhanli, menunjukkan kepada Tempo salah satu kamp pendukung Al-Nusra di kota ini. Sejumlah pria dewasa berkerumun di kawasan itu. Mereka seperti tak berhenti menatap setiap orang asing yang melintas di depannya. Mereka tenang-tenang saja meski mobil polisi Turki beberapa kali melintas di kawasan itu. Saat ditemui Tempo, mereka menolak berbicara.

Seorang warga Indonesia di Reyhanli menyatakan pernah masuk ke kawasan persembunyian milisi Al-Nusra. Di sana dia bertemu dengan sejumlah warga non-Suriah. Menurut dia, tak mudah bagi orang di luar Al-Nusra mencapai tempat itu. "Saya bisa masuk karena direkomendasikan orang dari Al-Nusra," katanya.

Gelombang dukungan untuk Al-Nusra tak lagi deras sejak setahun lalu, seiring dengan berkibarnya bendera Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Memang masih banyak orang asing datang ke Reyhanli untuk menyeberang ke Suriah. Tapi sebagian memilih bergabung dengan kelompok ISIS.

Kelompok yang dipimpin Abu Bakr al-Baghdadi yang semula berbaiat ke Al-Qaidah itu mendeklarasikan berdirinya ISIS pada April 2013. Kini ISIS telah menguasai sebagian wilayah Suriah dan Irak. Basis pertahanan ISIS berada di Raqqah, wilayah di Suriah bagian utara, dan Mosul di Irak utara.

Kelahiran ISIS menciptakan ketegangan dengan Al-Nusra, yang tidak setuju dengan invasi Al-Baghdadi ke wilayah Suriah. Karena wilayah perbatasan Turki-Suriah di dekat Reyhanli dikuasai Al-Nusra, pendukung ISIS pun menjauh dari kota ini. Mereka lebih nyaman menyeberang ke Suriah melalui Akcakale, Provinsi Sanliurfa, sekitar enam jam perjalanan berkendaraan mobil dari Reyhanli ke arah timur laut. Akcakale berbatasan langsung dengan Kota Tel Abyad, Provinsi Raqqah, yang dikendalikan ISIS.

Seorang pejabat Jabhat al-Nusra yang ditemui Tempo memastikan adanya sejumlah milisi yang berpaling ke ISIS. Sebagian pejuang yang dulu berperang di pihak Al-Nusra dari sejumlah negara di luar Suriah juga mendukung ISIS.

Pejabat Al-Nusra ini menuding ISIS merusak revolusi yang bergulir di Suriah sejak Maret 2011. "Kami yang memulai perjuangan melawan rezim Bashar, tapi mereka (ISIS) yang mengklaim sebagai kelompok yang paling sering melakukan pertempuran," katanya.

****

DALAM kelompok milisi Jabhat al-Nusra di Suriah, anak muda asal Indonesia bernama Ridwan Abdul Hayyie, 23 tahun, bertempur. Nahas, ia tewas ditembak tentara pendukung Presiden Bashar di medan tempur Idlib pada Kamis petang tiga pekan lalu. Ridwan adalah anak Abu Jibriel atau Abu Muhammad Jibriel, 58 tahun, Wakil Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).

Abu Jibriel, yang bernama asli Fihiruddin Moqthie bin Abdul Rahman, pernah ditangkap aparat keamanan Malaysia pada 2001 dengan tuduhan membahayakan negara. Menurut Abu Jibriel, ada kabar Ridwan tewas akibat serangan tank. "Ridwan bagian dari Jabhat al-Nusra atau Al-Qaidah cabang Suriah," kata Abu Jibriel.

Ditemui Tempo di rumahnya di Pamulang, Tangerang Selatan, sehari setelah kematian anaknya, Abu Jibriel mengatakan Ridwan berangkat menuju Suriah pada pertengahan Juli 2014. Ia berangkat ke Suriah bersama lima anggota MMI lainnya.

Ridwan alias Abu Omar adalah anak keenam Abu Jibriel, dari sembilan bersaudara. Dia pernah menempuh pendidikan di Pesantren Tahfidzul Qur'an Isyarima Karangpandan, Solo, Jawa Tengah. Setelah menamatkan pendidikan, Ridwan berangkat menjadi relawan MMI ke Suriah.

Abu Jibriel menyatakan sikap politik MMI tidak mendukung ISIS dan Ridwan bukan berperang di pihak ISIS. Kini MMI dipimpin Irfan S. Awwas, adik kandung Abu Jibriel. Abu Bakar Ba'asyir pernah menjadi Amir MMI. Belakangan, Ba'asyir berbeda haluan dan mendirikan Jamaah Ansharut Tauhid. "Kami tidak setuju dengan ISIS," kata Abu Jibriel.

Asisten Perencanaan Kepala Kepolisian RI Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan MMI merupakan kelompok di Indonesia yang setia mendukung Al-Qaidah. Kelompok pendukung lain adalah Jamaah Islamiyah, Jamaah Anshorus Syariah (JAS), dan Negara Islam Indonesia arus utama.

Mantan Deputi Penindakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ini menduga di Indonesia jumlah pendukung Jamaah Islamiyah yang berjejaring dengan Al-Qaidah lebih banyak dibanding pendukung ISIS. "Mereka berbeda tapi punya kesamaan ideologi mendirikan negara Islam," kata Tito.

JAS dipimpin Muhammad Achwan. Sebelumnya, Achwan menjadi anggota Majelis Syariah Jamaah Ansharut Tauhid yang dipimpin Ba'asyir. Organisasi ini dideklarasikan pada Agustus tahun lalu, tak lama setelah Ba'asyir menyatakan baiat ke ISIS. "Kami berbeda pendapat dengan Ustad Abu Bakar Ba'asyir," kata Achwan.

Sunudyantoro, Maya Nawangwulan, Linda Trianita (jakarta), Ahmad Rafiq (solo), Pramono (turki)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus