Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istana buka suara terkait polemik logo Hari Ulang Tahun atau HUT ke-75 RI. Istana membantah bahwa logo tersebut sengaja dibuat menyerupai salib.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara, Setya Utama, mengatakan logo yang beredar, hanya salah satu desain supergraphic yang sebenarnya bisa dirancang dengan berbagai bentuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan masih banyak bentuk-bentuk logo lain yang beredar dan tak menyerupai salib. "Sudah sangat jelas diatur di pedoman," ujar Setya saat dihubungi Tempo, Ahad, 16 Juli 2020. Setya pun mengirim pedoman penggunaan logo HUT RI.
Dalam pedoman tersebut, grafis yang dinilai beberapa tokoh membentuk salib, merupakan gabungan dari potongan yang lebih kecil yang disebut sebagai Supergraphic.
Supergraphic ini adalah 10 elemen yang diambil dari dekonstruksi logo 75 tahun yang dipecah lagi menjadi 10 bagian yang merepresentasikan komitmen dan nilai luhur Pancasila.
"Untuk penerapan supergraphic ini cukup fleksibel karena bersifat abstrak yang merupakan rakitan dari 10 pecahan tadi menjadi satu kesatuan bentuk," tulis pedoman tersebut.
Penerapan supergraphic ini dapat menyesuaikan layout dan ukuran desain masing-masing. Ia dapat berubah dan tak bersifat mengikat.
Sebelumnya, beberapa tokoh mempermasalahkan logo ini. Bahkan ada video beredar yang memperlihatkan sekelompok masyarakat sedang mengubah logo yang dianggap seperti salib.