Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BOJONEGORO - Polisi menghimpun keterangan dari 23 orang yang terdiri atas karyawan dan saksi mata terkait dengan kerusuhan yang terjadi di lapangan minyak Banyu Urip milik ExxonMobil Cepu Limited di Bojonegoro, Jawa Timur. Para pelaku dengan penutup wajah teridentifikasi dalam kerusuhan yang terjadi pada Sabtu lalu itu.
Kepala Kepolisian Resor Bojonegoro, Ajun Komisaris Besar Hendri Fuisher, mengatakan bahwa pihaknya juga mendalami gambar-gambar rekaman dari kamera pengawas CCTV yang ada di area Engineering, Procurement, and Construction (EPC) 1-lokasi kerusuhan. "Kalau ada ditemukan pemicunya, ya polisi bertindak sesuai dengan porsinya," ujarnya dalam acara dialog antar-pihak di Rumah Dinas Bupati Bojonegoro, kemarin.
Dalam beberapa foto yang beredar di media sosial-diduga berasal dari rekaman kamera CCTV-memang terlihat sejumlah perusuh mengenakan topi dan penutup wajah. Mereka menggulingkan mobil serta melakukan pelemparan ke arah perkantoran di area EPC-1.
Ketika dihubungi secara terpisah, Budi Karyawan, juru bicara PT Tripatra-Samsung, perusahaan kontraktor di area EPC-1, menyatakan terbuka kepada pihak kepolisian untuk kepentingan penyelidikan. Pihaknya sebelumnya juga mengadukan hilangnya puluhan komputer lipat bersamaan dengan terjadinya kerusuhan yang dilakukan ribuan pekerjanya itu.
"Laptop itu berisi dokumen penting dan harus diselamatkan," katanya, selain menyebutkan adanya enam mobil yang dirusak dan dibakar.
Sementara itu, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto, menegaskan bahwa unit produksi di dua sumur minyak yang sempat dimatikan saat kerusuhan terjadi telah dioperasikan kembali. Kemarin, dia menambahkan, produksi sudah mencapai 80 ribu barel per hari dari normalnya 85 ribu barel per hari yang berasal dari total tiga sumur minyak yang ada.
Dia optimistis kerusuhan yang sama tidak akan terulang lewat koordinasi yang digelar kemarin. "Supaya ada evaluasi apa yang harus kami lakukan ke depannya," kata Erwin.
Ihwal antisipasi ke depan itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengimbau agar ExxonMobil Cepu Limited segera menertibkan dan mensosialisasi peraturan baru pemicu kerusuhan pada Sabtu lalu kepada para pekerjanya. "Masalah jam istirahat harus mulai diatur, karena sudah saatnya memasuki finishing project," ujarnya.
Sudirman menilai pemicu kerusuhan itu hanya bersifat teknik dan bukan semata-mata karena ketidaksejahteraan para buruh di sana. "Mungkin ada masalah-masalah teknik di lapangan yang menyebabkan terjadinya kericuhan," ujar dia setelah menghadiri seminar bertajuk "Pembangunan Pembangkit 35.000 Megawatt: Menguak Mimpi menjadi Realita" di kampus Institut Teknologi Bandung, kemarin. SUJATMIKO | EDWIN FAJERIAL | AMINUDIN | ROBBY IRFANY
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo