Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyindir pengamat yang mengomentari kinerja Kabinet Merah Putih saat 100 hari pertama. Prabowo menilai para pengamat itu kerap ‘nyinyir’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulanya, Prabowo menyebut bahwa dirinya dibantu oleh para menteri-menteri yang kompak. Kabinet merah putih pun dinilai kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prabowo pun menganggap bahwa sebagian besar masyarakat mengapresiasi kinerjanya. Termasuk pengamat. “Seratus hari telah kita kerjakan di luar perkiraan banyak orang, apalagi pengamat-pengamat yang suka nyinyir-nyinyir itu loh,” kata Prabowo saat memberi sambutan pada Pembukaan Kongres XVIII Muslimat NU di Jatim Expo, Selasa 10 Februari 2025.
Prabowo mengatakan dirinya tidak ambil pusing dengan komentar pengamat politik. Sebab, dirinya tidak bekerja untuk 100 hari saja, melainkan 5 tahun.
Dirinya pun menyadari bahwa Indonesia adalah negara kaya. Namun, harus selalu mawas diri dan menegakkan kebenaran.
Oleh karenanya, Prabowo pun kembali memberi peringatan kepada koruptor yang dianggapnya maling. Menurut dia, koruptor tak pantas diajak rukun. "Saya selalu mengajak dengan kebaikan dan mendekati dengan cara kerukunan. Tapi kalau maling, nggak usah diajak rukun,” ucap Prabowo.
Prabowo juga menegaskan bahwa koruptor harus segera sadar dengan tindakannya. Dia pun ingin koruptor mengembalikan uang rakyat. “Saya katakan sudah seratus hari, mbok sadar, mbok bersihkan diri. ‘Hai koruptor-koruptor, (uang) yang kau curi mbok kembaliin untuk rakyat," kata Prabowo.
Prabowo juga menyatakan bahwa dirinya mempersilakan Jaksa Agung, Kapolri, BPKP, hingga KPK untuk menangkap koruptor. “Saya tunggu 100 hari, 102 hari, 103 hari, ini seratus berapa hari ya? apa boleh buat? ya terpaksa lah, Jaksa Agung, BPKP, Kapolri, KPK, silahkan (tangkap)," kata dia.
Pilihan Editor: Prabowo Mengaku Belajar Politik dari Jokowi