Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Profil Gus Yahya, Ketua PBNU yang Minta Maaf Usai 5 Kadernya Bertemu Presiden Israel

Ketua PBNU Gus Yahya meminta maaf usai lima orang kader NU bertemu dengan Presiden Israel. Ini profil lengkap Gus Yahya.

18 Juli 2024 | 10.40 WIB

Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan di acara Halalbihalal dan Silaturahmi, Senen, Jakarta, Minggu, 28 April 2024. Ketua PBNU Yahya Cholil mengatakan bahwa NU berpolitik demi kemasalahatan bangsa, dan akan bersama Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk membantu ptogram pemerintah. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf memberikan sambutan di acara Halalbihalal dan Silaturahmi, Senen, Jakarta, Minggu, 28 April 2024. Ketua PBNU Yahya Cholil mengatakan bahwa NU berpolitik demi kemasalahatan bangsa, dan akan bersama Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk membantu ptogram pemerintah. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan permintaan maafnya usai lima orang kader NU bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yahya tetap meminta maaf meski lawatan kelimanya ke Israel bukan atas nama PBNU. Menurut Yahya, tindakan anggotanya yang menjalin relasi dengan pemerintahan Israel tetap tak bisa dibenarkan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Pertama, sepatutnya saya mohon maaf kepada masyarakat luas seluruhnya bahwa ada beberapa orang dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tempo hari pergi ke Israel melakukan engagement di sana,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Selasa, 16 Juli 2024.

Yahya juga menegaskan, PBNU sama sekali tidak mendapatkan informasi terkait kunjungan lima kadernya ke Israel. Dia mengklaim, tidak ada mandat dan pembicaraan kelembagaan dalam kunjungan tersebut.

Lantas, bagaimana profil Gus Yahya Ketua PBNU yang minta maaf usai 5 kadernya bertemu Presiden Israel? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Profil Gus Yahya

Yahya Cholil Staquf atau yang juga dikenal sebagai Gus Yahya adalah Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026. 

Penetapan jabatan tersebut dilakukan berdasarkan sidang pleno V yang berlangsung di Universitas Lampung, Jumat, 12 Desember 2021 lalu. Pada periode sebelumnya, Gus Yahya diamanahi sebagai Katib Aam PBNU masa khidmat 2015-2020.

Gus Yahya lahir di Rembang, 16 Februari 1966. Dia adalah kakak dari Menteri Agama Indonesia, Yaqut Cholil Qoumas. Dia tumbuh dan besar dari keluarga santri. 

Ayah Gus Yahya adalah seorang tokoh besar NU, yakni Muhammad Cholil Bisri yang juga merupakan kakak dari Mustofa Bisri alias Gus Mus. 

Bersama Gus Mus, Gus Yahya mengasuh pondok pesantren Raudlatut Tholibin Rembang (Leteh). Kakeknya adalah KH Bisri Mustofa, penyusun Kitab Tafsir Al Ibris.

Gus Yahya menghabiskan masa kecilnya di Pondok Pesantren Leteh. Dia kemudian melanjutkan masa sekolah menengah di Yogyakarta dan mondok di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Kota Yogyakarta, asuhan Ali Maksum.

Seusai di pesantren, Gus Yahya melanjutkan pendidikan tingginya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Gadjah Mada (UGM). Saat itu dia mengambil jurusan sosiologi tapi tidak menyelesaikannya. Meski begitu, semasa menjadi mahasiswa Gus Yahya aktif dalam kelompok studi. 

Kariernya semakin gemilang ketika Gus Yahya memutuskan untuk berkiprah di pemerintahan, pada masa kepemimpinan Presiden KH Abdurrahman Wahid (1999-2001). Kala itu, Gus Yahya dipercaya menjadi juru bicara presiden.

Sedangkan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, Gus Yahya dipercaya menjadi salah satu Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). 

Dia dilantik di Istana Negara, Jakarta pada 31 Mei 2018 lalu. Terakhir, sebelum terpilih menjadi Ketua Umum periode 2021-2026, di PBNU ia menjabat sebagai Katib Aam.

Dilansir dari jatim.nu.or.id, Gus Yahya dikenal aktif dalam menyuarakan pesan perdamaian dunia. Ia kerap menjadi pembicara internasional di luar negeri. Seperti pada Juni 2018, Gus Yahya menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel. 

Dalam forum itu, Gus Yahya menyampaikan konsep rahmat sebagai solusi atas berbagai konflik dunia, termasuk konflik yang disebabkan oleh faktor agama. 

“Kita agaknya tidak mampu lagi membedakan konflik ini bermula dan bagaimana seharusnya konflik diselesaikan,” kata Yahya dalam video yang tayang di Youtube AJC tersebut. 

Tak hanya menyuarakan pesan perdamaian dalam setiap lawatannya ke sejumlah negara, Gus Yahya mewujudnya dengan mendirikan institut keagamaan di Amerika Serikat bernama Bayt ar-Rahmah li ad-Da’Wa al-Islamiyyah Rahmatan li al-’Alamin (Rumah Rahmat Ilahi untuk mengungkap dan memelihara Islam sebagai berkah untuk semua ciptaan).

RADEN PUTRI | TIM TEMPO

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus