Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -RPKAD atau Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat yang menumpas kudeta G30S 1965, merupakan nama untuk Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sebelum saat ini menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.
Melansir dari laman kopassus.mil.id, timbulnya pemberontakan Republik Maluku Selatan atau (RMS) pada bulan Juli 1950 membuat Pimpinan Angkatan Perang RI segera mengerahkan pasukannya demi menuntaskan pergerakan tersebut.
Sejarah RPKAD
Bermula dari 16 April 1952, Kolonel A.E. Kawilarang mendirikan Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Pendidikan komando angkatan pertama dibuka pada 1 Juli 1952 di Batujajar, diikuti 400 siswa. Lulusan dari pendidikan ini merupakan militer dengan kualifikasi komando yang mempunyai keahlian khusus
Ide pembentukan kesatuan komando ini berasal dari pengalamannya menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku bersama komandan operasi Letkol Slamet Riyadi. Meskipun berhasil, banyaknya korban yang berjatuhan dari kubu TNI tak terhindarkan.
Hal ini bukan disebabkan karena jumlah musuh yang banyak, melainkan musuh yang lebih ahli dalam membaca pergerakan anggota militer dan lebih terampil dalam menggunakan senjata.
Peristiwa inilah yang membuat Letkol Slamet Riyadi mencanangkan pembentukan satuan khusus. Satuan inilah yang nantinya akan menjadi ujung tombak tentara nasional demi menuntaskan sasaran di bagaimanapun beratnya medan.
Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi pada pertempuran di Ambon, gagasan ini kemudian dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang.
Sebelum menyandang nama RPKAD, satuan khusus ini diberi nama Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) pada tahun 1953 dan tahun 1952, KKAD diubah nama menjadi Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat yang kemudian kembali berganti nama menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1955.
Selama pasukan khusus tersebut menyandang nama RPKAD, Letnan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo sempat menjabat sebagai pemimpin. Dimana dia merupakan perwira di bawah pelatihan Australia.
Akhirnya pada 26 Oktober 1959 nama RPKAD diubah menjadi Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pangkalan RPKAD dipindahkan ke Cijantung dan SPKAD tetap di Batujajar. Dalam kurun 1962-1966, nama resimen ini disingkat Menparkoad.
Di tahun 1965, nama RPKAD mencuat dalam operasi menghadapi G30S dan sukses memadamkan aksi kontra revolusioner tersebut dalam waktu singkat.
Pada 1966, resimen ini ditingkatkan menjadi Pusat Pasukan Khusus (Puspassus) AD, kemudian berganti nama lagi pada tahun 1971 menjadi Komando Pasukan Sandi Yudha TNI AD. Pusat pendidikannya juga berubah nama menjadi Pusat Sandi Yudha dan Lintas Udara (Pussandha Linud).
Kopassandha berubah menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sejak tahun 1985. Pasukan yang khas dengan baret merah ini memiliki moto Tribuana Chandraca Satya Dharma yang memiliki arti "Berani, Benar, Berhasil".
Peran dari pasukan RPKAD, lalu Kopassus begitu banyak. Dari operasi menghadapi Partai Komunis Indonesia hingga operasi pemberontak lainnya yang menyita banyak perhatian, termasuk peristiwa kelam G30S.
IDRIS BOUFAKAR
Baca : Profil Alex Kawilarang Pendiri Kopassus, Tangan Kanan Letkol Slamet Riyadi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini